Tang Yaoyao mengangguk, "Terima kasih."
Hari ini gaya dan penampilannya sangat dingin. Ketika wanita meja depan melihat ini, dia tidak tahu bagaimana cara menggambarkannya. Gadis yang aktif dan melompat kemarin sudah menghilang dan sekarang muncul gadis yang dingin ini. Kesan gadis ini sangat dingin. Dia tidak bisa diganggu sama sekali.
Karena memakai kacamata hitam, jadi wanita di meja depan itu tidak tahu siapa dia. Tapi melihat dari ujung hidungnya yang kecil dan bibirnya yang merah, dia yakin gadis ini pasti sangat cantik.
Saat sedang melamun, dia sampai ke pintu ruangan, "Ini tempatnya."
Kemudian, dia mendorong pintu ruangan.
Tang Yaoyao mengangkat matanya dan tercengang ketika Tang Yaoyao melihat Xiao Jinhan yang duduk sedikit longgar di kursi tetapi dia tidak bisa mengatakan betapa berbahaya tatapannya!
Bagaimana dengan kakaknya? Kenapa malah Xiao Jinhan yang berada di sini?
Namun, karena sudah datang ke sini, Tang Yaoyao hanya bisa masuk dengan patuh.
Dia duduk di seberangnya, menyilangkan kakinya, bersandar di kursi bambu, dan memandangnya dengan cermat.
Jiang Ci yang berada di samping menatap Tang Yaoyao. Sementara, jantungnya pun berdetak kencang.
Tang Yaoyao merangsang Jiang Ci dengan apa? Kenapa hari ini dia membuat orang merasa dingin dan seperti ingin membunuh? Napas berat Jiang Ci langsung terdengar.
Bibir merah Tang Yaoyao bergerak sedikit. Kemudian dia membuka mulutnya terlebih dahulu, "Di mana Kakak Chen?"
"Dia yang memintaku datang ke sini." Mata cokelat Xiao Jinhan yang dalam sedikit menyipit, dengan rasa dingin yang tak terlukiskan.
Suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi dingin dan membuat sesak.
Tang Yaoyao merasa kalau Xiao Jinhan tampak tidak bahagia. Akan tetapi Tang Yaoyao sendiri sekarang benar-benar tidak bahagia.
Terlihat jelas kalau dia ingin mengenali kakaknya dengan lebih baik lagi dan mencoba yang terbaik untuk kedua kalinya.
Saat dia mengikuti audisi, Xiao Jinhan mengganggunya. Lagi-lagi sekarang semuanya dihancurkan olehnya.
Dia menatapnya dengan sedikit celaan dan sedikit kebencian, "Dalam hal ini, Tuan Xiao dan aku sepertinya tidak punya apa-apa untuk dibicarakan."
Xiao Jinhan mengangkat alisnya. Matanya sangat dalam. Samar-samar Xiao Jinhan ingat tentang kejadian kemarin. Wanita ini kemarin seperti seekor burung kecil dan memanggil dia suaminya dengan main-main dan lincah.
"Karena Kakak Chen tidak datang, mari kita bertemu lagi lain kali." Setelah berbicara, dia ingin bangun.
Xiao Jinhan tidak setuju, dan tampaknya tidak marah, "Benarkah? Nona Tang tidak berencana untuk berbicara denganku tentang peran rubah peri?"
Peran peri rubah…
Saat mendengar kata rubah, Tang Yaoyao seperti mendengar sesuatu yang dia minati. Lalu tiba-tiba dia mengubah penampilannya.
Tang Yaoyao duduk lagi, bermain cangkir teh dengan jari merah mudanya. Kemudian, dia menatap mata pria itu sejenak. Mata hitamnya sama tampannya dengan mulutnya. Ada beberapa kelicikan yang tak dapat dijelaskan.
Matanya secara alami sedikit melihat ke bawah dan dia mengangkat bibirnya, "Aku punya rencana lain."
Jiang Ci tiba-tiba merasa kalau sikap Tang Yaoyao yang seperti ini juga kali pertama dia melihatnya.
Hati Jiang Ci tidak bisa menerimanya. Jantungnya berdegup kencang.
Sebelum dan sesudah, suasana hatinya berubah terlalu cepat. Seperti ada kekuatan sihir yang membuat orang lain mengikuti suasana hati wanita ini.
Jadi, Jiang Ci diam-diam menarik diri. Dia perlu menyalakan sebatang rokok untuk menekan keterkejutannya.
Hanya Tang Yaoyao dan Xiao Jinhan yang tersisa di ruangan itu.
Ada dua jenis napas yang menyebar di udara, tetapi cukup mudah untuk membedakannya.
Yang satunya, agresif dan sangat menindas.
Sedangkan satunya lagi, dengan senyuman sinis.
Tang Yaoyao berdiri. Dia berjalan menuju Xiao Jinhan selangkah demi selangkah. Kemudian, dia berhenti di belakangnya, meletakkan tangannya di bahunya, dan membungkuk dari belakangnya. Dalam sekejap, aroma unik dari rambutnya masuk ke dalam lubang hidungnya. Ada rasa nyaman yang tak terlukiskan, terutama aroma musk biru yang samar di tubuhnya. Entah kenapa menambah sedikit kenyamanan pada suasana saat ini.
Tang Yaoyao perlahan berhenti di samping telinga kanannya. Suaranya agak seram, "Kakak Xiao ..."