Aku terkejut melihat Ilyas berdiri di depan pelataran rumahku. Seragamnya masih lengkap. Juga ransel yang masih menempel di belakang punggungnya. Dia pasti langsung ke sini begitu bel pulang sekolah berbunyi.
Ilyas memperhatikanku dengan lekat. Berurutan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak ada yang aneh dengan penampilanku. Seperti biasa aku mengenakan kaus berlengan panjang, jeans, dan sepatu kets. Yang aneh hanya aku tidak pergi ke sekolah hari ini.
"Bolos?" kata Ilyas sembari menyodorkan buku catatan yang kemarin dipinjamnya.
"Enak aja!" sungutku. "Izin. Ada urusan."
"Urusan apa?"
Aku mengerutkan keningku. Ada apa dengan anak ini? Kenapa jadi kepo begini?
"Bukan urusanmu," kataku ketus. Aku yang sudah berjalan melewati Ilyas, memasuki pekarangan rumah, berbalik dan mendelik ke arahnya. "Tumben nunggu di depan. Biasanya langsung menyelonong masuk ke kamar." Aku memasuki rumah yang tidak dikunci.
"Enggak enak sama ibumu. Kemarin aku pasti berisik sekali."
