Hening menangis sejadi-jadinya didalam kamar. Rasa sesak di dada membuatnya kesulitan bernapas. Membayangkan wajah Dimas, sakitnya bukan main.
Dipta berjalan masuk kedalam rumah dan kamarnya. Sambil mengeringkan tubuh, dia berkata, "apa yang lo tangisin? Banci kaya gitu gak pantes di tangisin."
Dari dinding kamarnya dia dapat mendengar Hening yang sedang menangis pilu. Bukan urusannya tapi, kasian aja liat gadis itu kalo lagi kumat begonya.
Suka sama orang kok bisa segitunya. Tapi, gak bisa di salahin juga, karena dia pun kaya gitu. Ada seseorang yang buat dia bego, bahkan sampe sekarang.
Selesai mengganti pakaian, Dipt duduk dan menyandar pada dinding, dibaliknya ada Hening yang duduk sambil membenamkab wajahnya keatas lutut.
"Suka sama orang gak salah tapi jangan bego! Kalo orang yang lo suka gak nerima perasaan lo, move on lah! Jangan nangis seolah-olah lo jadi korban."
"Aku nangis karena nyesal udah suka sama dia," ucap Hening terbata."
