"Baiklah, Sayang. Kalau begitu aku akan segera menghubungi Dokter pribadiku, ya. Maafkan aku karena terlalu memaksakan kehendakku kenapa kamu," sahut Raymond dengan wajah yang sudah terlihat sangat bersalah.
Divya segera menyentuh punggung tangan suaminya. "Mas, tidak masalah. Jangan berkata seperti itu lagi, ya. Nanti aku bisa bersedih bersama calon bayi kita."
Elusan lembut dari tangan Raymond Segera menyentuh bagian pucuk kepada Divya. Akhirnya, mereka pun berbalik arah setelah menyetujui segalanya. Sesampai di kediaman, Divya malah beneran sakit. Perutnya semakin merasa tidak enak. Ia juga mengalami mual dan muntah yang secara berlebihan saat itu.
"Sepertinya tUhan marah kepadaku. Padahal, aku hanya berpura-pura tadinya," batin Divya setelah selesai membersihkan mulutnya menggunakan tisu.