Dipta menaikan sebelah alisnya, "cariin gue makanan manusia."
Hening mengedarkan pandangan kearah para penjual makanan, "mereka semua julan makanan manusia, gak jual makanan hewan."
Kembali menatap Dipta, Hening merepet, "nggak usah banyak tingkah! Lapar ya makan, tinggal pilih! Gak mungkin keracunan! Gitu aja repot!"
"Gue gak terbiasa dengan bentuk makanan-makanan itu, lo harus pastiin makanan yang gue makan gak beracun terus nyaman masuk perut gue."
Dipta mendorong Hening dengan telunjuknya, "sekarang, go! Kalo sampe perut gue gak keisi, satu lapangan ini tau calon istri gue …"
"Diam gak!" Hening melotot, berkacak pinggang.
Dipta melipat tangan kedada, "gak malu diliatin orang?" katanya santai.
Hening melirik kanan dan kiri, benar aja semua orang memperhatikannya dan Dipta, bukan pertandingan. Asem!
"Mau makan apa? Yok lah!" kesal Hening sambil meremas baju batik Bayu yang di titipkan padanya.