Keesokan paginya Raymond sudah sampai di dalam kediaman. Ia pun segera mencari keberadaan Divya di seluruh ruangan. Ia juga merasa sangat terperanjat melihat keadaan kekasihnya di dalam kamar. Tidak seperti biasanya wanita berwajah cantik itu tidur sampai jam sepuluh pagi.
Dengan raut cemas, ia mulai duduk di sebelah pembaringan Divya. Awalnya ia sangat takut menyentuh tubuh wanita itu. Namun, hatinya bergerak ia harus menyentuhnya sekali saja. Ketika menyentuhnya, ia langsung terperanjat.
"Panas sekali tubuhnya," gerutunya cemas. "Sayang," panggilan dengan lembut.
Divya segera membuka kedua netranya setelah mendengar suara itu. "Mas? Kamu sudah pulang?" tanyanya santai.
Raymond langsung memeluk tubuh kekasihnya. "Sudah, Sayang. Ayo kita ke rumah sakit. Suhu tubuh kamu panas sekali. Aku rasa ada masalah yang menyebabkannya. Oh, mungkin karena goresan kaca semalam?"