Chereads / Pernikahan Gila Nona Arogant / Chapter 16 - Permainan

Chapter 16 - Permainan

Perputaran hari semakin terasa cepat setelah pertemuan Kenric dan Maria diperusahaan Goldman saat itu.

Kenric merebahkan badan dikursi sambil menyilangkan kaki yang diletaknya diatas meja. Dia memejamkan mata, berharap bisa beristirahat sejenak. Tapi, sesuatu terus mengganggu pikirannya.

"Kau sungguh tak bisa dianggap enteng." Gerutu Kenric dalam pejamnya.

Ditengah meja, terlihat berkas yang menganga. Tampaknya, Kenric baru selesai mempelajari berkas itu. Tapi, itu bukan seperti point-point berkas yang rumit, bahkan jika pekerjaan itu rumit sekalipun tak pernah membuat Kenric merasa prustasi seperti saat ini.

Rupanya itu adalah surat perjanjian. Ya, surat perjanjian pernikahan yang Maria berikan pada Kenric tempo lalu.

*

PERJANJIAN PERNIKAHAN

TIDAK ADA PERSELINGKUHAN DIDALAM IKATAN PERNIKAHAN.

JIKA SALAH SATU PIHAK MELAKUKAN PERSELINGKUHAN, MAKA ;

1. SAHAM/HARTA YANG DIATAS NAMAKAN PRIBADI AKAN MENJADI SEPENUHNYA HAK YANG DIRUGIKAN (DISELINGKUHI)

2. DICERAIKAN TANPA MEMBAWA HARTA SEPESER PUN

3. SETELAH BERCERAI, KEMBALI KE KEHIDUPAN MASING-MASING TANPA HARUS SALING MENGENAL

PERJANJIAN INI DIBUAT ATAS KESADARAN KEDUA BELAH PIHAK. DAN HARUS DISETUJUI OLEH KEDUANYA. TERKECUALI, JIKA SALAH SATU DARI YANG BERSANGKUTAN TIDAK MENYETUJUI PERSYARATAN DIATAS, BISA MEMBATALKAN PERNIKAHAN DENGAN MENGUMUMKAN PENOLAKAN PERJODOHAN SECARA SEPIHAK DI DEPAN UMUM.

Kedua Belah Pihak yang Menyetujui :

1. Kenric Goldman

2. Maria Scott

*

Berkali-kali dia membaca surat ini dan berkali-kali juga dia merasa kesal. Mana mungkin dia sanggup untuk tak main dengan perempuan, sementara, itu adalah kesenangannya. Atau jalan keduanya adalah membatalkan pernikahan meski nama besar keluarga Goldman harus dipertaruhkan.

"Kau benar-benar melimpahkan semua ini pada ku, DASAR LICIK." Gumamnya geram.

***

Restoran La Vinci menjadi tempat dimana kedua keluarga bilioner itu mengadakan pertemuan makan malam. Tentu, tujuan utamanya untuk membicarakan tentang pernikahan Kenric dan Maria.

Semua anggota keluarga Diego telah lengkap. Mereka duduk ditempat duduk yang melingkar mengikuti meja bundar dengan ukuran besar.

Sorenda duduk disebelah kanan Diego, disusul dengan Maria dan setelahnya tentu saja Shone. Disebelah kiri Diego diisi oleh Bruno, disebelah Bruno harusnya Kenric. Tapi, Bruno masih terlihat sendiri. Kenric belum datang untuk memenuhi undangan makan malam bersama. Padahal, jika dilihat waktu yang telah ditentukan, sudah lewat 10 menit.

Maria dengan anggun meminum white wine yang disajikan khusus didalam gelas lebih ramping, batangnya panjang, badannya lebih membentuk huruf u. Dia sangat terlihat menikamti minumannya. Tanpa menghiraukan keadaan, ibu, ayah dan paman Bruno yang mulai sedikit resah menunggu Kenric.

On time. Orang-orang kalangan atas sangat berprinsip pada waktu. Tak ada kata keterlambatan. Keterlambatan berarti sama saja dengan penghinaan. Tidak salah jika Bruno mulai resah dan merasa tak enak pada keluarga Diego. Sebenarnya, lebih tepatnya pada Maria. Karena Diego dan Sorenda pasti tidak akan mempermasalahkan.

'Bagaimana si brengs*k itu bisa terlambat. Lihat saja. Akan ku hajar kau nanti' batin Bruno kesal.

Bruno dan Kenric memang memiliki komunaksi seperti teman sebaya (terkadang). Tapi, juga bisa sangat serius. Tergantung bagaimana situasi dan keadaan.

Shone yang juga berada disana, tersenyum penuh arti. Dia juga tak terlalu menghiraukan kegelisahan kedua orang tuanya dan paman Bruno.

Diego melirik Bruno, memberi kode 'apa sudah ada kabar?' Bruno langsung mengerutkan kening dan menggeleng. Yang artinya, tak ada kabar dari Kenric.

Dia mengecek handphone, memeriksa barang kali ada balasan pesan dari Kenric atau pun orang kepercayaannya. Ternyata, tidak.

Selang beberapa detik dia meletakkan handphone ke dalam saku jas, 'dreet' handphone nya bergetar. Bruno langsung membuka, 'MAAF TUAN. SAYA TIDAK MENEMUKAN TUAN MUDA DIMANAPUN' pesan yang dibaca dari layar handphone nya.

Para pelayan mulai masuk menghidangkan makanan. Segala macam seafood telah terhidang dimeja makan bundar dengan sentuhan warna gold serasi dengan kursi. Prasmanan dan alat-alat table maner juga sudah tersusun ditempatnya masing-masing. Chef juga tampak hadir berdiri disudut dekat pintu masuk. Memastikan dan melayani hidangannya dengan baik.

Ruang VVIV yang sungguh mewah dan elegant. Tempat ini terlihat sangat cocok untuk mereka.

Lemon-lemon segar tampaknya menjadi bahan pokok plating hidangan seafod dengan berbagai olahan.

Pantas saja, wine yang dihadangkan adalah withe wine dengan jenis dry medium-full bodied wine. Anggur ini bisa menimbulkan cita rasa seperti citrus karena tingkat keasaman yang cukup tingggi. Jenis wine ini memang sangat cocok disajikan dengan hidangan seafood seperti, lobster, crab, shirmp, oester atau bahkan daging ayam. Seperti, hidangan yang telah tersaji saat ini.

"Mari, kita nikamti hidangan segar ini." Ucap Diego mempersilahkan. Juga, mencairkan suasana yang sedari tadi terasa hening.

Mereka sibuk dengan hidangannya masing-masing. Para pelayan yang melayani disetiap sisi tempat duduk dengan sigap langsung mengambil menu yang ingin dimakan oleh masing-masing orang.

"Sayang. Kau jangan terlalu makan crab berlebih, nanti tengkuk mu sakit." Sorenda mengingatkan Diego sambil bersenda.

"Ah, kau ini. Mengapa tak bisa aku menikmati dengan melupakannya (sakit tengkuk/colestrol) sebentar saja." Jawab Diego.

Kemudian disambut tawa oleh Bruno yang juga ditimpal oleh Diego.

Maria dan Shone masih dalam diam menikmati menu cheese shirmp mint yang terhidang dipiring batu bulat warna keemasan.

"Shone, bagaiaman dengan pameran mu. Aku dengar kau menundanya. Bukankah itu kesempatan yang harus kau tunggu 2 tahun lagi?"

Shone menghentikan pergerakan pisau dan garpunya. Dia meletakkan dengan perlahan. Kemudian menjawab "kesempatan itu masih bisa ku tunggu meski dalam waktu yang panjag. Tapi, pernikahan saudara perempuan ku tak akan pernah bisa terulang." Tekanan suara yang begitu lembut. Shone menjawab sambil melihat Maria.

"Wah, kalian sungguh manis. Masih sama seperti dulu." Ucap Bruno.

"Kalian ingat," seru Bruno pada Diego dan Sorenda.

"ketika Shone masih berusia 9 tahun. Saat itu adalah pameran pertamanya disekolah dasar yang bertepatan dengan hari pertunjukkan ballet Maria. Kau dan Sorenda membagi tugas untuk masing-masing datang ke acara mereka. Tapi, shone kecil membatalkan pamerannya dihari pelaksanaan. Dia lebih memilih datang ke pertunjukkan Maria. Hingga akhirnya kalian datang kepertunjukan Maria dengan pormasi lengkap." Lanjut Bruno.

Diego dan Sorenda tertawa mengingat itu. "Bagaimana aku bisa lupa Bruno, saat itu aku yang menghadapi guru Shone untuk memohon maaf darinya." Timpal Sorenda yang disambut tawa Diego dan Bruno.

Shone tersenyum manis, namun, Maria masih dengan pandangan kaku dan dingin. Mengunyah pelan makanannya. Seolah dia tak mendengar apapun. Atau, memang ada hal lain yang dipikirkannya. Hingga, dia tak masuk kedalam obrolan ringan itu.

Sebenarnya, makan malam ini bertujuan untuk membicarakan kelanjutan rencana pernikahan Kenric dan Maria. Namun, Kenric tak kunjung datang. Tidak mungkin rasanya untuk Bruno membicarakannya tanpa calon mempelai pria.

Sampai dia merasa waktu yang tepat. "Hmm…, Maria. Hadiah apa yang kau inginkan untuk kado pernikahan dari ku." Tanya Bruno.

"jangan terlalu terburu-buru mempertanyakan hal ini paman, aku rasa, kita perlu menunggu keputusan anak paman." Si singa berubah menjadi rubah yang licik.

Maria tersenyum kaku, ada rasa puas dibalik senyum itu yang sulit diartikan.

Shone menoleh menatap kakak nya, dia ikut tersenyum penuh makna. 'Kau pasti telah melakukan sesuatu' pikir shone.

Suara pnitu terbuka " Maaf atas keterlambatan ku."