Chereads / Twelve XII / Chapter 5 - Ruangan laboratorium

Chapter 5 - Ruangan laboratorium

Derbvaro dan Guezel berbagi tugas saat waktu istirahat telah tiba. Derbvaro ditugaskan untuk menjaga laboratorium sedangkan Guezel bagian jaga perpustakaan. Ruangan laboratorium beru saja selesai digunakan oleh salah satu kelas yang melakukan beberapa tugas. Sekarang, laboratorium sudah sepi kembali, Derbvaro harus mengecek segala peralatan yang sudah diberi nomor pada masing-masing benda. Derbvaro harus mengecek satu-persatu dari segala benda dan perlahan yang ada di laboratorium namun menggunakan alat yang telah tersedia sehingga dia tidak begitu diberatkan dengan tugas ini.

Ada beberapa peralatan yang masih tergeletak sembarangan di atas meja, penggunanya tidak mengembalikan peralatan mereka ke tempat semula. Selesai dengan ruangan praktik, Derbvaro pun masuk ke dalam ruangan bahan kimia yang menjadi ruangan rawan, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam ruangan ini. Derbvaro sudah terbiasa dengan segala hal yang ada, jadi dia bisa diberikan kepercayaan untuk menjaga semua yang ada.

Ada satu ruangan yang belum pernah Derbvaro masuki, yakni tempat yang hanya khusus untuk Mr. Eyudru saja.

Derbvaro menatap lekat gawai pintu dari ruangan Mr. Eyudru. Rasa penasaran seketika menggelitik hati kecilnya. Sebenarnya Mr. Eyudru tidak pernah mengumumkan tentang ketidak bolehkan memasuki ruangannya, tapi semua murid tiada ada yang pernah dan berani masuk ke ruangan satu ini.

Gawai pintu terputar, tangan Derbvaro sudah magang pada gawai pintu yang tepat di hadapannya.

Ceklek...

Pintu terbuka. Ruangan gelap tanpa cahaya. Derbvaro merogoh ponsel dari dalam saku bajunya lalu menyalakan flash pada ponselnya. Derbvaro berusaha untuk mencari tombol untuk menghidupkan lampu dalam ruangan ini, namun dia tidak menemukannya. Derbvaro menyorotkan flash ponselnya pada bagian plafon dan mencari lampu yang bergantung di atas kepalanya. Diperhatikannya, dan dia tahu jikalau lampu yang ada di dalam ruangan ini ternyata diaktifkan menggunakan bluetooth atau google. Derbvado mencoba menerka kode yang bisa mengaktifkan lampunya.

"Emmm, kira-kira apa ya?" pikirnya.

Berulang kali Derbvaro berusaha menyebutkan apa yang berkaitan dengan Mr. Eyudru namun tetap gagal, kode salah.

Derbvaro akhirnya menyerah dengan lampu, dia pun memutuskan untuk melihat isi ruangan dengan cahaya flash ponselnya saja. Derbvaro mengitarkan garis lurus cahaya flash pada setiap dinding dan bagian yang baginya menarik. Buku-buku tersusun rapi, ada yang tersusun rapi di atas meja dan ada pula yang tersusun pada rak buku. Derbvaro melihat-lihat buku yang ada, bukunya sangat beragam dan mayoritas pastilah buku tentang pengetahuan alam serta bahan-bahan kimia serta optik.

Asyik melihat-lihat buku, akhirnya Derbvaro terhenti pada satu buku yang tersusun di bagian paling atas yang ada di atas meja.

"Bukannya ini buku yang aku cari?"gumamnya lalu membuka buku itu. "Bener! Ini buku dunia magic yang sudah tidak dapat didapatkan cetakannya lagi. Gila! Dari mana Mr dapatkan yang ini?" Derbvaro geleng-geleng kepala.

Karna keseringan membaca buku bergenre fantasi, terlebih yang diangkat dari cerita fiksi tentang dunia magic selalu berhasil menghipnotis Derbvaro. Sudah sangat lama Derbvaro mencari buku cetakan versi yang satu ini, buku yang penuh dengan misteri, cetakan dari tahun yang sudah sangat lama dan langsung dari tangan penulisnya yang mana orang tidak pernah tahu siapa penulis dari buku yang satu ini. Buku yang telah berusia ribuan tahun lamanya.

"Tunggu! Ini apaan?" ucapnya mengerenyitkan dahi. Tangan kirinya masih sibuk memegang ponselnya yang menjadi sumber cahaya.

Sebuah tulisan tangan di bagian dengan buku itu berusaha Derbvaro eja, tulisan dalam bentuk angka romawi. "Xll"

"Maksudnya?" gerutu Derbvaro.

"Dua belas?" Derbvaro masih berusaha berpikir.

"Twelve," ucapnya lagi.

"Twelve. Hallo Mr. Eyudru, selamat siang! Semoga harimu menyenangkan." Suara dari sistem google yang aktif secara otomatis saat kode yang telah ditentukan pemiliknya disebutkan.

Derbvaro terenyuh, dia menatap pada lampu yang telah menyala, komputer juga langsung aktif dan melampirkan segala hal tentang dunia.

"Wow, amazing!" Derbvaro terkagum saat melihat seluruh isi dari ruangan yang telah lama membuatnya penasaran setengah mati.

Tidak diduga olehnya jikalau ruangan ini ternyata amatlah indah jika telah nampak segala isinya di bawah terangnya cahaya.

"Oh, jadi kodenya twelve!"

"Hai Mr. Eyudru yang jenius, apa yang anda butuhkan?" Sistem google kembali berbicara.

"Berikan aku informasi mengenai buku rahasia dunia magic legendaris!" ucap Derbvaro.

"Buku rahasia dunia magic adalah buku yang hanya ada dua di seluruh dunia. Buku legendaris yang telah berusia ribuan tahun lamanya, tidak ada yang tahu pasti kapan dan siapa yang telah menyusun buku tersebut. Buku ini mempunyai pasangan. Konon katanya, jika seseorang berhasil menemukan pasangan dari buku legendaris ini, maka dia akan mempunyai kekutan supranatural, magic yang sangat kuat yang tidak terkalahkan."

"Apa? Jadi, buku ini punya pasangan? Wah, aku ketinggalan informasi."

Derbvaro tak henti-hentinya memandangi buku magic yang telah lama dicarinya, dia berpikir ingin membacanya karna rasa penasarannya pada buku yang satu ini sangatlah besar. "Kalau aku pinjam buat beberapa hari boleh ga ya?" gerutunya. Buku magic ini mempunyai halaman yang cukup tebal, tidak akan bisa menghabiskan bacaannya hanya dalam satu dua hari. Perlu minimal tiga hari untuk menyelesaikannya sampai halaman terakhir.

"Ahhh. Pasti bolehlah kan ya. Nanti pas Mr. Eyudru pulang dari penelitiannya, baru aku bilang."

Akhirnya Derbvaro membulatkan tekadnya. Rasa penasarannya mengalahkan rasa yang lainnya. Buku ini hanya ada dua di dunia dan tidak akan mungkin Derbvaro mendapatkan kesempatan emas seperti ini di lain waktu. Derbvaro memasukkan membawa buku tersebut, dimasukkannya ke dalam almameternya agar tidak terlihat oleh orang lain. Bergegas Derbvaro keluar dari ruangan Mr. Eyudru membawa bukunya, tidak lupa juga dia untuk mengembalikan sistem google pada ruangan itu ke sistem awal.

Sesampainya di kelas, Derbvaro langsung saja memasukkan buku tersebut ke dalam tasnya. Seketika dia merasa lega karna telah membawa buku impiannya tanpa diketahui oleh siapa pun.

"Der, baru dafi laboratorium?" tanya Guezel dari kursinya yang berada di belakang Derbvaro.

Tanpa membalikkan badannya, Derbvaro menjawab Guezel dengan datarnya. "Iya."

"Oh." Guezel membulatkan mulutnya.

***

Sesampainya di rumah, Derbvaro langsung saja menuju kamarnya dan mengeluarkan buku yang telah dia ambil dari ruangan Mr. Eyudru, Derbvaro sudah tidak sabar lagi ingin membaca buku tersebut. Kesempatan terbesar yang tidak pernah terpikir oleh pikirannya jika dia sudah memegang buku legendaris ini.

"Derbvaro!" panggilan dari lurah kamarnya.

Derbvaro dengan terpaksa menutup kembali buku tersebut, membuka pintu kamarnya.

"Iya, Ma. Kenapa?"

"Derbvaro, Mama mau ke pantai. Kamu mau ikut?"

"Enggak, Ma. Mama saja, Derbvaro mau belajar," tolak Derbvaro.

"Baiklah, belajar yang rajin ya, Sayang. Kalau gitu Mama berangkat."

"Iya, Ma."

Ibunya Derbvaro beranjak pergi dari depan kamar Derbvaro, Derbvaro kembali menutup pintu kamarnya lalu melanjutkan bacaannya lagi.

"Emang keren nih buku," gerutunya setelah membaca satu lembar dari halaman buku tersebut.

Derbvaro menggigit bibir bawahnya, sembari memikirkan setiap rangkaian kata yang telah dibacanya itu. Setiap susunan kata yang ada padanya mempunyai makna yang terkandung di dalamnya. Derbvaro harus meresap dan mengamati tiap kata yang telah dibacanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan bacaannya ke halaman berikutnya.

Pada halaman pertama ini, Derbvaro disuguhkan dengan sejarah magic, penemuan dunia sihir yang tidak dia dapatkan di buku-buku yang telah banyak dia baca. Penjelasannya teramat rinci yang membuat Derbvaro semakin tertarik dengan buku yang dibacanya saat ini.