Kenric tenggelam dalam lamunannya. Tak meggubris cumbuan Belva. Sementara Belva terus memohon mengharap kenikmatan. Dia menopang tangan kiri kepundaknya, menatap focus ke plafon kamar apartemen mewah itu. Seperti tidak terangsang dengan cumbuan Belva yang saat ini sudah menenggelamkan mukanya di bagian pinggul Kenric.
"Tuan, tidak kah kau rindu dengan persenggamaan kita?" Manja Belva dalam desahan.
Dia mencumbui leher dan memainkan lidah tepat di tonjolan zakun Kenric. Berharap, bisa merebut perhatian Kenric.
Dari sana, dia mulai turun menggeliat ke dada berbidang itu, kemudian, meninggalkan jejak bercinta dibagian-bagian sensitif. Bisa dibilang, Belva hampir seperti mesin penghisap debu, menjilat, menghisap dan menggigit dada itu dengan ganas. Dia tak berhenti melampiaskan hasratnya. Namun, Kenric masih tak merespon.
Tangan Belva mulai bergerak nakal, menggerayangi perut six pack dan perlahan turun kebgain yang paling sensitif untuk merangsang Kenric.
'BRAK' Seketika Belva dibanting kearah kanan. Pergerakan yang cepat hingga membuat Belva terkejut. Kenric menahan Belva dalam cengkraman yang kuat. Seperti elang yang sedang mencekram mangsa. Dia menatap Belva dengan tatapan liarnya.
Belva tersenyum puas dan nakal. Kembali dia bergoyang menaik-turunkan dada sambil menggigit bibir bawah dengan wajah menggoda. Dia Sangat menikmati ketidak berdayaan nya dibawah cengkraman nakal Kenric.
"Kau menginginkannya?" Bisik Kenric.
Belva mengangguk dengan keerotisannya. Kenric memulai pergerakan dengan mencium wajah cantik Belva yang sedari tadi seperti kucing memohon pada tuannya untuk diberi ikan. Belva menikmati gerakan itu, dia menoleh kiri-kanan mengikuti pergerkan Kenric.
"Teruskan tuan," desahnya.
Kenric mengendorkan cengkramannya sembari dia membenamkan wajahnya dileher jenjang Belva. Belva yang tak lagi dicengkram bisa leluasa merangkul leher kenric. Tubuh mereka semakin intens menempel. Tak henti Belva menggeliat, naik-turunkan kedua kaki secara bergantian. Ya, Belva mendapatkan balasan rangsangan yang sedari tadi diharapkannya.
Kenric melumat bibir tebal berwaran merah itu, tentu, dibalas liar oleh Belva. Dada belva yang sudah sangat mengencang dengan puting yang sangat menonjol. Seolah memberontak ingin segera dilumat. Terlihat dari balik lingerie putih berbahan brukat transparan yang dipakainya.
Perlahan Kenric turun melabuhkan wajahnya diantara kedua bukit yang tinggi, Belva menarik badan sampai kepala yang sedikit mendongak keatas. Kenric kembali menahan badan dengan posisi push up.
"Ahh…, tidak tuan, kenapa kau berhenti?"
Dengan mudah Kenric mengoyak Lingerie dan menyentapnya dari tubuh Belva. Dia mencampak lingerie dengan asal. Tak ada satu helai benang pun yang membatasi kedua bukit yang sudah sangat memberontak itu. Dengan liar, Kenric melumat keduanya secara bergantian. Tangannya memainkan pentil dan meremas bukit itu dengan bebas. Erangan Belva semakin terdengar dan nafas keduanya mulai memberat.
Belva menekan kepala Kenric untuk membenamkannya lebih dalam lagi diantara bukit itu. Sementara, Kenric terus bekerja dengan kegilaannya.
"Uh…,uh…, hmmm….," erangan Belva.
Pergerakan yang naik-turun tentu membuat pergesekan dibagian sensitif itu sangat terasa nikmat. Karena sesuatu yang sudah sangat menegang dan keras terlihat memberontak dibalik dalaman putih merek ternama yang dikenakan Kenric. Ukuran yang tampaknya terlihat panjang dan besar. Sementara bagian snesitif lainnya hanya ditutupi oleh g-string transparan hingga secara samar bulu-bulu yang menghiasi vagina itu terlihat.
Dipastikan, gesekan penuh kenikmatan itu sangat dengan jelas dirasakan oleh keduanya.
Kenric memindahkan wajah kebagian perut langsing Belva, dilumatinya dengan pergerakan yang semakin liar. Belva meringkung dan menegang, "uuhhh…," desah Belva.
Hingga sampai dititik yang sangat diharapkan oleh Belva. Pinggul bawahnya sudah dikuasai oleh cumbuan liar Kenric. Belva merasakan liangnya semakin memberontak, berdenyut dan dingin. Dia meremas kedua ujung bantal, kaki yang dibuka melebar dan menutup. Kenric semakin gila, tampaknya dia semakin masuk kedalam rangsangan tubuh molek Belva.
Seperti anj*ing yang menggigit tulang, Kenric menggigit g-string putih yang masih sedikit menutupi bagian ternikmat dalam percumbuan ini. Belva membantu menggerakkan kakinya agar segera g-string itu terlepas dari sana. Kenric memejamkan mata menikmati bau khas dari balik g-string itu, tentu, hal itu membuatnya semakin bernafsu.
Dia menaikkan kedua paha Belva dan membukanya sedikit melebar. Tak menunggu waktu lama, Kenric menenggelamkan wajahnya disana, lidahnya seperti pedang yang berkali-kali menebas bagian berberntuk kacang yang bersemayam permanen disana. Belva memberontak kenikmatan.
"Ahh…,ahhh…,aaah…," desahan yang keluar dari mulutnya.
Liang itu semakin berdenyut dan gatal sembari Belva yang terus mengerang dengan pergerakan yang semakin liar dilubang merapinya. Lahar dingin itu terus diserang oleh jilatan yang memuaskan. Kenric semakin menambah kecepatan lidahnya tepat diliang merapi "Ampun tuan, aahhh, hmmm…,"
Belva mencekram tempat tidur dan mengunci kepala Kenric dengan sangat ketat dibawah selangkanya. Sementara lidah Kenric bekerja disisi liang, tangannya tak tinggal diam meremas bokong dengan ganas. Belva menikamtinya sampai rasa melayang, dia merem-melek dengan meremas-remas kedua bukitnya sendiri.
Spontan Belva mengangkat tubuhnya untuk duduk dan lebih melebarkan kedua pahanya. Dia menekan kepala Kenric membenamkannya diliang itu.
"Ohhh…, nikmat sekali tuan."
Dia mengacak-acak rambut kenric dan sesekali menjambak manja, sembari tekanan yang dirasanya dari pergerakan lidah Kenric. Belva menarik tangan Kenric untuk meremas bukit dada yang juga sangat ingin dimainkan lagi. Permainan mereka semakin menggila.
"Siksaan ini yang sangat aku rindukan dari mu tuan, aahh…,hhmm,aaahh…,"
Kenric menjalari wajahnya keatas menjilati lagi perut langsing Belva, membuat tubuh Belva sedekit terjatuh kebelakang. Namun, Belva berhasil menahannya. Dia meyodorkan putingnya seperti ibu yang akan menyusui anaknya. Kenric menyergap dan mengisapnya tanpa ampun sambil memeras dan memelintir yang satunya lagi.
Belva menggeliat seperti ular, tangannya merangkul Kenric dengan erat kemudian mengarahkan kebgain pinggul untuk meraba dan meremas bokong kekar Kenric. Setelah dari sana, dia meraba dengan halus dibagian sensitif yang sudah keras dan menegang sangat memberontak. "Ahhhhh…," desah Kenric tepat ditelinga Belva. Membuat bulu-bulu diseluruh tubuh Belva berdiri dan diapun serasa menegang. Desahan itu jelas, menambah nafsunya.
Belva melanjutkan pergerakannya, dia meloroti daleman itu dan memegang batang besar yang berkuruan panjang dengan rabaan penuh rangsangan. Belva terseyum penuh nafsu. Dia merobohkan tubuh Kenric yang memang mengikuti arah permaianannya.
"Berikan waktu untukku tuan," goda Belva sambil mengangkang duduk diatas pangkal pinggul Kenric tanpa helaian benang diantara keduanya. Kepunyaan Kenric yang panjang dan Besar tentu bisa menyudul bagian punggung Belva sesuai dengan goyangannya.
Sekretaris pribadi itu kini tidak sedang memeriksa berkas-berkas penting atau mengatur jadwal bosnya. Tapi, dia sedang melumat tubuh sexy dengan gairah yang sangat memuncak. Dia menjalari cumbuannya diperut six pack secara ganas. Sementara tangannya meremas bagian bawah batang besar Kenric.
Kenric menggeliat dan mengerang, tapi erangannya nya tak sesering erangan Belva. Suara kernic mulai berat dengan nafas yang terengah-engah.
Belva menggeliat turun dan mulai menjilati ujung batang yang sudah sangat menegang hingga mengeluarkan urat-uratnya.
"Sesuai dugaanku, kau akan sangat liar diranjangku Maria."