Danish merasa sedikit tenang karena Marsha sudah mulai mempercayainya namun dia dapat merasakan kalau wanita dalam dekapan ya ini masih belum sepenuhnya menyerahkan dirinya kepadanya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam Danish baru keluar dari kamar dengan wajah yang terlihat lebih segar.
Nenek tersenyum lebar melihat kedatangan Danish yang terlihat lebih bugar.
''Di mana menantu, Danish?" tanya nenek heran.
''Tidur nek,'' jawab Danish sambil menuju ruang tengah.
''Kau pasti membuatnya lelah ya Danish?" tanya nenek cemberut.
''Nenek tahu aja,'' kekeh ya.
''Ya itu lebih baik karena kalian agar secepatnya mendapatkan momongan.'' Danish mengangguk mengerti dia sangat berharap Marsha kembali mengandung buah hatinya.
''Nenek baru saja mendapatkan kabar kalau kau dan sekretaris Tevan sedang merencanakan sesuatu kepada orang-orang yang menyakiti Marsha?" tanya nenek penasaran.