Itu dia!
Pouch penolong adalah sebutan hangat dari Narina untuk laki-laki manis yang sudah menghiburnya siang ini. Mengatakan hal baik. Bahkan dengan hati-hati memberikan nasihat soal make-up untuk Narina.
"Apakah kamu adalah Pouch Penolong?"
Narina berbisik ke arah Badai.
Narina sudah tahu ayahnya akan bicara panjang lebar pada temannya jika mereka sudah bersama. Lalu, mengacuhkan hal lain di sekitar mereka. Narina memasang wajah lugu. Begitu juga Badai.
"Hei! Kenapa bengong? Aku bertanya padamu! Apa kamu Pouch Penolongku siang ini?"
Wajah Narina berubah cerah. Dia senang bertemu dengan penolongnya seperti takdir.
Badai enggan memberikan respon karena takut salah dalam bertindak. Tapi akhirnya membulatkan tekad untuk menyangkalnya.
"Kamu salah. Aku bukan Pouch Penolong-mu. Aku juga tak paham apa yang kamu bicarakan!"