Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, aku mulai memasuki daerah perkotaan.
Kota yang berbeda. Lebih padat, lebih banyak gedung, lebih luas, dan lebih berpolusi. Karena ini hari libur, jalan-jalan menjadi lebih macet. Segala kendaraan roda dua dan empat memenuhi badan jalan, menumpuk. Mungkin tidak semacet hari-hari kerja dan sekolah atau di jam-jam istirahat, tapi tetap saja aku harus menurunkan laju kendaraanku.
Selepas subuh, aku berkemas, dan mempersiapkan beberapa keperluan. Tidak lupa sarapan roti seadanya. Jam enam tepat, dengan alasan acara komunitas di sekolah, aku meminta izin kepada ayah dan ibu, kemudian lepas landas meninggalkan kota.
Tidak ada yang tahu aku pergi. Karena aku merencanakan kepergianku secara mendadak, tidak banyak hal yang bisa kupikirkan. Kalaupun aku gagal dan tidak mendapatkan informasi apa pun, aku tidak mempersiapkan rencana cadangan. Kedatanganku hanya akan sia-sia. Tidak masalah. Itu lebih baik dibanding tidak melakukan apa pun.
