Chereads / Sister Prostitution for Your Money (21+) / Chapter 19 - Bersiap untuk Kabur

Chapter 19 - Bersiap untuk Kabur

Hari-hari berlalu dengan cepat, Kaori belum bisa membawa pergi dirinya dan Misaki keluar dari rumah itu. Jirou dan Keiko tetap tak mengizinkan mereka untuk pergi walaupun Kaori sudah berulang kali memohon. Bahkan kini Jirou bersikap sangat dingin kepada Kaori. Ia terlihat marah setiap kali Kaori membahas keinginannya untuk pindah. Namun Kaori sendiri sudah memikirkan banyak hal agar bisa pergi dari sana walaupun ia tidak tahu pasti kapan ia bisa pergi. Mengambil sebuah makna dari tempat tumbuh bunga Edelweis yang berada di pegunungan, ia akan berusaha mendapatkan sesuatu yang ia inginkan dengan tekad bulat walau harus menempuh perjalanan yang sulit. Butuh usaha serta keberanian untuk melakukan hal itu dan Kaori sudah sangat siap untuk melakukannya.

Rencana yang telah ia buat sebelumnya satu persatu mulai berjalan. Dimulai dengan mengumpulkan banyak uang dengan bekerja paruh waktu setiap ia pulang sekolah. Ia bekerja di sebuah toko buku sebagai seorang penjaga yang diberikan tugas untuk menata buku-buku dan membersihkan buku-buku yang kotor saja. Ia hanya akan bekerja selama 4 jam setiap harinya, namun jika libur sekolah, Kaori akan mengambil jam kerja yang lebih lama lagi. Upah yang ia dapatkan tidak terlalu banyak mengingat ia hanyalah seorang anak sekolah dasar. Seharusnya di usia muda seperti itu, ia belum bisa dipekerjakan, tetapi ia meminta pertolongan kepada seorang guru di sekolahnya yang sangat ia kenal. Selain itu, ia juga berusaha mencari penghasilan lain dengan mengikuti berbagai perlombaan dalam bidang prestasi akademik yang sekolahnya adakan.

Jirou dan Keiko tidak tahu sama sekali jika selama ini Kaori sering bekerja paruh waktu. Mereka hanya tahu jika Kaori sering mengikuti perlombaan dan selalu pulang terlambat karena belajar di perpustakaan hingga menjelang malam. Sedangkan Shiina sudah tahu akan hal itu, ia tidak banyak bicara dan membiarkan Kaori melakukan apa yang dimaunya karena ia berharap Kaori bisa cepat pergi setelah mendapatkan banyak uang.

Kaori sengaja tak memberitahu orang tua angkatnya karena ia tak mau mereka kembali melarang apapun yang Kaori inginkan. Selain itu, ia juga meminta kepada gurunya yang telah mencarikan ia pekerjaan untuk tak memberitahu kegiatannya setelah jam sekolah usai kepada Jirou ataupun Keiko. Ia telah menceritakan apa yang terjadi di dalam hidupnya dan apa yang ia inginkan kepada gurunya itu. Untungnya, Kaori mendapatkan seorang guru yang begitu mengerti akan kemauan anak muridnya, ia berusaha untuk terus mendukung apapun yang Kaori inginkan.

Beberapa bulan kemudian, setelah Kaori dinyatakan lulus dari sekolah dasar, guru itu menangis karena ia tahu jika Kaori sudah memutuskan untuk melanjutkan hidup di Tokyo. Mereka melakukan perpisahan dengan penuh kesedihan tanpa dilihat siapapun. Sementara itu, Jirou dan Keiko tidak tahu sama sekali jika Kaori akan pergi ke Tokyo, bahkan mereka juga tidak tahu jika Kaori sudah mengumpulkan uang yang cukup banyak agar bisa pergi ke sana. Jirou terlalu menyibukkan diri dengan pekerjaannya, sementara Keiko terlalu sibuk mengurusi Misaki dan Shiina hingga tak terlalu mempedulikan apapun yang tengah Kaori lakukan. Tentu hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi Kaori, ia bisa melakukan apapun yang ia mau.

Anak perempuan itu sudah memutuskan akan membawa Misaki bersamanya. Maka dari itu, persiapan pun mulai dilakukan ketika hari libur tiba. Secara diam-diam, ia membeli tas ransel kecil untuk menaruh pakaian Misaki. Pakaian sang adik disimpan di kamar Keiko, tentu akan cukup sulit mengambilnya dari sana. Namun ia berusaha meminta Misaki untuk mengajak Keiko pergi menjauh dari kamar, sementara dia akan mengambil beberapa pasang pakaian milik Misaki. Setelah berhasil mendapatkannya, ia segera memasukkan semua pakaian Misaki ke dalam tas ransel. Kemudian ia juga memasukkan beberapa helai pakaian miliknya ke dalam tas ransel yang lebih besar. Selain pakaian, ia juga membawa beberapa barang yang menurutnya penting seperti potret dirinya dengan Haru dan Ayaka yang ia ambil dari rumah peninggalan ibunya. Tentu tak lupa memasukkan semua uang tabungan yang ia miliki ke sebuah dompet.

Setelah persiapan untuk kabur telah selesai, kini Kaori menunggu waktu yang tepat untuk dapat pergi dari sana secara diam-diam. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tetapi Jirou dan Keiko belum juga pergi ke kamar. Misaki yang berada di kamarnya sudah terlihat mengantuk, padahal ia juga sedang menunggu Jirou dan Keiko pergi tidur. Sebelumnya Misaki memang meminta kepada Keiko untuk bisa tidur bersama Kaori. Tanpa rasa curiga sedikitpun, Keiko mengizinkannya.

"Kau tidur saja, Misaki-chan, nanti aku akan membangunkanmu jika mereka sudah pergi ke kamar," perintah Kaori kepada Misaki yang terlihat mengantuk.

"Aku takut kau meninggalkanku," balas Misaki sembari menatap Kaori yang berdiri di dekat pintu kamar.

Kaori mendekati adiknya, lalu ia berkata, "Aku tidak akan meninggalkanmu."

"Janji?" tanya Misaki memastikan. Kaori menganggukkan kepalanya dengan wajah yang serius. Misaki tersenyum, lalu ia menganggukkan kepalanya. Kemudian ia mulai membaringkan tubuhnya di atas futon yang telah Kaori gelar dua jam lalu. Ia segera memejamkan mata, tak butuh waktu lama ia tertidur dengan pulas. Sementara Kaori kembali mengintip apa yang sedang Jirou dan Keiko lakukan di ruang tengah, mereka berdua nampak sedang menonton televisi bersama. Namun tiba-tiba saja, Kaori dibuat terkejut dengan apa yang dua orang dewasa itu lakukan. Mereka berciuman bibir tanpa tahu jika Kaori sedang mengintip. Kaori yang tak mengerti kegiatan dua orang dewasa itu hanya terus memperhatikannya dengan raut wajah kebingungan. Ini adalah kali pertamanya melihat hal seperti itu.

Jirou dan Keiko terus berciuman dengan begitu mesra, lalu tak lama mereka menghentikan kegiatan mereka. Mereka sama-sama berdiri dari tempat sebelumnya, kemudian Keiko segera pergi ke kamar. Jirou menyusulnya setelah mematikan televisi. Kaori dapat melihat jelas kedua orang itu sudah masuk ke kamar mereka bahkan pintunya tertutup rapat. Dengan segera, Kaori mengambil sepatu barunya yang ditaruh di lemari. Ia memakai sepatu itu di dalam kamar. Setelah itu, ia membangunkan Misaki yang baru saja tertidur.

"Misaki-chan! Bangunlah!" pinta Kaori sembari mengguncangkan tubuh adiknya. Tak lama Misaki pun terbangun, Kaori meminta sang adik untuk segera bersiap. Misaki bangkit dari posisi berbaringnya. Kemudian ia melihat ke arah Kaori yang sedang menggendong tas ransel. Tak lama, Kaori menghampiri Misaki dan memakaikan tas ransel milik adiknya itu.

Setelah siap, mereka berdua keluar dari kamar dan berusaha untuk tak mengeluarkan derap langkah. Ketika tiba di depan pintu utama, Kaori mengambil sepatu Misaki yang berada di rak dan memberikan sepatu itu kepada pemiliknya.

"Kau pakai sepatunya nanti saja ya? Aku takut mereka keluar dari kamar," bisik Kaori. Misaki hanya menganggukkan kepalanya saja.

***

Bersambung...

[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]

Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.