Marsha segera menutup tubuhnya dengan selimut karena Danish sempat menyibakkan ya hampir merosot ke lantai. Erangan demi erangan terdengar dalam kamar yang tiba-tiba sudah menjadi kacau karena ulah Danish sudah tidak sabaran lagi melanjutkan perintah Nenek yang berikutnya.
Tubuh Marsha sampai gemetaran saat mulut Danish tidak mau berhenti menggigit titik lemah pada tubuhnya kesenangan demi kesenangan yang diciptakan Danish berhenti karena dering ponselnya.
''Danish hentikan aduh geli, ada yang menghubungimu?!" pekik Marsha sambil menghentikan mulut Danish yang masih betah menyusu seperti bayi.
"Siapa yang mengganggu kesenanganku?" decaknya penuh kekesalan.
''Sabar, angkat dulu ponselmu siapa tahu penting?" ucap Marsha lalu dia menarik selimut sampai ke leher.
Danish terpaksa turun dari tempat tidur menuju meja sofa jaraknya cukup jauh dari tempat dia berada. Alis Danish mengerut melihat nama yang tertera di layar ponselnya tidak selain adalah sekretaris Tevan.
