Tuan Xiao sudah duduk, lalu dia bermain dengan tutup cangkir teh dengan jari-jarinya yang ramping. Dia berpikir, tetapi tidak bisa menahan emosi apa pun dari dirinya.
Jiang Ci berkeringat dingin saat melihat Tang Yaoyao.
Mata Fu Xiuchen tertuju pada bibir merah jambu persiknya. Perasaan deja vu yang agak kuat. "Entah di mana pernah melihat gadis ini."
Fu Xiuchen meletakkan tangannya, "Iya itu aku."
Suara masih senyaman teh yang baru diseduh.
Tang Yaoyao melihat ketampanannya dan langsung mendapatkan lebih banyak kepercayaan dirinya untuk mendapatkan kembali kecantikan aslinya. Pria ini adalah kakak dari ibu yang sama. Jika kakaknya sangat tampan, tentu saja sebagai adiknya, dia juga pasti akan terlihat cantik, kan?
Tidak peduli seberapa baik Tang Yaoyao menyembunyikannya kekagumannya, Fu Xiuchen masih bisa merasakan kekaguman itu di dalam matanya. Seolah-olah dialah seseorang yang wanita itu kagumi selama bertahun-tahun.
Fu Xiuchen mengerutkan kening, "Apa ada yang salah?"
"Umm ..." Tang Yaoyao hendak berbicara mengenai masalah ingin bertemu dengan kerabat yang lain. Akan tetapi ketika dia tiba-tiba merasakan aura yang sangat dingin di sekelilingnya, Tang Yaoyao merasa kehadirannya terlalu kuat sehingga dia tidak bisa mengabaikannya sama sekali.
Tang Yaoyao memandang Xiao Jinhan sambil tersenyum. Matanya yang indah seperti bisa berbicara. Sedangkan, suaranya cepat dan sangat manis, "Tuan Xiao, apa boleh Tuan dan Kakak Jiang pindah ke ruang lain?"
Jiang Ci, "..."
Dengan wajah, suara, senyumnya ini, siapa yang bisa menolak!???
Wajah tampan Xiao Jinhan tidak menunjukkan emosi sama sekali. Dia bahkan tidak menoleh padanya. Lalu, dia mengambil cangkir teh dan mencicipinya dengan ringan. Kemudian, dia menatapnya perlahan, "Kuberi tiga menit."
Ini berarti dia tidak ingin pindah.
Jiang Ci, "..."
Benar saja, itu adalah Tuan Xiao. Dia tidak akan menurut hanya karena kecantikannya, apa lagi selama ini dia jomblo.
Tang Yaoyao merasa sangat gugup untuk pertama kalinya. Ratu yang biasa mempesona dan menawan, tiba-tiba berubah di depan kakaknya. Wanita ini tiba-tiba menjadi gadis imut kecil yang benar-benar polos.
Tidak boleh seperti ini.
Tang Yaoyao merasa dirinya harus penuh hormat dengan setiap kerabatnya termasuk kakaknya ini. Dia tidak boleh ceroboh.
Karena Xiao Jinhan yang tidak bisa bekerja sama dengan Tang Yaoyao yang mengabaikannya sehingga dia langsung mengarahkan pandangannya ke Fu Xiuchen.
Tidak tahu harus berkata apa. Jadi dia mengatakan tujuannya secara langsung, "Tuan Fu, namaku Tang Yaoyao. Apa boleh Tuan memberi nomor telepon Tuan?"
Wanita ini sangat berani sampai meminta nomor teleponnya. Dia wanita pertama yang meminta nomornya seperti ini.
"Apa kamu sungguh Tang Yaoyao?"
"Ya."
Tang Yaoyao mengangguk. Dia terlihat sangat baik saat ini, seperti adik yang melakukan kesalahan dan butuh pengampunan. Hal tersebut membuat orang lain enggan mengucapkan sepatah kata pun.
"Kamu terlihat familiar." kata Fu Xiuchen. Melihat wajahnya yang lembut dan cantik, akhirnya kata-kata keluar di bibirnya, "Kapan kita pernah bertemu?"
Kakaknya hanya pernah melihatnya saat dia berada di dalam rahim ibunya. Sedangkan, Tang Yaoyao melihatnya ketika dia sudah lahir.
Tapi dia tidak ingin mengatakannya sekarang. Dia tidak akan pernah membiarkan Xiao Jinhan tahu kalau dia adalah adik Fu Xiuchen.
Melihat hubungan mereka, tampaknya sebelumnya juga cukup baik.
Tang Yaoyao membuka matanya yang besar dan berkedip, "Ingatanmu sangat bagus. Kalau begitu, beri aku nomor teleponmu, Kakak Chen~" Suaranya lembut dan centil.
Hati Jiang Ci hancur. Ada perbedaan perlakuan Tang Yaoyao yang jelas antara Tuan Xiao dan Tuan Chen.
Xiao Jinhan juga memperhatikan panggilan yang Yaoyao sebut. Pupil cokelatnya yang gelap sangat dalam. Ketika dia melihat Yaoyao, dia menambahkan sedikit rasa dingin yang sulit dideteksi. Bibirnya yang tipis mengerucut menjadi garis lurus sedingin es. Lalu, dia bergerak dan sedikit bersandar di kursi, "Berikan nomormu padanya."
Fu Xiuchen tetap santai. Kemudian, dia menuliskan nomor telepon dan menyerahkannya pada Jiang Ci. Lalu dia memberi isyarat padanya untuk memberikannya pada Tang Yaoyao.
Tang Yaoyao menatap Xiao Jinhan. Pria ini yang membuatnya berhutang budi padanya. Bagaimana cara membayarnya kembali?
Dalam hidupnya, dia paling benci berhutang budi. Akan tetapi dia melihat ekspresi dingin bagaikan musim gugur kakaknya. Jika Xiao Jinhan tidak berbicara, dia tidak akan memberikannya.
Tsk! Kali ini benar-benar berhutang budi.
"Tapi sepertinya kakakku tidak menyukaiku."
Tang Yaoyao merasa harus membuat kesan khusus dan mendalam padanya. Dia berpikir sejenak dan segera bertindak.