"Bu! Ada kak Hening!" seru Jani.
Laila yang sedang menyuapi Dimas langsung menghentikan gerakan tangannya, mendengar sekali lagi suara putrinya untuk memastikan apa yang dia dengar tidak salah.
"Bu! Ada kak Hening!" Kali ini Jani berseru sambil membuka pintu kamar Dimas. Pria itu tersenyum kecil saat mengetahui Hening datang.
Pasti mau melihatnya, itulah yang dia pikir.
Laila mengangguk, "sebentar lagi ibu keluar. Habis menyuapi mas-mu." Jani mengangguk lalu kembali keruang tamu setelah menutup pintu kamar.
Dia gak menyapa kakak laki-lakinya karena marah hati dan kecewa, begitupun Jana. Walau mereka sedih melihat kondisi Dimas tapi tetap gak bisa ngilangin rasa marah dan kecewa.
Mereka kasihan sama Hening, sedari kecil di acuhkan Dimas dan akhirnya dikasari kaya gini.
"Aku mau ketemu dia," ucap Dimas terbata sambil memegangi sudut bibirnya.
"Buat apa? Melampiaskan marahmu pada gadis itu?" suara Laila terdengar tidak senang.