"Mataku, tolong jangan liar sekali!" gerutu Raymond di dalam benaknya.
Batin Divya langsung berbicara, "Raymond sedang menatap apa? Kenapa dia seperti sedang …." Divya langsung mengalihkan pandangannya. "Kurang ajar sekali. Dia ini sedang berpikir tentang apa?" lanjutnya.
Raymond yang tersentak langsung berbicara, "Hm, sudah! Jangan banyak membantahku lagi—"
Divya segera mematahkan ucapan atasannya dan menatap durja pria tampan. "Maaf, Pak. Kenapa Nada malah mengatur semua aktivitas saya? Bukanya hubungan kita hanya sebatas di dalam pekerjaan saja? Namun, karena Anda menjadi begitu posesif sekali, Pak? Mau saya jalan dengan siapa juga terserah saya saya juga bukan anak kecil lagi, Pak! Kecuali kita ini punya hubungan lain. Bapak baru bisa melarang saya berdekatan dengan siapa saja!" Divya kembali memalingkan wajahnya ke sembarang arah.