Devan segera melepaskan pelukan itu. "Div, maaf. Mungkin aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku baru teringat ada pekerjaan lain yang aku selesaikan dalam waktu dekat ini."
Divya langsung mengernyitkan dahinya. "Hm, aneh sekali. Kenapa wajahnya terlihat sangat canggung seperti itu." Ia hanya berbicara di dalam hatinya. "Baiklah, Mas."
Devan segera berdiri dan pergi dari sana. Hal itu juga membuat Divya merasa sangat buncah. Dengan perasaan yang masih dalam keadaan sedih, ia pun segera masuk ke dalam kamar mandi. Ketika ingin membuka pakaian, ia merasa seperti ada sesuatu hal yang aneh.
"Pepayaku kenapa terasa sangat lembut?" pikirnya.
Ketika membuka pakaiannya, ia barus teringat kalau tidak memakai bra sejak tadi pagi. Ia pun langsung lemas setelah tahu hal tersebut. Wajahnya segera tertunduk paksa dan kembali ia bangkitkan ketika merasa yakin akan mengangkatnya kembali. Kini, ia mengerti kenapa Devan pergi tanpa alasan yang jelas.