"Pria ini memang sangat susah untuk diperdaya. Sifatnya yang sepertinya sejak dulu yang masih melekat dengan baik. Aku harus apa? Apakah aku kasih tahu aja semuanya?" batin Divya Merasa sangat resah.
"Ayo, jawab saja," sosor Raymond sekali lagi.
Pangan Divya langsung tertuju kepada kaki Raymond. Ia juga merasa buncah saat tidak melihat ada perban pada kaki yang mengalami cedera itu. "Kaki kamu sudah sembuh?" tanyanya merasa sangat buncah.
Ada raut cemas saat Raymond mendengarkan pertanyaan tersebut. "Hm, aku sudah baikan. Entah kenapa rasa sakitnya bisa hilang dengan cepat," jawabnya terbata-bata.
Divya segera memasang tatapan sinisnya kepada pria tersebut. "Atau kamu mau membohongiku, ya! Mana mungkin kakimu itu bisa sembuh dalam sehari? Aku dengar ada keretakan pada pergelangan kakimu. Hm, coba aku lihat kamu!" Ia segera melepaskan pelukan itu.