Chereads / Teror Masa Lalu / Chapter 25 - Di saat Jack bimbang

Chapter 25 - Di saat Jack bimbang

Tetapi ia tidak mungkin menghubungi Alma, secara ia sudah mempunyai keluarga. Satu-satunya cara untuk menenangkan dirinya, Jack masuk ke dalam kamarnya dan mengurung dirinya. Kebiasaan Jack, kalau ada masalah ia selalu memendamnya sendiri. Ia tidak pernah mengeluarkan keluh kesahnya kepada siapapun, bahkan orang terdekatnya saja tidak pernah tahu kalau ia memiliki masalah. Ia lebih senang menjadi Jack yang tertutup. Berbicara sama orang saja sangat jarang sekali. Ia terlihat cuek dan kalem, tetapi ketika tersenyum lesung di pipinya membuat orang terpesona di tambah dengan wajahnya yang imut.

Jack mendengar musik kesukaannya yaitu lagunya BTs untuk menenangkan hati dan pikirannya. Ia merebahkan tubuhnya, kedua bola matanya melihat langit-langit kamarnya. Tetapi ia belum juga bisa tenang, ia kepikiran sama Ny Sera dan Tuan Rafi.

Jack kembali bangun dan duduk bersila "Aku tidak mungkin menentang keinginan Ibu dah Ayah. Akan tetapi jika aku mengikuti kemauan mereka, aku sendiri yang akan sakit" Gumam Jack.

Waktu Jack untuk memikirkan masalah ini tidak lama lagi, karena besok sekitar jam 04.00 sore Jack harus terbang ke Amerika. Karena Ny Sera sudah menyiapkan tiket.

"Tut!" Suara handphone Jack berbunyi cuma satu kali, suara deringan untuk pesan.

Jack mengambil handphonenya dan membuka pesan dari Ny Sera 📩 "Ibu dan ayah tunggu di bandara sesuai tepat waktu"

"Arghhh..."Jack merasa tertekan, ia melempar handphonenya dengan keras. Ia tidak perduli handphonenya rusak atau tidak. Yang jelas ia tidak ingin pulang ke Amerika, ia sama sekali tidak ingin di kekang. Jack lebih nyaman tinggal sendirian di apartemen ini. Karena ia bisa merasakan ketenangan jiwa.

Jika malam ini di habiskan hanya untuk berpikir, bisa-bisa Jack mengalami stres "Sebaiknya aku mencoba untuk menelpon Alma" Gumamnya lagi, ia kembali mengambil handphonenya yang terlempar jauh. Dengan segera Jack menekan nomor Alma dan langsung membuat panggilan.

"Tut..Tut..Tut..." Telpon tersambung tetapi Alma belum menjawabnya. Jack menunggu dengan penuh harap panggilannya di jawab.

"Kenapa Alma tidak mau menjawab panggilan saya? Apakah dia sedang sibuk?" Jack bertanya sama dirinya sendiri.

"Sebaiknya aku mencoba untuk memanggilnya kembali, siapa tahu dia menjawab" Lanjutnya lagi.

Beberapa menit kemudian telepon tersambung, tetapi tidak ada jawaban. Jack merasa kecewa, ia kembali merebahkan tubuhnya sambil memeluk bantal guling dengan erat.

Rumah Alma.

Sedangkan Alma sedang menidurkan Aletta. Ia menyanyikan beberapa lagu anak untuk Aletta. Setelah putri kecilnya tidur lelap, baru Alma pergi ke kamar mandi.

Sebelum tidur, biasanya Alma mencuci wajahnya terlebih dahulu, ia juga menggosok giginya agar terasa lebih segar. Ia kemudian mengganti bajunya menggunakan baju tidur berwarna putih tulang, dengan gambar Spongebob didepannya.

Tidak lupa Alma menggunakan skincare wajahnya, untuk perawatan. Beberapa menit, Alma sudah selesai. Sudah waktunya untuk istrihat dengan nyaman. Tetapi ia teringat sama handphonenya, ternyata Alma lupa menaruhnya di mana.

"Sebaiknya aku cari dulu handphonenya. Siapa tahu ada informasi penting" Gumamnya sambil membuka tas selempang yang di pakaiannya tadi.

Ia tidak menemukan handphonenya, ia mengingat-ingat dimana ia menaruhnya "Kenapa aku menjadi lupa seperti ini? Bagaimana kalau handphone saya jatuh?" Pikiran Alma sudah lain-lain.

Ia kembali mencari di kamarnya, ia membuka laci mejanya, ia juga mencari di atas mejanya, namun ia tidak menemukannya juga. Alma menggaruk-garuk kepalanya, ia kebingungan.

"Perasaan saya taruh didalam tas. Kenapa handphonenya bisa tidak ada?" Ucapnya "Atau mungkin saja, ketinggalan di mobil laki-laki itu?" Lanjutnya.

Alma kembali mengingatnya, kedua bola matanya melihat ke semua tempat. Dan ternyata ia melihat handphonenya ada di bawah bajunya yang ada diatas tempat tidur.

"Ya ampun ternyata kamu ada disini" Ucap Alma, ia merasa senang sekali bisa menemukan barang miliknya. Ia mengecek handphonenya dan melihat ada beberapa panggilan tidak di jawab. Alma membukanya dan melihat kontak Jack.

"Kenapa dia menelpon saya? Apakah terjadi sesuatu sama orang ini?" Alma bertanya sama dirinya sendiri.

Ia mempunyai pirasat tidak enak, bahkan Alma berpikir untuk menghubungi Jack kembali. Namun ia ragu, takutnya Jack mempunyai pemikiran buruk tentang dirinya.

"Sebaiknya aku tidak usah menghubungi dia kembali" Ucap Alma sambil memegang handphonenya dengan erat.

Tiba-tiba Aletta menangis, tanpa memperdulikan hal apapun Alma langsung menunju Aletta. Ia tidak mau putri kecilnya itu sedih.

"Sayang kamu kenapa menangis? Sebaiknya kamu tidur ya ... Ibu ada disamping kamu" Alma berbicara sama Aletta. Ia mengelus-elus kening Aletta sambil menatap wajah putrinya dengan penuh cinta.

Ia merasa nyaman dan tenang setiap kali melihat wajah Aletta. Rasa lelahnya berubah menjadi nikmat. Alma menghelai napas panjangnya, ia merasa bersyukur bisa memiliki putri yang sangat cantik.

Aletta kembali tidur dengan tenang, karena waktu sudah malam. Alma juga terlihat sangat ngantuk, beberapa kali ia menguap. Beberapa menit kemudian Alma ikut terlelap disamping Putrinya.

Jam 03.00 pagi.

Di tengah malam sekitar jam 03.00 Aletta bangun lagi, ia menangis sejadi-jadinya. Alma yang tidur dengan lelap terbangun oleh tangisan Putrinya. Tidak biasanya Aletta menangis seperti ini.

Alma kemudian menggendong Aletta, sambil menenangkan. Tetapi tangisannya semakin menjadi-jadi. Ternyata Ny Yulia dan Tuan Mario mendengar suara tangis Aletta.

"Apakah ibu mendengar suara tangisan Aletta?" Tanya Tuan Mario.

"Ya Ayah! Saya mendengarnya. Apakah dia sakit? Karena tumben sekali Aletta seperti itu?"

"Saya juga tidak tahu, sebaiknya kita segera kesana"

"Baiklah ayah"

Ny Yulia dan Tuan Mario beranjak dari tempat tidurnya. Ia pergi ke kamar Alma, mereka berdua mengetuk pintu "Tok...tok...tok!" Suara ketukan pintu.

"Alma tolong buka pintunya, ini ibu dan ayah" Ucap Ny Yulia.

"Sebentar ibu" Alma kemudian membuka pintu kamarnya sambil menggendong Aletta.

"Aletta kenapa sayang?" Tanya Ny Yulia. Ia terlihat sangat panik, karena Aletta merupakan cucu pertamanya. Jadi ia takut jika terjadi sesuatu sama Aletta.

"Saya Juga tidak tahu ibu, dari tadi Aletta menangis terus" jawab Alma.

"Sini biar ibu yang gendong Aletta"

"Tidak usah ibu. Sebaiknya ayah dan ibu tidur saja, biar saya yang menjaga Aletta"

"Tidak apa-apa sayang! Sini biar ibu ganti kamu menggendong Aletta"

"Tidak usah ibu, Alma bisa sendiri. Ibu sudah menjaga Aletta seharian, jadi sekarang giliran saya yang menjaganya"

"Sebaiknya kamu bawa Aletta keluar, mungkin dia mau berada di tempat terbuka" Saran Tuan Mario.

"Ayah benar juga! Kenapa saya tidak kepikiran dari tadi ya"

"Ya sudah kalau begitu, biar ibu dan ayah temani kamu di luar"

Alma tersenyum campur haru, ia merasa beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat tulus sayang sama dirinya dan juga putrinya. Kedua orang tua Alma terlalu baik juga sangat sabar. Jarang-jarang ada orang tua seperti mereka berdua.