Raymond kembali melebarkan senyuman sinusnya. "Oh, kamu melakukan hal ini untuk menjauhkanku dari Zeline, 'kan? Ada apa sebenarnya? Atau kamu menyukai kekasihku?" serangnya.
Devan langsung melemparkan botol air kosong yang ada di tangannya kepada pria tadi. "Jangan sembarang berbicara! Aku tidak sudi menyukai wanita licik seperti dirinya. Aku melakukan hal ini juga demi kebaikanmu, Ray! Kapan ingatan bisa kembali pulih? Argh, kamu masih saja tidak ingin dinasehati," ucapnya seraya memejamkan kedua matanya.
"Sudahlah, apa pun itu masalahnya, akan terbongkar seiring berjalannya waktu. Aku harap kita tidak merasa terhina karena hal ini. Namun, saranku kamu memang harus menjauhinya, Ray. Ya, untuk kebaikanmu. Kalau kamu meragukan ucapan kedua sahabatmu ini. Kamu bisa mengirimkan mata-mata untuk melihat bagaimana kelakuan kekasihmu, 'kan?" usul Luke dengan mengeluarkan nada yang lembut.