Demitri ternyata berpikir sama seperti Anggun. Padahal Badai tak pernah berpikir seburuk itu. Karena segala yang sengaja dia pakai selama ini membuatnya nyaman.
"Saya juga sudah menyiapkan sepatu putih baru untuk menunjang penampilan pertama terbaik Anda di sekolah ini hari ini."
Badai mencari kesana kemari sepatu usang yang dia gemari itu.
"Sepatu itu sedang di-laundry, Tuan. Kemarin Anda meminta saya untuk mencucinya dan menjadikannya seperti baru. Agar terlihat lebih baik. Sambil memperbaiki bagian sol yang sudah mulai mengelupas."
Badai mendesah panjang. Entah apakah semua kegelisahannya terbaca jelas di wajahnya atau bagaimana. Badai baru sadar bahwa Demitri ternyata begitu paham betul gerak-geriknya meski dia tak menyuarakannya.
"Tuan..." Demitri tampaknya punya kecemasan yang dia sengaja sembunyikan. Tapi tak kuat juga bila akhirnya harus terus menahannya lama di dalam hati.
"Saya senang Anda mau berubah. Saya kini melihat Anda kembali seperti sosok Anda yang dulu."