Chereads / Pernikahan Itu Indah / Chapter 10 - Menemui Kekasihnya

Chapter 10 - Menemui Kekasihnya

Zoya tertegun tetapi dia tahu bahwa semua yang dikatakan benar-benar dan dia percaya. Meski wanita itu tidak setuju dengan keputusan Bernard tetapi dia juga tidak bisa menolaknya. Dia pun membalikkan tubuh dan ingin meninggalkan tempat tersebut. Bernard tersenyum karena dia telah berhasil mengusir wanita itu. Tetapi tiba-tiba wanita itu menghentikan langkah kakinya. Zoya membalikkan tubuh dan menatap Bernard.

"Baiklah, tapi ijinkan aku tidur di sini malam ini." wanita itu berkata sambil melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar Bernard. Pria yang ada di sana merasa cemas begitu juga dengan jessica yang sedang berada di dalam kamar tersebut. Tetapi Zoya tidak peduli karena dia tidak mengetahui rahasia yang disimpan oleh Bernard yang merupakan kekasihnya. Dengan tubuh lemah dan tanpa semangat, Zoya melangkah masuk kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Dia ingin istirahat karena semalaman dia tidak bisa tidur dengan tenang sebab memikirkan pernikahan yang akan dia jalan nih.

Namun tiba-tiba pandangan Zoya tertuju pada pakaian wanita yang ada di dalam kamar itu. Zoya yang sedang tidur kembali duduk dan memperhatikan pakaian tersebut dengan seksama.

"Apa itu?" pertanyaan muncul dari lisan nya. Pertanyaan yang ditujukan kepada Bernard tetapi pria tersebut juga tak tahu harus menjawab apa. Dia mencoba menyembunyikan beberapa barang agar lolos dari pandangan mata Zoya. Sambil terus mencoba mencari alasan untuk bisa menghindari pertanyaan yang telah diajukan oleh wanita itu.

"Ini? Ini adalah pakaian yang rencananya akan aku berikan kepadamu. Aku mencoba bumi milik dan membeli beberapa model pakaian tetapi aku sudah tahu mana pakaian yang cocok. Karena itu aku mencoba melihatnya sasaran dan aku akan segera memberikan kejutan ini untukmu setelah aku mendapatkan pakaian yang benar-benar sesuai dengan keinginan mu," ucap Bernard. Sesungguhnya ucapan itu sulit untuk dipercaya. Alasannya sangat tidak masuk akal, tetapi kalasan itu sudah muncul dari lisan Bernard alasan yang membuat Zoya menatap dengan penuh rasa curiga.

Sudah bertahun-tahun lamanya mereka berpacaran. Sudah bertahun-tahun lamanya mereka menjalin hubungan tetapi Zoya tidak pernah sekalipun mencurigai Bernard. Tetapi harinya keadaan berbeda karena orang yang paling dipercaya oleh Zoya seakan telah berbohong kepada dirinya.

"Apakah kamu berkata jujur?" Zoya kembali mengajukan pertanyaan kepada Bernard.

"Tentu saja aku berkata jujur. Tidak mungkin aku berbohong kepadamu. Kamu tahu bukan bahwa kamu adalah segalanya bagi diriku. Untuk berpikir menghianati mu saja aku tidak memiliki keberanian." Bernard berusaha meyakinkan Zoya. Dia tidak ingin kepercayaan Zoya kepadanya menjadi rusak itu sama saja dengan bahwa dia menghancurkan hidupnya sendiri. Bernard adalah seorang pria pengangguran yang tidak memiliki uang. Jangankan tabungan, untuk kehidupan sehari-hari saja sulit baginya. Selama bertahun-tahun dia menjadikan Zoya sebagai sumber keuangan nya. Dengan berbagai alasan dia mencoba memeras semua uang yang dimiliki oleh wanita tersebut. Dan cikal wanita itu mengetahui rahasianya maka dia akan kehilangan segalanya bahkan Jessica juga akan meninggalkan dirinya sebab wanita itu berada di sana hanya karena uang yang dimiliki oleh Bernard.

Bernard mendekati wanita tersebut. Dia menyentuh tangan Zoya, dia memulai jurus rayuan nya untuk bisa menaklukkan hati wanita itu.

"Sayang, aku minta maaf jika perbuatanku sudah meresahkan hatimu. Jika aku boleh minta tolong percayalah kepadaku. Aku bahkan percaya saat kamu memutuskan untuk menikah dengan pria lain. Karena aku yakin kamu tidak akan pernah menghianati cinta kita. Aku percaya kepadamu meski kamu harus hidup satu rumah bahkan satu kamar dengan pria lain. Karena aku yakin bahwa yang ada di dalam hatimu hanyalah diriku. Apakah kamu tidak memiliki kepercayaan kepadaku seperti kepercayaan ku kepadamu?" kata-kata itu meluluhkan hati Zoya. Besok sangat pandai bermain kata-kata. Dia sangat tahu kelemahan Zoya, kelemahan itulah yang selalu membuat wanita itu tak berdaya. Zoya selalu berada dalam kekuasaan Bernard. Apapun yang dikatakan oleh bernard dia selalu percaya dan dia selalu menganggap bahwa hanya Bernard yang mengerti perasaan ya.

"Baiklah, aku minta maaf kepadamu!" ucap wanita itu dengan tulus. Mereka berdua pun saling berpelukan. Bernard bahkan melepaskan air mata buaya di hadapan Zoya. Tingkat kelemahan Zoya yang tertinggi adalah air mata Bernard. Wanita itu tidak akan pernah mampu melihat Bernard menangis. Dia kan menyerahkan semua yang iya miliki demi kebahagiaan pria tersebut.

"Maafkan aku, sayang," ucap Zoya yang mencoba menghapus air mata Bernard. Air mata buaya yang berisi kepalsuan dan kebohongan semata tetapi sayang Zoya tidak mengetahui tentang keburukan kekasihnya.

"Sayang, kapan kita akan menikah?" pertanyaan Zoya kembali mengejutkan Bernard. Pria buaya itu mencoba menguasai diri dari emosi yang mulai menghantui nya. Masalah yang satu saja belum kelar ditambah lagi permintaan Zoya yang ingin segera dinikahi. Jika saja Bernard mampu, dia pasti akan menumpahkan kemarahan menjadi hadapan Zoya. Tetapi dengan sekuat tenaga dia mencoba menyembunyikan semua emosi tersebut karena dia tidak ingin semua rencananya hancur hanya karena sebuah emosi yang tidak bisa dikendalikan.

"Sayang, aku akan segera menikahimu. Pertama-tama kamu harus mengambil alih semua kekayaan dan semua kekuasaan ayahmu. Setelah kamu berhasil melakukan semua itu kita akan segera menikah. Aku berjanji kepadamu," jawab Bernard. Zoya tersenyum bahagia, wanita itu mengira bahwa semua yang disampaikan oleh Bernard. Wanita itu berfikir bahwa kata-kata kekasihnya adalah sebuah janji suci yang tidak mengandung kebohongan. Mereka berdua pun kembali berpelukan.

Dibalik tirai jendela seorang wanita sedang berdiri menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Dia sudah sangat lelah berdiri di sana sebab tidak ada tanda-tanda bagi Zoya untuk meninggalkan kamar itu. Jika bukan karena rencana mereka berdua untuk menipu Zoya, wanita itu pasti sudah menunjukkan dirinya. Tetapi dia berusaha menahan semuanya agar Zoya tidak mencurigai Bernard tenaga di Zoya masih bisa menjadi target rencana mereka.

Pada saat Zoya dan Bernard sedang berpelukan, Jessica mencoba memperlihatkan wajahnya kepada Bernard. Dia memberi isyarat agar pria itu segera membawa Zoya pergi dari dalam kamar tersebut dan Bernard meminta Jessica untuk bisa bersabar.

"Ada apa?" Zoya merasakan gerakan yang dilakukan oleh Bernard. Jessica kembali bersembunyi di balik layar sementara Bernard mencoba kembali menenangkan Zoya.

"Sayang, pulanglah! Aku tidak ingin kepergianmu justru membuat suamimu menceraikan dirimu. Aku tidak ingin itu terjadi karena impian kita akan hancur jika dia meninggalkan dirimu." Bernard kembali merayu Zoya agar bersedia pulang ke rumahnya. Akhirnya dengan berat hati wanita itu pun mengikuti keinginan kekasihnya. Dia mulai melangkahkan kaki meninggalkan kamar tersebut lalu meninggalkan rumah. Setelah Zoya keluar dari pintu, tiba-tiba Bernard menutup pintu dengan cepat. Zoya masih ingin mengatakan sesuatu tetapi kekasihnya sudah menghilang dari pandangan mata. Akhirnya diapun pergi begitu saja.