Chereads / Chosen Blood / Chapter 8 - Waktunya Berburu

Chapter 8 - Waktunya Berburu

Mata wanita itu menatap ke tempat lain, di sana…, Clay baru saja menaiki bahu vampire yang terakhir, meminting kepala lelaki itu dengan kedua kakinya, Clay menarik tongkat putih seperti tulang itu dan mengangkatnya dengan sangat tinggi…, dan menancapkan benda itu di kepala lelaki yang sudah tidak dapat menghindarinya lagi.

Crasssh…..

Darah hitam itu menyiprat keluar seiring dengan masuknya tongkat dan memecahkan kerangka tengkorak lelaki itu…, cipratan yang membasahi wajah Clay dengan darah hitam yang sangat pekat.

Vampire yang terakhir itu terjatuh ke lantai, terkulai tak berdaya. Clay segera meloncat dari tubuh itu sebelum lelaki tersebut jatuh ke lantai, dan dengan tanpa perasaan bersalah…,ia menekan kepala si vampire dengan sebelah kakinya, sembari menarik tongkat miliknya yang tertancap.

Clay berjalan sambil mengelap noda hitam di wajahnya dengan sebelah tangannya

"Ini tidak enak…, puih…" Clay membuang ludah degan raut wajah yang mengekspresikan kejijikan ketika darah itu terselip ke dalam mulutnya.

"Kita harus segera pergi dari sini, sebelum mereka datang lebih banyak dari sebelumnya" Clay mengingatkan Shine

"Datanglah lebih banyak, aku akan dengan mudah membantainya sekaligus " tanya Shine

"Ingat dirimu tidak sendirian saat ini" Clay menunjuk kepada Rachel

Sementara Rachel terus menutupi kedua matanya…, aku tidak ingin melihatnya, aku tidak terlibat dalam pembunuhan ini, aku hanyalah korban. Aku tidak bersalah…, aku baru saja mengenal mereka. Tidak…,aku tidak termasuk dalam komplotan mereka.

Di tengah ketidakpastian , Rachel berdiri dengan goyah.., ketika ke dua pria tampan itu menghampirinya, menyodorkan tangan kanan mereka secara serempak. Seolah mereka berada di dalam pesta dansa, dan meminta izin kepadanya untuk berdansa bersama

Rachel berjalan mundur beberapa langkah untuk menghindari mereka berdua…

Aku memang meminta pertolongan mereka tapi....

"Ayo kita pergi…" Shine menawarkan diri terlebih dahulu

"Ke mana?" tanya Rachel lebih terdengar seperti rancauan

"Tempat yang jauh lebih aman…, aku tahu kau masih syok dengan pemandangan ini" Shine melanjutkan

"Kau akan terbiasa dari sekarang" Clay menambahkan perkataan Shine, tangannya masih terulur kepada Rachel

"Tunggu…." Rachel berusaha mengulur waktu "Mari kita jelaskan…, aku tidak terlibat dalam pembunuhan ini.. dan lagi.. kalian akan membiarkan mereka tergeletak seperti itu?" Rachel menunjuk dua jasad yang tergeletak di lantai sembari bersimba darah dengan tangan yang gemetar, serta bibirnya yang memucat

"Tidak tidak termasuk dalam pembunuhan, secara mereka bukan makhluk bernafas… walau mereka bergerak" Shine mengaruk wajahnya sekilas, ia bingung menjelaskan mereka yang tidak bernafas sebagai makhluk atau bukan

"Mereka akan lenyap sendiri setelah satu jam, hancur menjadi debu" Clay langsung menarik tangan Rachel dan menarik tubuh wanita itu ketubuhnya…

"Mereka datang… , kita harus pergi sekarang" Clay menjelaskan dengan cepat

"Tidak denganmu" Shine menahan pundak Clay

"Kenapa?" Tanya Clay kesal

Dari kejauhan terlihat beberapa orang yang meloncat-loncat di antara gedung dengan cepat, mereka semakin mendekat

Mata Rachel melotot besar ketika dua lelaki tampan itu saling menatap dalam satu sama lain, bukan cemburu atau iri, tapi….., nyawanya sekarang terancam. Jika situasi tidak seperti ini, ia mungkin akan ikut bergabung dalam tatapan memabukan di antara mereka berdua.

" Anu…" Rachle menepuk pundak Clay.., sambil menunjuk apa yang mulai mendekat kepada mereka. Tepukannya semakin kuat dan cepat ketika makhluk itu semakin dekat.

Ia bahkan tidak dapat mengatakan apa yang ada di pikirannya saat ini, lari… Cepat lari…., mulutnya menganga sangat lebar, semetara dua lelaki itu masih saling mengotot satu sama lain. Rachel berkali-kali memutar kepalanya menghadap mereka berdua dan makhluk yang melompat ke arah mereka

"Aku tidak peduli siapa yang membawaku saat ini…, kalian bisa melanjutkannya nanti saja ? " Tanya Rachel

Shine menatap makhluk dahaga itu semakin dekat.., ia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawa wanita itu kepada sesama makhluk dahaga, bisa saja ketika ia lengah… Clay akan kehilangan control atas dirinya.

Dengan sebelah tangannya, Shine menarik tangan Rachel, dan menggendongnya dengan satu putaran badan, kearah punggungnya..

"Huwa…" Kaget Rachel, ketika rasa dingin menyentuh tangannya, teriakannya tertahan seketika tubuhnya ikut melayang ringan dan mendarat di punggung sang pendeta.

Rachel mengangkat ke dua tangannya tinggi dengan mata melotot, ia tidak mungkin dapat menyentuh tubuh suci seorang pendeta…, berada di atas tubuhnya saja sudah berasa seperti dosa untuknya, terutama dia harus memeluk tubuh itu dari belakang … dan.. dan….bagaimana kalau bagian depannya tersentuh di tubuh pendeta itu?

"Kau yakin tidak ingin berpengangan ? aku tidak tanggung jawab jika kau terjatuh" Tanya Shine

Sementara Clay sudah berancang di belakang mereka berdua, ia mengeluarkan kembali tongkat putihnya…, bukan berarti ia tidak bisa bertarung dengan tangan kosong, hanya saja ini lebih menghemat waktu, tongkat putih itu terbuat dari tulang tengah beruang pemburu Vampire, mengakibatkan luka yang tidak akan tertutup kembali untuk para Vampire.

Rachel mengelengkan kepalanya sekali lagi "Dosa…, Kau telah membuatku berdosa…, aku bukan orang yang taat..,tapi aku tahu batasan. Aku tidak ingin menambah dosa beratku"

"Kau yakin?, lebih berdosa jika aku membuat seorang manusia terbunuh di depan ku" Shine melanjutkan perkataannya..

"Sebaiknya kau bersiap…." Shine mengingatkan kembali

Setelah perkataan itu tiba-tiba saja Rachel merasakan sesuatu yang mengelikan di antara kedua kakinya, sesuatu yang sangat halus, lembut namun mengelitik. Tubuhnya menengang secara refleks, ketika sesuatu itu bergerak-gerak di antara kaki dan pahanya, seperti disentuh oleh sesuatu.

Angin menyapu dirinya dengan sangat kuat…, membuat tubuh Rachel terhentak ke belakang, tiba-tiba saja ia merasakan kecepatan itu bertambah, Rachel bersusah payah hanya bertahan kepada ke dua kakinya yang menjepit tubuh Shine, ia berusaha membuka matanya yang tertepa angin…

Aku tidak bisa bertahan lagi!!!! Kakinya sudah tidak kuat untuk menahan tubuhnya, perlahan ia meraba-raba depannya, berharap mendapatkan punggung Shine dan berpegangan dengan pakaian yang dikenakan Shine.., namun ia hanya meraba udara.

Dirinya berusaha menundukan kepala dan menahan angin yang mengarah kepada matanya, dengan sebelah tangan…..

Sosok Shine menghilang di depan matanya…..

Ia berusaha melihat apa yang ia duduki sekarang…, kecepatannya semakin cepat.. hingga Rachel langsung menundukan tubuhnya dan memeluk sosok itu…

Sosok berbulu hitam sangat mengkilat…, begitu lembut yang terus meraba ke dua celah kakinya…, Shine mengubah dirinya menjadi seekor serigala hitam.., melebihi besar dari serigala pada umumnya, ia lebih tinggi dari pada manusia. Berlari dengan sangat cepat tanpa kendala apapun, sesekali ia melompat untuk menghidari kendaraan yang terpakir

Clay duduk di belakang Rachel.. ia duduk dengan santai sambil sebelah tangannya mencengkram bulu-bulu halus dikisaran bokong Shine yang berwujud serigala. Shine menoleh kearah Clay sekilas…

"ERRRRR" geram Shine yang tidak terima atas pelecehan tersebut