Chereads / Pernikahan Itu Indah / Chapter 15 - Dekapannya

Chapter 15 - Dekapannya

Setelah selesai mengambil beberapa buku mereka pun meninggalkan toko buku. Fahri kembali membawa wanita itu pulang ke rumahnya. Dia meletakkan semua buku buku di atas ranjang pasangan suami istri tersebut sementara Zoya hanya duduk diam di sebelahnya.

"Aku yakin kamu pasti bisa membaca. Hari ini kamu tidak boleh keluar dari rumah. Kamu harus menghabiskan waktumu dengan membaca semua buku ini. Semua itu harus kamu lakukan jika kamu masih ingin mempertahankan rumah tangga kita," ucap Fahri. Zoya tidak terima, dia adalah wanita yang sangat kasar dan juga keras kepala. Dia mengambil semua buku yang ada di atas ranjang kemudian melemparkan nya begitu saja ke arah yang tidak menentu. Wanita itu marah, sampai saat ini tidak ada yang berani memberikan perintah kepadanya bahkan ayahnya sendiri hanya bisa mengikuti semua keinginannya. Tetapi seorang pria yang baru saja dia kenal justru memberikan perintah yang tidak masuk akal kepadanya. Dia pun benar-benar marah. Dia memecahkan semua benda yang ada di dalam kamar. Dia menjatuhkan semua kursi dan juga furniture serta hiasan di dalam kamar tersebut. Kaca kaca berhamburan di lantai. Kemudian wanita itu duduk sambil menangis di sana membiarkan tubuhnya berdarah terkenal pecahan kaca.

Fahri tidak tahu bagaimana dia bisa mengendalikan wanita itu. Wanita yang ada di hadapannya bahkan lebih keras dari apa yang dibayangkan oleh dirinya. Wanita itu bahkan tidak takut dengan semua ancaman yang diberikan oleh Fahri kepada dirinya. Wanita itu hanya bisa menangis di antara genangan darah yang ada di sana.

Fahri mendekati istrinya, meski wanita itu menolak tetapi pria tersebut tidak peduli. Dia menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke atas ranjang. Membersihkan luka di tangan dan kakinya. Sementara wanita itu yang semula memberontak kini akhirnya hanya bisa diam saja. Dia sudah terlalu lelah untuk melakukan perlawanan terhadap suaminya.

Dengan penuh perhatian, Fahri mengambil kotak p3k. Mengambil kapas untuk membersihkan luka yang ada di kedua tangan wanita itu. Membersihkannya dengan menggunakan alkohol kemudian membalutnya dengan sepenuh hati. Pria itu beralih menuju ke dua kaki Zoya. Dia mulai membersihkan kedua kakinya tersebut. Zoya yang merasa lelah memejamkan kedua matanya dan akhirnya diapun tertidur di sana. Setelah selesai membersihkan kedua tangan dan kedua kaki istrinya, pria itu menatap bahwa istrinya sedang tertidur pulas. Seorang wanita sedang berbaring di ranjang. Tatapan Fahri berhenti ketika melihat wajah tersebut. Dalam tidur, Zoya seakan berubah menjadi sosok wanita yang lugu dan juga polos. Semua kelas kepalanya menghilang. Semua kesombongan dan keangkuhan nya pergi. Seakan dia terlahir kembali.

Fahri tersenyum menatap wajah cantik dan putih bersih itu. Dia membayangkan alangkah cantiknya istrinya jika menggunakan hijab seperti wanita-wanita soleha pada umumnya. Tetapi menuju kesana serahkan masih harus melalui perjalanan yang jauh. Fahri sudah berada di sana dan dia sudah menikah wanita itu karena itu dia bertanggung jawab atas semua tingkah laku wanita tersebut.

Pemuda tampan itu menarik selimut lalu menyelimuti tubuh istrinya. Membiarkan istrinya tertidur pulas dibalik selimut yang hangat. Setelah itu dia memanggil pelayan untuk membersihkan kamar mereka tetapi Fahri menyampaikan pesan bahan mereka tak boleh munculkan keributan sayang bisa membangunkan Zoya dari tidurnya.

Pemuda tampan tersebut ikut berbaring di samping istrinya. Hari sudah sangat melelahkan dia pun akhirnya tertidur di sana. Setelah pelayan pergi dan menutup pintu pasangan suami istri itu hanyut di dalam mimpi mereka masing-masing.

Disaat keduanya sedang tertidur lelap tiba-tiba Fahri terbangun dari tidurnya. Dia melihat tubuh istrinya yang terguncang. Fahri menyalahkan lampu kamar itu, dia kembali menatap wanita yang tidur disampingnya. Wajah wanita itu sangat pucat dan keringat tampak bercucuran membasahi wajahnya. Tubuhnya bergerak-gerak seakan dia sedang merasakan ketakutan luar biasa. Fahri mendekati wanita itu mencoba membangunkan nya. Tetapi wanita tersebut bergeming, dia hanya terus gemetar dan ketakutan. Fahri semakin mendekati wanita tersebut kemudian mencoba menenangkan nya tetapi di luar dugaan wanita itu justru mendekati Fahri dan memeluknya. Fahri tidak bisa bergerak, dia hanya diam membiarkan Zoya memeluk tubuhnya. Perlahan dia membalas pelukan itu berharap agar pelukan itu bisa menenangkan istrinya.

Seperti yang diharapkan oleh Fahri, perlahan-lahan tubuh istrinya menjadi tenang dan dia pun kembali tidur di dalam pelukan suaminya. Fahri mengambil sebuah tisu yang terletak di sana kemudian menghapus keringat yang membasahi wajah istrinya.

'Apa yang terjadi kepada wanita ini? Apakah dia mengalami mimpi buruk?' di dalam hati Fahri bertanya kepada dirinya sendiri.

Setelah wanita itu tenang dia kembali tertidur tetapi sepertinya wanita itu enggan melepaskan pelukan dari Fahri. Sudah beberapa kali pemuda tampan itu mencoba melepaskan pelukan Zoya, tetapi sepertinya Zoya masih ingin berada dalam pelukan suaminya. Akhirnya pemuda tampan tersebut membiarkannya begitu saja. Mereka berdua melanjutkan tidurnya dalam pelukan.

Di pagi hari Fahri terbangun lebih dulu, ketika dia ingin bangkit dari tempat tidur dia baru menyadari bahwa seseorang tidur di dalam dekapan nya. Perlahan dia menarik tangan kemudian meninggalkan istrinya. Fahri menyesali diri karena malam ini dia melupakan salat tahajud nya. Aktivitas yang tidak pernah dia tinggalkan selama ini. Tetapi dia tidak bisa bergerak dan dia juga tidak ingin membangunkan istrinya. Akhirnya dia terbangun di pagi hari saat subuh menjelang dan dia pun mulai menunaikan ibadahnya.

Zoya terbangun saat Fahri sedang salat. Wanita itu kembali merasa heran melihat gerakan yang dilakukan oleh suaminya. Karena rasa penasaran dia mengambil ponsel dan mulai mencari informasi melalui internet. Disaat Fahri sedang menunaikan salat wanita itu ikut mempelajari apa itu salat dan bagaimana gerakannya.

Fahri selesai melakukan ibadahnya kemudian dia mendekati istrinya yang sedang duduk sambil memegang ponsel di tangannya.

"Hari ini kamu harus ikut denganku," ucap pria itu tiba-tiba.

"Ha? Ke mana?" tanya Zoya.

"Jangan banyak pertanyaan. Kamu hanya perlu ikut denganku. Segeralah bersiap-siap. Karena setelah sarapan kita akan segera pergi." Fahri melanjutkan kata-katanya dia bahkan tidak memberikan kesempatan kepada istrinya untuk bertanya apa lagi membantah.

Zoya meletakkan ponsel di atas meja dia pun beranjak turun dari atas ranjang. Tetapi wanita itu menghentikan gerakannya saat dia baru menyadari luka yang ada di kedua kakinya. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin sebelum dia mengalami luka tersebut. Wanita itu kemudian memperhatikan kedua tangannya yang juga ikut terluka. Dia mengalihkan pandangan menuju Fahri seseorang pria yang kini sudah menjadi suaminya. Pria itulah yang telah mengobati semua luka di kedua tangan dan kakinya. Hatinya berdesir tiba-tiba. Perasaan aneh masuk ke dalam hatinya. Tetapi dia berusaha mengabaikan nya.