Chereads / Teror Masa Lalu / Chapter 24 - Memaksa untuk menikah

Chapter 24 - Memaksa untuk menikah

"Alma!" Terdiam dan tidak mau menoleh ke belakang.

Jack melangkahkan kakinya sambil membawa uang receh itu di genggaman tangannya "Ada apa Jack? Bukankah saya sudah berjanji sama kamu, akan memberikan sisanya nanti?" Tanya Alma sambil menjelaskan kepada Jack.

Jack tersenyum dengan lembut "Baiklah akan saya tunggu sisanya" Lanjut Jack.

"Ya sudah kalau begitu!"

Tanpa basa-basi Jack mengambil handphone Alma dan menulis kontaknya lalu ia menghubungi dirinya sendiri. Alma melotot dan meraih handphonenya kembali, tetapi nomornya sudah masuk jadi dengan mudah Jack bisa menghubungi Alma.

"Apa yang sudah kamu lakukan?" Tanya Alma sambil mengecek handphonenya.

"Saya butuh nomor kontak kamu, takutnya nanti kamu kabur sebelum melunasi sisa bayaran yang di janjikan" Jawab Jack dengan santai.

"Aish ... Ya sudahlah" Alma melangkahkan kakinya dengan cepat sekali.

Sedangkan Jack kembali masuk ke dalam mobilnya, malam ini Jack merasa bahagia sekali karena ia bertemu sama Alma. Entah ada perasaan suka atau tidak, yang jelas ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jack.

Ia kemudian mengecek handphonenya dan melihat kontak baru, ia menyimpannya dengan nama Wanita misterius.

Apartemen City.

Sampailah Jack di sebuah apartemen mewah dengan ukuran yang sangat besar. Jack memarkir mobilnya di tempat biasa, ia melihat ada mobil mewah berwarna biru langit ada disamping parkirannya. Sedari tadi Jack memperhatikan mobil itu, ia tahu kalau itu bukanlah mobil biasa. Hanya orang kaya yang mampu membeli mobil mewah seharga miliaran.

Tapi Jack tidak mau membuat dirinya terlalu penasaran, ia kemudian berlari-lari kecil sambil memutar-mutar kunci mobilnya menuju apartemen. Ia sudah tidak sabar ingin merendam tubuhnya didalam bhuttap dengan air hangat. Jack sudah membayangkan betapa nikmatnya mandi dimalam ini sambil membayangkan wajah Alma.

Ketika membuka pintu apartemennya. Ia terkejut melihat Ny Sera dan Tuan Rafi yang sudah ada di dalam apartemen. Karena Jack tidak tahu sama sekali kalau kedua orangtuanya ada di pusat kota

"Tek!" Suara pintu terbuka.

Kedua bola mata Jack melotot, melihat ke arah dua orang yang sedang duduk santai di kursi yang ada ditengah.

"Ibu dan ayah kapan datang?" Tanya Jack dengan heran.

Ny Sera menoleh dan berdiri sambil menyambut kedatangan putra kesayangannya itu "Ibu dan ayah baru saja sampai sayang" Jawab Ny Sera sambil memeluk Jack.

Jack sudah menduga kalau kedatangan Ny Sera dan Tuan Rafi pasti ada tujuan tertentu.

"Kenapa ibu dan ayah tidak memberitahu saya kalau mau datang? Biar saya bisa menyiapkan kamar yang mewah"

"Itu tidak perlu sayang! Karena ibu dan ayah tidak lama di sini"

"Ibu kamu benar Jack" Lanjut tuan Rafi.

"Maksudnya? Jack sama sekali belum mengerti"

"Sebaiknya kamu duduk dulu dengan tenang, karena ada sesuatu yang ingin ibu dan ayah bicarakan sama kamu"

Dengan perasaan ragu Jack mengikuti kata hatinya untuk duduk "Kelihatannya penting sekali?" Tanya jack dengan ekspresi heran, perasaan Jack tidak karuan. Ia merasa tidak nyaman karena kedua orangtuanya.

"Ya ini memang sangat penting sayang" Jawab Ny Sera.

Jack kemudian duduk di samping Ny Sera, kebetulan kursi itu ada tiga di ruang tengah dan mejanya berbentuk segitiga.

Ny Sera kemudian melirik Tuan Rafi, setelah mendapatkan intruksi dari Tuan Rafi barulah Ny Sera melanjutkan pembicaraannya "Begini ... Kapan kamu kembali ke Amerika?"

"Kalau untuk kembali rasanya masih lama, karena masih ada proyek yang belum saya selesaikan"Jawab jack.

"Bagaimana proyeknya kamu tunda dulu" Lanjut Ny Sera.

"Kenapa bisa seperti itu ibu? Bukankah ibu paling tidak suka jika saya menunda pekerjaan?" Jack memperjelas.

"Memang ibu tidak suka. Tetapi untuk kali ini ibu minta, kamu jangan bekerja dulu"

"Memangnya kenapa ibu?" Jack semakin penasaran sama alasan Ny Sera dan Tuan Rafi.

Ny Sera yang sangat cantik dan anggun tersenyum manis sambil mengelus tangan Jack "Jadi begini ... ibu dan ayah sudah membicarakan tentang masalah pernikahan kamu bersama anak teman ibu dan keluarga mereka setuju. Putri teman ibu itu sangat cantik, anaknya ramah dan dia lulusan fakultas kedokteran disalah satu kampus bergengsi di Inggris"

"Pernikahan?" Jack benar-benar kaget, karena selama ini ia belum kepikiran sampai sana.

"Ya Pernikahan! Jack usia kamu sudah menginjak 26 tahun, jadi ibu dan ayah ingin sekali melihat kamu menikah"

"Tapi Jack sama sekali tidak mengenal wanita itu ibu?"

"Ibu tahu kamu tidak mengenal dia, tapi ibu yakin kamu akan setuju sama pilihan ibu bukankah begitu ayah?"

"Ya ibu kamu benar Jack. Kamu tidak akan menyesal menikahi anak teman ibu kamu. Apalagi dia seorang dokter spesialis"

"Jack tidak mempermasalahkan lulusannya, hanya saja Jack belum siap untuk menikah tahun ini"

Mendengar tanggapan Jack membuat Ny Sera merasa geram "Pokonya ibu tidak mau tahu, kamu harus menikah sama anak teman ibu"

"Ayah juga setuju sama pendapat ibu kamu"

Kedua orang tua Jack benar-benar keras, semua perkataan dan perintahnya harus di ikuti oleh Jack "Kenapa ayah dan ibu egois seperti ini? Please ... Jangan paksa Jack untuk hal ini"

"Keputusan ibu dan ayah sudah bulat, ibu sudah membelikan tiket untuk kamu. Ayok ayah kita pergi sekarang" Ny Sera langsung meletakkan tiket di atas meja tepat didepan Jack. Ia kemudian menggandeng tangan Tuan Rafi dan meninggalkan Jack tanpa rasa bersalah.

Ny Sera terlihat sangat kejam sekali, ia tidak perduli sama perasaan Jack. Yang paling penting keinginannya untuk menikahkan Jack dengan anak temannya berjalan sesuai rencananya.

Jack meremas-remas kepalanya, ia benar-benar emosi. Ia bahkan tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia menendang meja yang ada didepannya.

"Arghhh!" Teriak Jack. Ia duduk di lantai dengan perasan hancur, ia tidak mungkin menerima pernikahan ini. Sepertinya Jack mengalami tekanan batin.

"Bagaimana bisa aku menikah sama wanita yang sama sekali tidak aku kenal, bahkan aku sama sekali tidak pernah bertemu dengan dia. Kenapa kedua orang tuaku selalu bersikap egois, kenapa mereka tidak pernah mengerti bagaimana perasaan saya" Batin Jack.

Jack yang tadinya terlihat sangat gembira, seketika berubah menjadi redup. Wajahnya terlihat sedih, ia juga tidak mempunyai teman dekat untuk curhat. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Alma.

Tetapi ia tidak mungkin menghubungi Alma, secara ia sudah mempunyai keluarga. Satu-satunya cara untuk menenangkan dirinya, Jack masuk ke dalam kamarnya dan mengurung dirinya. Kebiasaan Jack, kalau ada masalah ia selalu memendamnya sendiri. Ia tidak pernah mengeluarkan keluh kesahnya kepada siapapun, bahkan orang terdekatnya saja tidak pernah tahu kalau ia memiliki masalah. Ia lebih senang menjadi Jack yang tertutup. Berbicara sama orang saja sangat jarang sekali. Ia terlihat cuek dan kalem, tetapi ketika tersenyum lesung di pipinya membuat orang terpesona di tambah dengan wajahnya yang imut.