Devan juga mulai berpikir saat mendengar pertanyaan wanita tersebut. Kedua netranya mulai melirik satu per satu insan yang ada di sana. Zeline pun kembali menanyakan hal yang sama. Namun, Devan masih diam dan menatap ke arah wanita tersebut.
"Aku tidak melihat siapa yang sudah menculikku. Namun, aku mengetahui bahwa memang ada yang menculikku saat acara wawancara yang dilakukan oleh Raymond. Ada seorang wanita dan pria yang sempat aku dengar di dalam gedung tua tersebut." Devan kembali menatap durja Zeline dengan serius. "Suaranya hampir sama dengan suaramu dan yang pria juga demikian, hampir sama dengan suaraku hanya saja sedikit lebih berat."
Zeline kembali memiringkan senyumannya saat mendengarkan ucapan pria tersebut. "Memangnya kamu melihat wajahku di sma? Suara bisa saja mirip." Zeline kembali menatap ke arah Divya. "Suara Ivanka saja sangat serupa dengan mendiang DIvya! Apakah dia juga bisa disebut sebagai Divya?" sindirnya.