Chereads / Pernikahan Gila Nona Arogant / Chapter 19 - Hasrat Yang Tak Tertahankan

Chapter 19 - Hasrat Yang Tak Tertahankan

Mansion keluarga Scott, setelah makan malam di La Vinci.

"Nonaa," Sapa Chalondra, ia menyusul Maria kedepan pintu masuk.

"Siapkan buthtub. Aku ingin mandi," ucap Maria sempoyongan.

"Baik, Nona. Aku akan mengantar mu dulu ke kamar."

"Chalondra, apa sekarang kau juga sedang mengejek ku?" Maria menghentikan langkah.

"Tentu…, tentu tidak nona. Bagaiamana mungkin aku berani." Jawab Chalondra menunduk dengan nada manja.

"Mmm…, Jadi, kenapa kau harus mengantar ku? Apa kau pikir aku tak bisa berjalan sendiri untuk menuju ke kemar ku? Maria melanjutkan langkah. Kembali bertanya dalam lanturannya.

"Bu…bukan begitu nona, saat ini kau hanya sedikit membutuhkan bantuan ku." Jawab Cholandra kembali memapah Maria yang sempoyongan menuju kamar.

"Hah!! Bantuan? Lantur Maria. "CHALONDRA!!!" Bentaknya menghentikan langkah dan menatap mata Chalondra.

"I…, iya nona." Jawab Chalondra sigap. Menunduk.

'Haduh, apakah aku salah berbicara. Nona, kau bahkan lebih mengerikan disaat mabuk seperti ini' gumam Chalondra.

"Ha ha ha ha ha…, tidak, tidak…, kenapa kau sangat terkejut," celoteh Maria. Menggerakkan jari telunjuk ke kiri dan kenan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dirinya tak terkendali. Maria bagaikan seorang yang sedang berjalan diatas permukaan bumi yang tak seimbang. Tubuhnya terhoyong kiri-kanan. Perubahan ekspresi yang juga tak menentu arah.

Tengah malam dinihari Maria memutuskan untuk pulang ke mansion dalam mabuknya. Mansion dengan bangunan 1000 meter persegi dan luas tanah 1500+ meter persegi ini memiliki 4 bagian, sayap kiri, sayap kanan, bagian paviliun belakang dan ruang tengah (bangunan induk). Belum lagi, taman bunga, kolam renang, taman buah, hutan kecil dan danau dibagian belakang mansion.

Kamar Maria terletak dilantai dua bagian sayap kanan. Jarak yang lumayan jauh untuk posisi mereka saat ini menuju ke kamar Maria. Apalagi, beban harus memapah orang yang sedang Mabuk dengan ocehan yang tiada henti.

Tapi, Chalondra sangat ikhlas melakukannya. Chalondra merupakan pelayan yang mengurus semua tentang perlengkapan pribadi Maria. Mulai dari alat mandi, kosmetik, perhiasan, tas, baju, sepatu, dan yang lainnya. Semua tentang kebutuhan Maria adalah tanggung jawabnya. Meski ia berumur 20 tahun saat ini, Maria sudah mempercayainya.

Ia belum lama bekerja disini. Tapi, sudah lama mengenal mereka. Sebab ia adalah seorang cucu dari kepala pelayan keluarga Scott. Kematian ibunya saat melahirkannya membuat ia tumbuh dibangunan megah ini. Tentu, itu semua karena kemurahan hati Tuan dan Nyonya Scott. Debora (kepala pelayan) sudah dianggap seperti kerabat dekat mereka.

Maria tak pernah memilki pengasuh atau pelayan pribadi dari dia kecil dulu. Karena Maria tidak pernah menginginkannya. Dia hanya meminta bantuan pada Debora jika ada hal yang diperlukan.

"KAU!! Berani sekali kau padaku!!! Chalondra!"

Mata Chalondra terbelalak, terkejut. 'Apa yang kulakukan, sampai nona marah seperti ini' gumamnya polos.

"Iya nona."

"AKU AKAN MEMBUNUHNYA!" Sambung Maria dalam lanturnya.

'Membunuhku?' Gumam Chalondra lagi dalam hatinya.

"Ma…maaf nona. Aku hanya ingin membantu mu untuk menuju ke kemar mu."

Keadaan yang dari tadi tidak seimbang membuat mereka beberapa kali ingin terjatuh. Tapi, Chalondra tetap berushaa memapah. Meski Chalondra terus berusaha untuk menyeimbanginya, tetap saja memapah orang yang sedang mabuk bukanlah hal yang mudah.

"Lihat saja, Dia sudah melewati batas. Tak salah jika aku membunuhnya. Karena sudah ku peringatkan sebelum itu. Kau merasa hebat? Merasa menang? Tidak, tidak segampang itu menghadapi ku…,"

'Mungkinkah yang diucapkan nona bukan untuk ku?'

Maria terus mengoceh dalam keadaan tak sadar. Tampaknya alkohol sudah menguasai dirinnya. Dan semakin lama, pengaruh alkohol semakin berat. Mereka nyaris saja ambruk kelantai jika tuan muda Shone tidak dengan sigap menyambar Maria yang sudah dalam keadaan tak sadar. Alkohol itu membuatnya melayang entah kemana.

"Nona…,nona." Chalondra memanggil khawatir. Dia belum menyadari sepenuhnya Shone sudah membantunya menahan tubuh Maria.

"Tidak apa-apa Chalondra, nona mu hanya tertidur." Jelas Shone lembut dalam senyumnya.

"Tu.., tuan." Ucap Chalondra, sungkan.

Shone membalas dengan senyum tipis.

'Deg' terasa debaran yang kuat disisi lain dada Chalondra, jantungnya mengapa tak stabil berdetak. Ia salah tingkah mendapat senyum manis dari tuan muda Scott. Apalagi dalam keadaan yang sangat dekat. Memapah tubuh Maria dari dua sisi kanan dan kiri, tentu, membuat tangan mereka bersentuhan.

'Apa ini. Jaga sikap mu Chalondra. Kenapa jantungmu harus berdetak begitu cepat. Bagaiamana kalau tuan muda mendengarnya. Aghhhh…,' dia tenggelam dalam pikirnya.

"Chalondra," panggil Shone lembut.

"Iya tuan," jawab Chalondra menunduk, tak berani menatap.

"Biar aku saja yang membawa nona."

"Ha…" spontan Chalondra menatap Shone dengan matanya yang membulat.

"Kenapa? Kau tak mengijinkan ku?" Celetuk Shone.

"Aaaa…, mmm, bukan begitu tuan."

"Tenang, aku akan membawa nona mu dengan baik."

'Tidak begitu tuan, inikan pekerjaan ku' gumamnya dalam hati.

Shone yang langsung sigap menggendong tubuh kakaknya. Dia berjalan menuju pintu lift.

Sementara Chalondra terkejut melihat pergerakan Shone. Matanya terbelalak dan mulutnya sedikit menganga.

'Tuan muda kuat sekali menggendong nona. Aku saja tadi hampir mati menahan tubuh nona' Chalondra bergumam dalam hati.

Ia tak menyangka tuan muda sanggup menggendonh tubuh nona yang lumayan berat. Seseorang yang tidak sadarkan diri akan lebih terasa berat dari beban berat badan yang dimiliki.

Chalondra cepat tersadar dari keterkejutannya. Ia langsung mengutip tas Maria yang jatuh sembari badannya yang hampir ambruk tadi. Dan segera ia berlari kecil mengejar langkah Shone. Shone sudah berada didepan lift dan menekan tombol buka, Shone melangkah masuk setelah menunggu beberapa detik.

Tentu, dia menunggu Chalondra yang menyusul untuk masuk. Chalondra menunduk, sementara Shone tersenyum menatapnya. Chalondra mengambil posisi dibelakang Shone. Dia masih menunduk malu.

"Kau tak berniat membantu ku?"

"Ha… iya tuan?" Menatap Shone.

'Apa tuan muda menyuruhku untuk menggendong nona sekarang?' Batin Chalondra.

Shone melirik, memberi kode kearah tombol lift. Chalondra yang masih menatapnya mengikuti gerak mata Shone.

Cholandra bergegas menekan tombol tutup dan angka 2. Keadaan hening sampai pintu lift terbuka. Shone melangkah keluar yang disusul oleh Chalondra. Chalondra mempercepat langkahnya mengejar langkah panjang Shone.

Beberapa langkah saja mereka sudah berhenti didepan kamar Maria. Chalondra langsung menempelkan card dibagian pintu untuk membukanya. Bergegas Shone masuk, dengan lembut dia meletakkan Maria diatas ranjang mewah. Ranjang ini seperti ranjang ratu kerajaan. Bentuknya besar bermahkota.

Cholandra memasang aromaterapi, dia juga langsung menuju bathroom untuk mempersiapkan segala keperluan mandi Maria.

***

"Apa yang salah dengan mu tuan. Mengapa kau tak bergairah seperti biasanya." Belva terus mencubu Kenric yang tidak membalas cumbuannya.

Dibalik badcover abu tua, Belva terus menggerayangi dada berbidang Kenric. Dia bergerak bagaikan anji*g yang diberi tulang dalam keadaan lapar. Dia terlihat begitu terangsang dengan tubuh yang ditimpanya saat ini, membasahi dada Kenric dengan cumbuannya.

"Tuan," desahnya.

"Ayolah, aku sudah tak sanggup menahannya." Ucapan dengan desahan yang tak tertahankan.