Chereads / Kemurnian Cinta Hyuna / Chapter 21 - Terjatuh Sedalam-dalamnya

Chapter 21 - Terjatuh Sedalam-dalamnya

Hyuna dengan berjalan sempoyongan ke arah ke tiga orang yang berbicara sambil berdiri itu sedari tadi.

"Mas Bagas, Aku mohon jelaskan kepada Hyuna dengan sejujurnya apa yang terjadi sebenarnya di sini"

Hyuna bertanya kepada Bagas dengan wajahnya yang shock dan terkejut dengan apa yang barusan didengarnya.

Tetapi, Bagas hanya terdiam saja tanpa ada reaksi dan niat untuk menjawab dan memberikan penjelasan kepada Hyuna sedikit pun.

Ibu Sulistiawaty pun tidak tahu harus berbuat apa, beliau hanya terdiam dan menatap nanar ke arah Hyuna.

"Mas, Hyuna mohon bicara lah, Aku mohon jujurlah."

Matanya sudah berkaca-kaca, buliran bening itu hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk luruh juga ke pipinya.

"Mas, Aku mohon bicara lah, Hyuna butuh penjelasan dari Mas Bagas."

Hyuna pun menggoyangkan tubuhnya Bagas bertujuan agar Bagas segera membuka mulutnya dan berterus terang.

Diandra yang melihat hal tersebut hanya menatap jengah dengan apa yang dilakukan oleh Hyuna.

"Hyuna mohon dengan sangat, Mas tolong jujur lah sama Aku Mas, please!"

Karena tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Bagas, Hyuna pun berjalan ke arah Ibu mertuanya yang sedari tadi ikut terdiam seribu bahasa.

"Ibu, Hyuna mohon jelaskan sama Hyuna apa yang dikatakan oleh Diadra itu benar adanya?"

Hyuna yang sedari tadi berharap agar salah satu di antara mereka ada yang membuka mulutnya.

Hyuna memegang kedua lengan Ibu mertuanya. Apa yang dilakukan oleh Hyuna pada tubuhnya Bagas pun dilakukan oleh Hyuna.

"Ibu, Hyuna mohon berbicaralah, Hyuna ingin tahu kepastian dan kejujuran dari kalian."

Tubuhnya pun luruh ke atas lantai, di hadapan kaki mertuanya. Hyuna berlutut dan menghibah agar permintaannya dikabulkan.

Tapi, setali tiga uang, sikap dan kediaman dari Ibu mertuanya sama halnya dengan yang dilakukan oleh Bagas.

"Maafkan Ibu Nak, ibu pun tidak tahu harus berbuat apa, ibu saja tidak percaya bahkan tidak ingin mempercayai semua kenyataan yang ibu dengar barusan yang menampar wajah ibu."

Ibu Sulistiawaty hanya menatap iba anak menantunya itu tanpa ada rasa sedikit pun untuk berkata jujur.

Bukannya tidak mau berbicara atau pun tidak ada niat untuk berterus terang, tapi Beliau tidak ingin membuat hati menantu kesayangannya harus terpuruk dan hancur dengan fakta yang ada.

Air mata Hyuna pun luruh juga, air matanya perlahan menetes membasahi pipinya. Hingga tetesan air matanya sudah berjatuhan membasahi punggung kakinya ibu Sulistiawaty.

Air matanya itu terasa sangat dingin. Hyuna sudah berlutut di depannya. Seperti seseorang yang pesakitan saja.

Diandra semakin dibuat jengkel dan marah dengan sikap ibu mertuanya dengan suami sirinya tersebut.

"Hahahah."

Tawa Diandra menggema di seluruh penjuru ruangan tersebut. Bagas dan Mertuanya hanya melihat ke arah Diandra dengan wajah yang tidak bisa terbaca sedikit pun.

"Hyuna apa Kamu tolol atau terlalu pintar yah?"

Diandra berbicara seperti itu lalu berjalan ke arah Hyuna berada. Dia lalu membantu membangunkan Hyuna agar segera berdiri dari posisi berlututnya.

Hyuna tidak ingin memperlihatkan wajahnya ke hadapan Diandra. Hyuna merasa terlalu sedih dan kecewa serta harga dirinya sebagai seorang istri sah sudah terenggut.

"Ayok tatap Aku Hyuna."

Diandra memegang ke dua tangannya Hyuna dan membantu Hyuna untuk berdiri sehingga mereka berdiri berhadapan. Tapi, Hyuna sedikit pun tidak mengangkat kepalanya.

"Apa Kamu ingin mengetahui apa yang terjadi padamu sebenarnya?"

Tanya Diandra dengan senyuman liciknya yang sedari tadi tidak pernah luntur dari senyumannya itu.

Hyuna tidak menggerakkan sedikit tubuhnya tanda isyarat kalau dia mengiyakan perkataan dari Diandra Kakak sepupunya itu.

"Baiklah kalau begitu, Kamu setuju atau pun tidak, Saya tetap akan jelaskan sebenarnya sesuai dengan kenyataan yang ada."

Hyuna barulah mengangkat wajahnya ke arah Diandra. Hingga Diandra semakin menyunggingkan senyumannya.

"Kamu sekarang sedang hamil sudah hampir tiga bulan, dan pria yang telah menghamili Kamu bukanlah Mas Bagas."

Diandra menekan perkataannya di saat mengucapkan kata-kata bukan.

Jederrrr...

Perkataan yang meluncur dari bibirnya Diandra membuat langkah kakinya mundur selangkah.

Tubuhnya bergetar hebat, air matanya menetes membasahi wajahnya semakin deras saja.

Bibirnya bergetar hebat, hidungnya kembang kempis saking shock dan tidak percayanya dengan apa yang dikatakan oleh Diandra.

"Tidaaaakkkk!! itu pasti tidak mungkin, aku yakin Kamu berbohong padaku, Diandra Aku mohon bicara lah kalau apa yang Kamu itu adalah salah dan kebohongan besar."

Hyuna kemudian berjalan ke arah Ibu mertuanya.

"Ibu!! Hyuna mohon bicara lah dan sanggah apa yang dikatakan oleh Diandra adalah kebohongan besar."

Ibu mertuanya tidak bergeming sedikit pun dan seperti seorang patung Pancoran Jakarta saja.

Hyuna tidak mendapatkan jawaban apa pun sehingga, Hyuna beralih ke arah Bagas yang tidak berkutik dan terdiam saja sedari tadi.

"Mas Bagas, katakan sama mereka kalau yang Hyuna temanin malam itu di Pulau Bali adalah Mas Bagas?"

Bagas hanya sedih melihat kondisi Hyuna, bagaimana pun juga dia adalah manusia yang masih punya hati nurani sedikit, walaupun selama ini sudah bersikap kasar dan sering sekali cuekin Hyuna selama mereka menikah.

"Pria yang malam itu masuk ke dalam Kamar Hyuna itu kan Mas Bagas, jadi tidak mungkin aku hamil anak pria lain."

Hyuna sesekali sesegukan dan melap air matanya yang sudah membanjiri wajahnya yang putih mulus itu.

"Mas Bagas yang pertama kalinya yang Hyuna melewati malam itu kan, jadi itu tidak mungkin kalau pria lain," jelasnya.

Hyuna berharap apa yang dikatakannya benar adanya. Hyuna berharap besar jika apa yang barusan dia utarakan adalah sesuai fakta dan kebenaran yang ada.

Bagas pun memilih untuk jujur saja dan sudah sangat kasihan dan prihatin dengan kondisi Hyuna.

Bagas memegang tangan Hyuna untuk pertama kalinya selama pernikahannya itu. Bagas yang biasanya menampik atau menghempaskan tangannya dengan kasar, tetapi untuk kali ini

"Hyuna, Mas harap Kamu bisa menerima kenyataan ini, jika orang yang bersama Kamu malam itu adalah bukanlah Aku, bukan Bagas suami Kamu, tapi orang lain yang Saya pun tidak tahu identitasnya."

Penjelasan yang diucapkan oleh Bagas membuat Hyuna terpukul dan terjatuh sedalam-dalamnya hingga ke dasar jurang yang paling terdalam.

Air matanya semakin menetes membasahi wajahnya. Hyuna tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dirinya sudah kotor dan tidak layak untuk bersanding dan mendampingi suaminya lagi.

Ibu Sulistyowati sangat kasihan dan sedih melihat nasib Hyuna yang begitu memilukan. Keterpurukan Hyuna menjadi kebahagiaan Diandra.

"Pasti kalian bohong!!!!"

"Kamu itu bego atau terlalu lugu yah? sudah tahu dengan jelas kalau bayi yang di dalam kandungan Kamu itu anak dari pria lain, bukan suami Kamu yang menghamili Kamu berarti calon bayi kamu itu adalah anak haram."

Hyuna refleks menampar wajahnya Diandra dengan sangat keras.

Dyandra ingin membalas, tapi tangannya di cegah oleh seseorang.