Baim dan Keyla langsung tertawa sekilas melihat durja Divya. Mereka pun segera menarik tangan wanita berwajah menawan itu ke ruangan tamu. Kedua netra wanita tersebut sudah sangat membulat karena merasa buncah. Dengan santai adik kandungnya langsung mengungkapkan bahwa ia mencintai Baim.
"What? A–apa yang kamu katakan, Key?" tanya Divya merasa sangat syok.
Keyla kembali melebarkan senyumannya. "Ya, aku dan Baim berpacaran, Kak," ungkapnya santai.
Baim kembali menyambung ucapan Keyla. "Iya, Kak. Kami saling mencintai."
Divya masih membuka mulutnya selebar mungkin. "Sejak kapan kalian berpacaran?" tanyanya histeris.
"Tadi, Kak." Keyla kembali merangkul lengan Baim.
Melihat hal itu, Divya semakin merasa tegang. Ia juga sangat sulit berkata-kata. Tidak lama kemudian, Raymond keluar dari kamar. Ia juga merasa penasaran dengan pembahasan mereka. Setelah mengetahui hal yang sebenarnya, ia langsung memberikan selamat.