"Semenjak tinggal dengan ibu, aku beradaptasi dengan banyak hal. Termasuk makanan asam. Kalau tidak begitu aku akan kelaparan kak," jawab Arisha. Hidupnya begitu sulit saat bersama Safira. Dia harus bisa makan apa saja demi mengenyangkan perutnya. Ada nasi ya dimakan, ada sambal dimakan, apa saja dimakan meski Arisha tidak suka. Lama-lama dia suka semuanya. Dari pada perutnya lapar.
Gio terdiam. Dia tidak ada saat itu. Gio pergi keluar negeri untuk mengejar mimpinya. Seandainya dia ada mungkin Arisha tidak akan seperti itu.
"Maafkan kakak, Elina. Tidak ada di sisimu saat kau kesulitan," ucap Gio. Wajahnya penuh gurat penyesalan. Seandainya, Gio ada mungkin dia akan bekerja keras untuk membahagiakan Arisha. Mana mungkin membiarkan orang yang dicintainya lapar.