Danish sementara itu menikmati bibir merah alami Marsha namun dia langsung menghentikan aksinya karena melihat Marsha sulit bernapas mengimbanginya.
''Kau tadi menikmatinya sayang tapi kau masih saja kaku,'' ucap Danish sambil mengusap bibir Marsha yang belepotan karena ulahnya.
Wajah Marsha merah merona memang kenyataan dia tadi menikmati penyatuan singkat itu. Danish tertawa kecil melihat wajah Marsha yang terlihat lucu baginya jika dia terus menggodanya.
"Ayo kita bersiap-siap, kau tidak mau pulang?" kekeh Danish.
''Baik, sebentar aku siap-siap dulu,'' ucap Marsha.
''Apa yang mau kau siapkan? Kita aja datang ke sini tidak bawa apa-apa?" tanya Danish heran.
''Apa aku bisa membawa ini ke tanah air?" tanya Marsha sambil menunjukkan lukisan yang dia beli kemarin di kota.
"Kau suka lukisan jelek itu? Aku bisa membelimu lukisan lebih mahal dari situ?" balas Danish arogan.
''Bukan hanya aku aja menyukai barang murahan, kau juga memakainya,'' balas Marsha tidak kalah arogan.
