Chereads / Mafia : The Mafia Boss / Chapter 29 - [MTMB : 29]

Chapter 29 - [MTMB : 29]

Haejin tengah duduk di depan pintu rawat sambil bermain game di ponselnya ketika dokter Kai bersama seorang suster datang. Dia langsung berdiri dan bersikap santai, seolah sudah tahu dokter Kai akan berkunjung ke kamar Juna siang ini.

"Selamat siang, Tuan Haejin. Saya akan menyuntikkan obat pereda mual untuk Tuan Juna," sapa dokter Kai ramah.

"Selamat siang, dokter. Tapi hyungku sedang tidur, dia begadang semalaman. Bagaimana kalau Anda kembali lagi nanti?" anjur Haejin sambil tersenyum lebar.

"Tadi Tuan Juna bilang, beliau minta segera disuntikan obat pereda mual?" tanya dokter Kai bingung.

"Hyung bilang begitu?" Haejin mendongakan kepalanya seolah sedang berpikir, "Ohhh.. itu pasti sebelum dia tidur, tadi hyung bilang dia akan istirahat sebentar,"

"Oh begitu ya. Baiklah, kami akan kembali nanti sore. Selamat siang, Tuan Haejin."

Dokter Kai dan suster berbalik lalu meninggalkan Haejin yang masih tersenyum penuh arti di belakangnya. Setelah punggung kedua orang itu menjauh, Haejin menghela napas lega sambil mengusap-usap dadanya.

"Bagaimana? Dokter Kai percaya?" suara Jaehwa terdengar di dalam earpiece yang Haejin pakai.

"Sudah pasti percaya, jangan meragukan Lee Haejin," jawab Haejin bangga.

"Apa yang dikatakan dokter Kai?"

"Mereka akan kembali nanti sore. Di mana Juna hyung? Jangan sampai dia kembali saat dokter Kai datang,"

"Dia akan tiba sebentar lagi. Kau perhatikan saja di sekitarmu, mungkin ada orang yang mencurigakan,"

"Oke baiklah. Jangan lupa jaket bomberku,"

"Aigoo! Tidak bisakah kau bicarakan itu setelah aku sampai di rumah sakit?"

"Tidak bisa. Kau sering lupa, Tuan Na. Aku tidak mau kau lupa lagi,"

"Iya-iya, nanti kubawakan kesana. Dasar bocah ini!"

Haejin tersenyum penuh kemenangan mendengar Jaehwa mengomel di tempatnya yang entah sedang berada di mana, yang jelas, dia sedang mengurusi satu hal penting.

"Haejin,"

Suara familiar itu membuat Haejin refleks menoleh dan mendapati Baekhyeon sedang menuju ke arahnya. Laki-laki tampan merempet cantik itu terburu-buru melangkahkan kakinya agar segera sampai di tempat Haejin berdiri.

"Siapa itu?" tanya Jaehwa penasaran.

"Paman Baekhyeon di sini."

"Akan kukabari Juna."

Suara Jaehwa menghilang dari earpiece, tepat setelah Baekhyeon menghentikan kakinya di depan Haejin.

"Apa kabar Paman?" basa-basi Haejin, padahal dia sedang bingung akan memberi alasan apa lagi.

"Baik, tumben sekali kau tanya kabarku? Ada apa ini, Nak?" Baekhyeon menatap curiga.

"Tidak ada apa-apa, aku lihat Paman sangat pucat, apa Paman sakit?"

Garis kening Baekhyeon mengernyit,

"Aku tidak pucat. Kau sedang mempermainkanku, huh?"

"Tidak, aku serius. Atau paman belum makan siang? Ayo kita ke kantin, mereka masak sup iga hari ini."

"Aku ingin bertemu Juna, dia di dalam 'kan?"

"Hyung sedang tidur, mungkin sebentar lagi bangun. Aku disuruh berjaga di sini, mungkin saja Hyung membutuhkanku saat dia bangun nanti." ucap Haejin asal-asalan

"Ya sudah, aku akan menjenguk Minhyuk dan Jiyoung dulu. Di mana kamar mereka?"

"Ayo aku antarkan, Paman." ajak Haejin yang akhirnya bisa bernapas lega.

••••

Sementara di sisi yang lain, sosok yang selalu mengintai itu sedang melihat ke arah Haejin dan Baekhyeon.

"Oh, di sini kalian menyembunyikan Lee Juna," Bibirnya menyeringai melihat mangsanya berada di tempat yang sudah dia perkirakan sebelumya.

Sungguh sesuatu yang disayangkan bagi Tae Gu jika dia melepaskan mangsa yang hampir terbunuh di tangannya. Dia selalu penasaran, bagaimana proses kematian setiap orang, itu sebabnya dia menjadikan dirinya pembunuh bayaran.

"Terimakasih sudah mempermudah pencarianku." Tae Gu menutup kalimatnya dengan seringai lagi.

••••

"Jiyoung, kau sedang sibuk?" Haejin melongokan kepalanya ke dalam kamar rawat Jiyoung.

Si penghuni kamar tengah sibuk membaca komik yang dia titip pada Jaehwa tadi, sebelum laki-laki itu pergi mengurusi urusannya.

"Ah, Hyung! Tidak, aku hanya membaca komik. Ada apa?"

"Ada yang ingin bertemu denganmu." kata Haejin seraya menutup pintu.

Jiyoung tercenung. "Lelucon aneh lagi," ucapnya kemudian menggeleng-gelengkan kepala heran.

Beberapa menit kemudian, pintu dibuka lagi, kali ini Baekhyeon yang masuk dengan wajah sumringah.

"Jiyoung, bagaimana kabarmu?"

"Paman Baekhyeon!" Jiyoung beringsut turun, tapi Baekhyeon langsung menahannya.

"Tidak usah turun."

"Paman kapan sampai di Seoul?" tanya Jiyoung kesenangan.

"Tadi pagi, tapi aku harus hadiri pertemuan penting dengan pemilik God Dragon dulu sebelum ke sini. Kau sudah mendingan?"

"Sudah Paman, tapi mereka belum mengizinkanku pulang," rengek Jiyoung mengadu.

"Tidak apa-apa, ikuti saja saran Dokter,"

"Paman sudah bertemu Juna hyung dan Minhyuk hyung?

"Belum. Mereka sedang tidur, akan kutemui nanti sore," Baekhyeon menatap mata Jiyoung beberapa detik, "Tadi aku menelpon Chen dan Mirae, tapi tidak ada yang menjawab teleponku. Mereka ke sini tadi?"

"Tidak. Tapi, semalam mereka di sini. Mungkin hari ini Bibi dan Paman sedang mengurusi pekerjaan mereka,"

"Padahal ada yang ingin aku sampaikan pada mereka, tapi ya sudahlah, nanti saja. Kau sudah makan siang?"

Jiyoung menggeleng antusias, "Aku tidak selera makan. Tanganku sangat sakit, Paman." Jiyoung mengangkat tangannya yang diperban ke hadapan Baekhyeon.

"Haiss, kenapa ini? Apa karena kecelakaan, huh?" tanya Baekhyeon seraya memegang pelan tangan Jiyoung.

"Tidak. Ini karena aku salah memegang besi di rumah Bibi Mirae sebulan lalu, tapi lukanya terbuka lagi karena kecelakaan itu,"

"Aigo! Anak ini, sampai kapan kau akan terus ceroboh, Nak."

"Tapi percayalah, Paman. Aku berhasil membantu Minhyuk hyung mengambil chip yang ditanamkan di gedung Cerberus Group, aku menghajar mereka semua dengan tangan ini," ucap Jiyoung.

"Chip apa? Apa itu chip peretasan yang direncanakan Juna?"

Jiyoung memberi anggukan benar, "Sekarang chip itu sudah disimpan Juna hyung."

Baekhyeon mengangguk paham, dia pasti akan menanyakan itu pada Juna nanti setelah keponakannya itu bangun tidur. Ya, setidaknya itulah yang Haejin katakan tadi, walaupun itu hanya tipu dayanya saja.

"Juna tidak memberitahuku tentang chip itu sama sekali. Apa mungkin dia menungguku datang ke Seoul?" tanya Baekhyeon menebak-nebak.

"Mungkin saja, karena Juna Hyung juga pernah bilang akan bekerja sama untuk hotel baru Paman di Beijing,"

"Ada sesuatu yang lebih penting, yaitu tentang penyelidikan kalian,"

"Maksud Paman?" tanya Jiyoung dengan air muka tidak mengerti sama sekali.

"Aku tau bagaimana cara membantu penyelidikan kalian selama ini," ucap Baekhyeon sambil memasang senyuman miring yang jelas lebih terlihat seperti seringai, "Aku punya teman bisnis di casino milikku yang ada di Hongkong, dia pemilik casino terbesar di Beijing saat ini,"

"Tuan Jung Hyun dari God Dragon?" tangan Jiyoung menutup mulutnya yang menganga tidak percaya.

"Yap! Tadi aku akan memberitahu ini pada Haejin, tapi keliatannya dia sedang sibuk berjaga di depan kamar Juna. Jadi, aku tidak bisa memberitahunya di area publik terbuka seperti itu,"

"Haejin hyung berjaga? untuk apa?"

Baekhyeon mengendikan bahu, "Dia cuma bilang Juna menyuruhnya berjaga, mungkin supaya tidak ada yang masuk dan mengganggu Juna tidur,"

"Oh begitu."

Jiyoung tentu tidak mudah percaya kalau cuma itu alasannya, dia sudah mencium adanya bau kebohongan dari Haejin yang sudah sangat dia kenal.

𝘗𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘰𝘭𝘰𝘴, 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘰𝘩𝘰𝘯𝘨𝘪 𝘏𝘢𝘦𝘫𝘪𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 - batin Jiyoung sambil mengulum senyuman.