Chereads / CinderBella / Chapter 10 - Cinderella Vs CinderBella

Chapter 10 - Cinderella Vs CinderBella

Bella sedang dirias wajahnya dari beberapa pelayan Istana, meski begitu wajah Bella tetap menjadi jelek. Seolah efek sihir Grab tak berlaku lagi untuknya.

"Apa Anda menyukai warna ini, Tuan Putri?" tanya salah seorang pelayan. Bella mengangguk bahagia. Ia tak percaya bahwa hidup di dunia khayalan ini sangat berbanding terbalik dengan kehidupan nyatanya.

***

Seorang gadis bergaun biru berlarian di sepanjang jalur utama Istana. Para pengawal Istana mengejarnya. Siapa dia? Dia terus berlari menuju ruang utama yakni perkumpulan para menteri dan Raja. Di kakinya terdapat sepasang sepatu kaca yang bening hingga membuat bias cahaya berwarna biru jika ada cahaya yang menabrak sepatu itu.

Gadis itu mendobrak pintu yang ada di hadapannya dan menatap penuh keterkejutan pada para menteri dan Raja.

"Akulah Cinderella yang asli!!" tegasnya dengan napas ngos-ngosan. Namun, para pengawal segera menariknya keluar dari ruangan itu.

"Aku!! Akulah Cinderella yang asli!!" teriaknya menyingsingkan gaunnya dan membuat semua orang melihat sepatu kaca yang ia kenakan.

"Berhenti!" tegas Raja yang menyadari bahwa gadis itu memang Cinderella yang asli. "Lepaskan dia!" perintah Raja dan pengawal menurutinya.

"Pertemukan aku dengan Pangeran!" tegas Cinderella dengan napasnya yang masih tersengal-sengal. Raja membawanya dan terus memerhatikan langkah kaki sepatu kaca yang Cinderella kenakan.

"Apa kau tahu bahwa ada seorang gadis yang berusaha mengambil posisimu?" tanya Raja. Segera gadis itu menyemburkan serbuk sihir di wajah Raja agar ia melupakan hal itu. Ya, gadis itu adalah Cinderella yang dikirimkan oleh Dirroth untuk menggantikan posisi Bella saat ini.

***

Pangeran, Bella dan Cinderella sedang berunding di ruang rias. Bella tak percaya bahwa ini semua akan terjadi. Pangeran sudah mengetahui ini melalui surat yang dikirim oleh penyihir kala itu. Ia terpaksa mengusir Bella dan membiarkan Cinderella mengembalikan semuanya menjadi normal. Peti ajaib tempat mereka masuk, kini telah menjadi peti biasa karena dunia dongeng telah kembali seperti semula.

Cinderella menaburi serbuk sihir pada tubuh Bella dan membuatnya berteleportasi ke rumah Dirroth. Yusuf yang menyadari kehadiran Bella pertama kali langsung ingin muntah. Begitu juga yang lainnya.

"Sihir apa yang kau gunakan? Ini melebihi kekuatan sihir yang aku miliki!" jerit Dirroth menutup mulutnya. Bella hanya mengagruk kepalanya tak mengerti.

***

Dirroth telah menjelaskan semuanya pada Bella juga termasuk kedatangan Aren dan kawan-kawannya yang lain. Meski begitu perasaan tak nyaman terhadap Indra masih menyelimuti dadanya.

"Lalu apa kami bisa kembali sekarang?" tanya Bella.

"Pintu masuk kalian yang berada di Negeri Lamunan sudah tertutup untuk selamanya, karena negeri itu telah berjalan sesuai cerita dan kisahnya," jelas Dirroth.

"Apa ada negeri kacau lainnya agar kami bisa kembali?" gerutu Bella.

"Negeri Swan. Kalian bisa kembali dengan Bola Energi Bulan yang bisa mengembalikan negeri ini menjadi seperti semula dan membuka gerbang untuk kalian kembali!" jerit Dirroth.

"Apa kami harus mengambil bola itu?!" bantah Bella sambil menggaruk kepalanya yang sudah gatal sedari tadi. Ya, dia kembali menjadi berkutu.

"Kalian harus membuatnya!"

"Apa?! Membuatnya? Kau kira kami ini Tinkerbell si peri pengrajin?" bantah Bella lagi.

"Kalian akan membuatnya dengan energi-energi yang harus kalian kumpulkan. Itu tidak banyak hanya 3 bola," ucap Dirroth.

"Di mana kami akan mendapatkan energi itu?! Jalan keluar dari hutan ini saja kami tak tahu!" bantah Bella.

"Pergilah ke Smarang dan temui Warak Ngendog. Ini akan menjadi energi pertama yang harus kalian kumpulkan. Kalian bisa kembali jika kalian sudah mendapatkan energi itu. Quren akan menunjukkan jalan untuk kalian menuju ke sana, tetapi ia tidak bisa memasuki kawasan itu karena ada pengaruh sihir di tubuhnya. Sisi suci Warak Ngendog bisa mencium aroma sihir," ucap Dirroth.

"Apa yang akan kami lakukan di sana?" tanya Bella.

"Katakan bahwa kalian membutuhkan sebotol energi dari Warak Ngendog," ucap Dirroth lagi.

"Apa ada yang bisa membunuh kami di sana?" tanya Yusuf.

"Siapa pun bisa membunuh kalian di mana dan kapan saja. Berhati-hatilah," jelas Dirroth membuat Yusuf melunakkan semua tulangnya.

Sebelum mereka pergi, Dirroth telah mengusapkan wajah mereka menggunakan ramuan sihir agar aroma mereka tak disadari oleh para penyihir. "Kalian harus membasuh wajah di Sungai Swan sebelum masuk ke Smarang. Akan sangat bahaya jika aroma sihir tercium oleh Warak Ngendog," ucap Dirroth.

***

Mereka memulai perjalanan dengan menyusuri arus Sungai Swan. Ya, Kota Smarang adalah tempat yang dilindungi oleh Warak Ngendog dengan segala kesuciannya. Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam dengan berjalan kaki, akhirnya mereka sampai di depan gerbang Kota Smarang. Seperti perintah Dirroth, mereka membasuh wajah di sungai perbatasan itu.

Bella, Aren, Yusuf dan Indra mulai masuk melalui gerbang itu, sementara Quren akan kembali ke rumah kakeknya.

Hal pertama yang mereka lihat ialah makhluk Satyr yakni manusia setengah kambing. Tubuh mereka menyerupai manusia, tetapi mereka berdiri menggunakan kedua kaki kambing. Setiap Satyr di sana memiliki alat musik tiup dengan berbagai macam bentuk.

Juga terdapat anak-anak Satyr yang berlarian sambil melompat-lompat seperti kambing sambil tertawa. Aren bergidik ngeri melihat mereka semua. Lain dengan Bella dan Indra yang mencoba bermain bersama mereka.

"Arghhh!!" jerit anak-anak itu terkejut melihat kaki Bella dan kawan-kawannya. Mereka berlarian menghampiri orang tua mereka karena ketakutan.

"He, ada apa?" tanya Bella tak mengerti.

"Ada makhluk aneh dengan kaki yang cacat!" jerit salah satu anak Satyr itu pada orang tuanya. Mereka tidak tahu bahwa Aren lebih takut dan merasa aneh dengan mereka semua.

Seorang Satyr menghampiri mereka. "Apa yang membawa kalian datang ke sini?" tanyanya.

"Kami ingin bertemu dengan Warak Ngendog," ucap Indra.

"Untuk apa?" tanyanya lagi.

"Kami membutuhkan energi bulan darinya," jawab Bella.

"Kalian harus berpuasa untuk bertemu dengannya. Dia akan mendatangi orang-orang yang berpuasa," jelas Satyr itu.

"Puasa macam apa yang harus kami lakukan?" tanya Yusuf.

"Menahan amarah dari Ketua Satyr di sini," jawabnya.

"Bawa kami menemuinya," ucap Bella penuh keyakinan.

Mereka pun pergi bersama menuju pondok jerami yang berada di tengah kota tersebut.

"Hanya boleh masuk satu orang. Kalian bisa masuk dengan cara bergantian. Jika kalian gagal di percobaan pertama, kalian harus kembali ke tempat asal kalian karena Satyr tidak menemui wajah yang sama. Jika kalian gagal, itu tandanya kalian gagal selamanya," ucapnya memperingatkan mereka semua dan pergi begitu saja.

"Gagal selamanya? Memangnya sekuat apa makhluk ini?" gerutu Yusuf.

"Aku akan mencobanya!" tegas Aren agar semua ini segera terselesaikan. Bella, Yusuf dan Indra mendukungnya.

Aren masuk untuk menjadi yang pertama. Baru saja ia masuk beberapa langkah dia sudah dikejutkan oleh penampakan makhluk setengah kambing yang menyeramkan dengan senyum menyeringai ke arahnya.

Aren jatuh pingsan pada percobaannya. 

Tunggu dulu, jika Aren terkejut dan jatuh pingsan karena sosok Satyr. Bagaimana dengan Bella yang dikirimi arwah untuk memata-matainya? Apa yang terjadi pada arwah itu? Kenapa dia tidak ikut berteleportasi saat Bella berpindah tempat dari Istana ke rumah Dirroth?

***

Sebelum kedatangan Cinderella yang asli ke Istana, para arwah itu menyusup ke segala titik Istana mencari Bella. Sampai akhirnya mereka menemukan gadis itu tetapi satu-persatu dari mereka terpental jauh akibat aroma busuk yang Bella miliki melebihi dari aroma sebuah bangkai.