Belva menggeliat turun dan mulai menjilati ujung batang yang sudah sangat menegang hingga mengeluarkan urat-uratnya.
'Kau tidak akan pernah bisa mengabaikan ku tuan, tak akan ada yang bisa memuaskan hasrat liarmu selain aku' batin belva.
Dia mengulum batang keras itu dengan gerakan maju-mundur. Dengan keringat yang semakin membuat ke dua tubuh tanpa busana itu terlihat sexy. Kenric menegang, menggeliat menahan pergerakan Belva yang liar terhadap zakarnya yang sudah sangat menegang.
Belva semakin bernafsu, dia merangkak keatas tubuh kenric. Jika tadi Kenric yang berada dalam posisi push up, kini Belva yang megambil alih posisi itu. Dia benar-benar bekerja keras untuk memuaskan Kenric. Dan ingin memenangkan permainan ranjang dari wanita manapun termasuk, Maria.
Kenric memang lelaki perkasa dengan stamina dan gairah yang sempurna. Tak hanya lihai dengan keliarannya, dia juga bisa bertahan cukup lama untuk bertempur dan membinasakan lawan bercintanya.
Belva selalu terpuasi dengan permainan yang diciptakan olehnya, begitupun Kenric terhadap Belva. Mereka berdua bisa saling mengimbangi untuk menuju puncak kepuasan ranjang yang mereka butuhkan. Bedanya, Belva memainkan peran dengan memautkan hatinya, sementara, tidak dengan Kenric.
Kenric hanya menganggapnya sebagai pemuas jika dibutuhkan. Dan hal itu diketahui secara sadar oleh Belva. Karena, Kenric sudah memperingati dari awal saat dia menggoda Kenric untuk melumuti dirinya dengan kelembapan gairah persenggamaan. Jadi, tak ada tuntutan yang bisa menguatkan dirinya untuk mnegatur atau mengikat kehidupan Kenric. Apalagi, bos liarnya ini adalah iblis yang tak tergoyahkan dengan segala ancaman.
Tak banyak yang bisa dilakukan Belva, selain mengemis seperti anj*ing yang lapar. Tak apa saat ini hanya bisa menikmati tubuhnya, bisa dipastikan seiring berjalannya waktu aku akan bisa mendapati hatinya.
"Kau menikmati ini tuan?" Lirihnya dalam desahan ditelinga Kenric.
Belva menggesekkan klitoris pada kepala zakar sambil tak henti melumat bibir sexy Kenric. Kenric menikmati irama itu, dia menambah kekuatan dekapannya dan membalas dengan remasan liar terhadap bokong mulus Belva. Belva merintih, hhmmm…, hmm…, hmm…, sambil terus bergoyang menambah kecepatan ritme bercinta.
Woman on top, posisi itu yang saat ini dilakukan oleh pasangan liar ini. Belva memegang kendali atas permainannya. Dia menarik diri dan duduk diatas pinggul untuk memulai penetrasi nya lagi.
"Kau siap tuan, liang merapi ku akan melumat batang kehidupanmu," godanya.
Sambil dia memegang batang keras elastis yang bisa digerakkan dan diarahkan kemanapun. Sementara, Kenric memberikan sepenuhnya waktu untuk Belva melayaninya.
"Annghhh…," erangan Belva.
Liang itu berdenyut dan hangat saat batang keras dan panjang itu masuk menelurusi dinding rahimnya. Dia menggoyangkan pinggulnya dengan ritme yang lamban, menikamti penulusuran itu. Sementara, Kenric merasa zakar itu seperti diikat dan dipijit dengan dahsyat didalam sana.
Nafas mereka semakin memberat, goyangan yang membuat rangsangan semakin terasa dahysat. Hingga, Belva menggigit bibir dan meremas dada oval dengan puting pink ranum miliknya. Dia menegang dan menggeliat diatas sana. Nafsunya menuntunnya untuk menambah kecepatan ritme.
Dia bergerak keatas-bawah, memberikan asupan pada liangnya yang lapar akan enjotan. Belva tak henti menghenjot Kenric dan meremas dengan kuat gundukan bukit itu.
Dengan cepat Kenric mengambil kendali. Dia membanting Belva kebawah. Saat ini, dialah yang memberi genjotan yang memabukkan pada Belva. Belva merangkul kan kedua kakinya dipundak Kenric. Membuat Kenric merasakan sensasi yang lebih nikmat, karena liang itu lebih terasa sempit dan menggigit.
"Anghhh…,anghhh…,hhhhmmmm…,sssshhhhh…," desahan Belva yang selalu keluar mengikuti irama hantaman yang Kenric berikan.
Kenric mengubah posisinya tanpa mencabut zakarnya yang sudah terikat diliang merapi itu. Dia menggendong Belva dan menabrakkannya kedinding sisi kepala tempat tidur. Belva mengikat kakinya dipinggang Kenric dan terus mendesah dengan permainan yang sudah dikendalikan oleh Kenric.
Tubuhnya naik-turun akibat hantaman yang Kenric berikan dan dengan sengaja memberikan desahan maut ditelinga Kenric agar laki-laki ini semakin menggila. Telinga Kenric menjadi sasaran lumatannya yang kemudian dilanjutkan dengan ciuman sadisnya. Lidah mereka saling berlaga sembari henjotan yang semakin cepat.
Tak cukup sampai disitu, Kenric kembali membawa Belva mendarat diatas ranjang. Namun, kali ini dia mencabut zakarnya, membuat posisi Belva terlungkup dan menungging. Belva tahu apa yang Kenric inginkan, dengan cepat dia menuruti. Tak lagi sanggup menunggu lama ketika liangnya yang berdenyut, gatal harus dipisahkan dengan kenikmatan surga.
Kenric menghantamnya kembali dengan gaya DS sambil menepuk ganas bokong mulus itu dan menarik rambut panjang sebahu milik Belva. Belva terhentak-hentak mendongak keatas susuai dengan ritme yang Kenric berikan sambil meramas kedua dada ovalnya secara bergantian dengan sebelah tangannya. Sebab, satu tangan lagi untuk menahan tubuhnya agak tak roboh.
"Terus tuan, aku sangat merasakannya. Ini begitu nikmat."
"Oh…, oh.., ssshhh, ssshh, …," timpal Belva.
Kamar apartemen mewah bernuansa putih itu kini dipenuhi dengan suara rintihan, erangan, desahan Belva dan khas suara beceknya persenggamaan.
Tubuh Belva ditarik menempel kebadan Kenric. Dia melumat bibir Belva dengan gerakan yang semakin ganas dari belakang. Semenatara tangan memainkan klitoris dan zakarnya masih terus menghantam Belva tanpa ampun.
Nafasnya berat terengah-engah menderu ditelinga Belva. Membuat kucing liar ini terus memuncak dengan rangsangannya. Belva menjambak rambut Kenric dengan acak. Tubuhnya mengeras, menegang, bulu-bulunya berdiri dan wajahnya serasa sangat ketat.
Semua bagian tubuhnya dihantam, dimainkan dengan sangat nikmatnya, "aaanghh…, tuan, aku tak ingin permainan ini, oh..,aahhh…, ah,,," Belva tak kuasa melanjutkan ucapannya saat merasakan goncangan dari tubuhnya semakin cepat, sementara jari telunjuk bosnya tak henti memainkan klitoris yang sudah mengembang dari ukurannya.
"Aahhh…,aahhh….,aaahhh,…,ohhh…,aaahhhh…, tu…, ngghhh…,ngahhh…,hmmm…, mmmmm," Kenric menutup mulut Belva. Belva hanya bisa mengerang-ngerang dibalik tangan yang secara penuh sudah membungkan desahannya.
Sepanjang permaian gila ini, Kenricn memang tak banyak mengeluarkan suara atau berbica mesra pada Belva. Karena dia tak perlu merangsang Belva dengan kata-kata romantis untuk merangsang hasrat kucing liarnya itu. Toh, dia merasa hal itu tak penting, baginya tak perlu ada basi-basi dalam pergulatan ini.
Belva semakin mengerang dengan henjotan yang Kenric berikan, seakan tak mau kalah, Belva berbalik mengahadap Kenric. "Aku akan mengambil alih tuan," godanya dengan nafas yang tak beratutan.
Dia begerak-naik turun dengan gerakan yang lebih cepat dari sebeulmya, menghantam berkali-kali liangnya yang terasa semakin gatal dan berdenyut. Sementara Kenric membenamkan kepalanya didada oval dengan menghisap puting ranum pink secara acak dan mengganas. Belva menekan kepala Kenric dan terus memberi henjotan yang dahsyat sambil mendongakkan kepala keatas.
Dari pergerakan yang diperlihatkan, tampaknya mereka sudah hampir menuju orgasme atau mencapai puncak tertinggi, "ahh…, aahhhh tu…aannn, liang ku,"
Kenric pun merasa hal yang sama, dia merasa seolah zakarnya semakin disedot masuk kedalam dengan gigitan dan pijatan yang luar biasa. Mereka sama-sama saling menghantam dengan gerakan miror. Desahan Belva pun tak memiliki spasih seperti uacapan yang tanpa henti.
"Tuaa….n," Belva melumat bibir Kenric.
Gerakan itu semakin cepat dan cepat, Annnnnngaaahhhhhh…," erangan panjang Belva sambil mendongak keatas menandakan mereka sudah menuju orgasme yang sangat memuaskan.
Nafas yang terengah-engah dari keduanya juga keringat yang menguasai seluruh tubuh. Perlahan, Belva menurunkan wajahnya, memberikan senyum nakal. Sambil dia bisa merasakan hangatnya aliran peju yang mengalir diantara liangnya dan zakar Kenric yang masih menetap disana.
Dia menciumi bibir kenric secara perlahan dan menggoyangkan pinggulnya secara lamban, untuk menikmati hangatnya aliran didalam sana. Kenric seakan melayang atas kenikmatan permaianan ini.
"Aku mencintaimu, sayang," desah Belva.
"Sesuai dugaanku, kau akan sangat liar diranjangku, Maria." Celetuk Kenric.
Entah apa yang membuat Kenric mengucapkan hal itu. Mungkinkah sepanjang persenggamaan Kenric hanya membayangkan sosok, Maria, atau tak henti memikirkannya?