Xiao Jinhan menundukkan kepalanya. Mata cokelatnya yang gelap tertuju pada kukunya yang diwarnai dengan warna merah.
Cengkraman kukunya itu memiliki sedikit kekuatan. Melalui kemeja, Xiao Jinhan bisa langsung merasakan kelembutan telapak tangannya.
Wanita yang berada di meja depan langsung bingung.
Goblin kecil ini sebenarnya mencari kakaknya atau suaminya?
Wanita ini wajahnya sangat tebal!
Wanita yang berada di meja depan hendak melangkah maju untuk menghentikannya, tetapi ketika dia melihat pemandangan di depannya, dia lupa untuk menghentikannya.
Jari merah muda dan cantik Tang Yaoyao dengan lembut melingkar di dadanya. Ada kemalasan yang tak terlukiskan dalam suaranya, "Kamu terlalu tinggi. Kakiku sakit kalau terus berjinjit, apa kamu tidak mau mengajakku duduk?"
Semua orang di Pavillion bambu yang berusia mulai dari usia tujuh belas atau delapan belas tahun hingga tujuh puluh tahun langsung berubah menjadi jerapah dan menyaksikan kejadian ini. Mereka tidak sabar untuk menjadi menguping dan mendengarkan apa yang gadis itu gumamkan. Semakin mereka membayangkannya semakin gerah.
Tang Yaoyao sebenarnya sudah siap jika pria ini mendorongnya menjauh. Siapa sangka, telapak tangan Xiao Jinhan yang lebar diletakkan di pinggangnya. Ketika dia membawanya keluar dari aula, saat dia berjalan angin membawa rasa dingin yang tak terlukiskan.
Tapi Tang Yaoyao bersandar terlalu dekat dengan Xiao Jinhan, aroma musk biru yang samar tercium sampai ke dalam lubang hidungnya, bercampur dengan bau sampo pria. Hal tersebut yang membuat orang lain merasa aroma ini sangat unik.
Setelah itu, Xiao Jinhan mendorong pintu ruangan yang tidak jauh dari sana. Pada saat yang sama, melepaskan tangan yang membungkus pinggangnya.
Jika bukan karena sisa kehangatan telapak tangan yang tersisa di pinggangnya, Tang Yaoyao hampir berpikir kalau Xiao Jinhan telah terbang ke ruangan ini dan pria itu tidak pernah menyentuhnya sama sekali.
Saat mengangkat matanya, Tang Yaoyao bisa merasakan udara yang sejernih angin, bahkan napasnya teratur, tanpa gangguan sedikit pun.
Ah.
Pria ini bisa diajak kerja sama dengan sangat baik.
Tang Yaoyao melepas kacamata hitamnya dan tersenyum, "Terima kasih, kakak Xiao."
Mata rendah Xiao Jinhan menjadi sedikit gelap. Akan tetapi dia tidak menjawab kata-katanya.
"Sejak kapan kamu punya pacar?"
Tiba-tiba, Tang Yaoyao mendengar suara lain, suara yang senyaman teh yang baru diseduh. Ketika suara itu masuk ke dalam hatinya, ada perasaan bergelombang yang tak terlukiskan.
Tang Yaoyao mengikuti suara itu dan melihat Jiang Ci yang terkejut. Akhirnya, Tang Yaoyao melihat pemilik suara itu, napasnya menjadi tegang hanya dengan pandangan sekilas.
Pria itu berusia sekitar dua puluh tujuh atau delapan belas tahun. Dengan kacamata emas mawar dan rambut yang ditata dengan sangat teliti. Wajahnya sebenarnya setara dengan ketampanan Xiao Jinhan, alis panjangnya, tebal dan rata. Selain itu, matanya seperti bintang.
Bibir tipis yang sejuk dan batang hidung yang lurus. Setiap detail cukup untuk membuat wanita tergila-gila.
Bisa dikatakan, pria ini cukup jauh berbeda dengan Xiao Jinhan. Perbedaannya sangat terasa bagaikan anggur manis dan angin dingin.
Pria ini memang sama terlihat dingin. Tapi dia lembut seperti teh yang baru diseduh sehingga terkesan baik tapi unik.
Dia adalah... Fu Xiuchen.
Kakak...
Tang Yaoyao bernapas lebih cepat dan semakin cepat. Lalu dia menatapnya dengan saksama dan bisa merasakan jantungnya yang berdebar kencang.
Mungkin itu adalah perasaan kasih sayang yang keluar dari dirinya. Saat ini, Tang Yaoyao hanya ingin melemparkan dirinya ke dalam pelukan kakaknya dan memanggil kakaknya.
Mata Xiao Jinhan berubah menjadi ekspresi aslinya. Kemudian, dia mengerutkan bibirnya, "Aku tidak tahu."
Fu Xiuchen agak mengernyit karena dia sedikit tidak senang karena matanya terlihat terpaku, lalu dia mendorong kacamatanya.
Tang Yaoyao menyadari kalau mata kakaknya sedikit merah.
Dia dengan cepat menarik kembali pandangannya dan mendapatkan kembali sifat penggodanya. Kemudian dia tersenyum genit, "Halo, apa benar anda tuan Fu, Fu Xiuchen?"
Jiang Ci, "..." Suasana ini... apa gadis kecil ini penggemar Tuan Fu?
Tanpa sadar, Jiang Ci segera menatap Tuan Xiao Keempat.