Ilyas dan Addar telah berada di sebuah rumah makan. Menu yang ditawarkan aneka lauk yang dibakar. Keduanya memilih tempat paling ujung dan tertutup. Tempat yang cocok untuk membahas hal-hal bersifat rahasia.
"Oke, pertama-tama aku ingin dengar alasanmu lebih dulu," kata Addar setelah memesan dua porsi lalapan ayam bakar dan es teh.
Sebenarnya Ilyas ingin mencoba menu lain. Tapi Addar memaksa dengan mengatakan ayam bakar di tempat ini terkenal paling enak dan membuat keputusan atas kehendaknya sendiri.
Ilyas memulai dengan berdehem. Takut Kalau-kalau sedang menjelaskan bagian terpentingnya, suaranya justru hilang karena tersangkut di tenggorokan.
"Bagaimana kalau aku bilang ada seseorang yang kuanggap mencurigakan?"
"Di tempatmu?!" Addar berseru tidak yakin.
"Dengar!"