Dalam mempertahankan dirinya, manusia memiliki sesuatu yang disebut firasat. Aku percaya itu. Semakin bersih hatinya dan semakin sering firasat itu diasah, akan semakin tajam. Sebaliknya, jika sering diabaikan, akan tumpul tidak berguna. Dan, karena firasat itu aku jadi kewalahan sekarang.
Anak itu masih di sana, duduk di tempatnya sembari menyesap kopinya dengan nikmat. Meski terlihat menikmati kesendiriannya, matanya tetap awas mendeteksi segala gerak-gerikku. Caranya membuntuti sangat baik untuk seorang amatir. Seandainya aku tidak terbiasa menghadapi hal-hal seperti ini, mungkin aku tidak akan tahu kalau sedang dibuntuti. Mungkin aku akan melakukan kesalahan yang mengakibatkan semakin dicurigai.
Suatu kali anak itu mengenakan topi. Di hari lain mengenakan hoodie dan masker. Kali lainnya mengubah gaya rambutnya dengan menggunakan banyak pomade. Kacamata yang selalu ia kenakan dilepas. Karena baginya, kacamata adalah aksesorinya yang paling mencolok.