Chereads / My Adventure Life in Another World With the Cheat / Chapter 4 - Chapter 4 Naga Penyihir Dari Pegunungan Timur

Chapter 4 - Chapter 4 Naga Penyihir Dari Pegunungan Timur

Penginapan Kristal Eria, pagi hari.

Terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang menuju ke lantai atas, tak lama setelah itu, suara langkah kaki mulai berhenti di depan pintu kamar Ryouta, lalu suara itu berganti menjadi sebuah ketukan pintu dan setelah pintu kamar Ryouta di ketuk, terdengar suara Chera memangil Ryouya dan Rui untuk turun kebawah.

"Ryouta-san, Rui-chan, ayo bangung, sarapan sudah disiapkan di lantai bawah," ucap Chera pada Ryouta dan Rui dari luar kamar mereka.

Setelah Chera memangil Ryouta dan Rui untuk sarapan, Chera pun kembali turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan untuk Ryouta dan Rui.

***********************

Setelah Chera turun untuk menyiapkan sarapan, Ryouta dan Rui pun keluar dari kamar dan bersiap untuk sarapan. Disaat Ryouta dan Rui tiba di lantai bawah, seorang wanita berambut hitam yang mengenakan long dress berwarna coklat dengan celemek berwarna putih keluar dari pitu yang ada di sebelah kiri meja penerimaan dengan membawa beberapa makanan untuk disajikan pada Ryouta dan Rui.

Setelah makanan di sajikan, wanita itu kembali masuk ke pintu. Tak lama setekah wanita itu masuk kembali, Chera pun datang dan duduk di dekat Ryouta dan Rui sambil bertanya pada mereka,

"Nee Ryouta-san, bisa kau ceritakan bagai mana kau bertemu dengan Rui-san?" Tanya Chera pada Ryouta.

"Aku bertemu denganya di hutan saat aku sedang berjalan-jalan dan memburu monster, awalnya aku menyangka dia itu monster yang bersembunyi di balik semak-semak, tapi saat aku melihat lebih dekat ternyata dia adalah seorang gadis kecil dari ras Half Beast, aku menemukanya dalam keadaan pingsan di hutan lalu aku memutuskan untuk merawatnya sampai dia sadar, tapi saat sadar dia langsung memanggil ku Onii-chan," ucap Ryouta menjelaskan semuanya pada Chera.

Sebelum Chera berbicara wanita yang tadi mengatarkan makanan pada Ryouta pun berkata,

"Jadi kesimpulanya Rui-chan kehilangan ingatan masalalunya dan dia mengangap Ryouta-kun sebagai kakaknya bagitu kan," ucap wanita itu pada Ryouta.

"Ah, itu benar Rui masih kehilangan ingatanya jadi aku harus menjaganya sebagai seorang kakak," jawab Ryouta pada wanita itu.

Setelah semua penjelasan itu di pahami oleh Chera, Ryouta pun mengajukan pertanyaan kepada wanita yang ikut menjelaskan tentang kesimpulan cerita Ryouta.

"Oh iya kalau aku boleh bertanya, kau siapa?" Tanya Ryouta pada wanita itu.

"Ara ara ara aku lupa memperkenalkan diri ku, aku Eria Franole ibunya Chera, salam kenal ya Ryouta-kun," ucap Eria memperkenalkan dirinya pada Ryouta.

***********************

Setelah pembicaraan tentang Rui seleai, Chera pun bertanya pada Ryouta tentang apa yang akan dia lakukan hari ini.

"Ryouta-san, setelah ini apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Chera pada Ryouta.

"Kurasa aku akan pergi ke guild untuk mengambil quest lagi, dan juga sore nanti aku mau mengajari Rui cara bertarung agar dia bisa ikut dengan ku menjalankan quest,kalau kau?" Ucap Ryouta yang balik bertanya pada Chera.

"Hari ini aku akan pergi ke pasar di ibu kota untuk membeli sekeranjang buah Golden Berry untuk membuat kue dan juga roti Golden Berry untuk di jual di Tavern atau di toko roti yang ada di ibu kota," ucap Chera pada Ryouta.

"Golden Berry ya, kurasa aku punya beberapa, tapi sebagai gantinya, aku ingin beberapa kue dan roti yang baru kau buat untuk ku dan Rui, dan satu lagi, tolong ajarkan dia untuk membuat kue, bagai mana kau setuju?"

"Kalau cuma itu syaratnya, aku setuju," jawab Chera pada Ryouta.

Setelah setuju dengan syarat yang diajukan Ryouta, Chera pun meminta Golden Berry yang di janjikan Ryouta padanya. Ryouta mengeser jarinya dari kanan ke kiri lalu memunculkan Golden Berry dari Dimensional Storagenya.

Beberapa menit kemudian, semua Golden Berry yang muncul dari Dimensional Storangenya Ryouta memenuhi keranjang yang Chera gunakan untuk membeli Golden Berry.

"Apa ini cukup?" Tanya Ryouta pada Chera.

"Ini lebih dari cukup Ryouta-san, dengan begini aku bisa membuat banyak makanan dari Golden Berry, trimakasih Ryouta-san,"

"Oh iya Chera, apa kau yang memasak semua makanan untuk sarapan tadi?" Tanya Ryouta pada Chera.

"Benar, itu semua masakan ku tapi sebagian lagi adalah masakan ibu ku,"

"Lalu bagai mana dengan Milia, apa dia juga ikut memasak?"

"Ahh...soal itu bagai mana mengatakanya ya, bisa di bilang kalau Milia yang memasak bisa saja dapur akan terbakar atau bahkan bisa lebih buruk lagi," ucap Chera memberitahu Ryouta.

"Hmm...bagitu ya, kurasa aku tidak akan bertanya lagi, ah oh iya sudah waktunya aku berangkat, Chera tolong ajari Rui untuk memasak ya," ucap Ryouta pada Chera sambil menatap dan mengelus kepala Rui.

"Serahkan pada ku, aku akan mengajari Rui-chan untuk memasak,"

"Ah, aku mengandalkan mu Chera," ucap Ryouta beranjak dari meja makan lalu berjalan keluar untuk pergi ke guild.

*************************

Setelah beberapa menit meningalkan penginapan Eria, Ryouta pun tiba di guild ibu kota dan disana seorang laki-laki yang mengenakan pakaian rapi berwarna biru khas kesatria bangsawan dan sebuah pedang yang agak panjang tergantung di pingangnya dan di samping laki-laki itu terlihat Rika resepsionis guild melambaikan tangan pada Ryouta dan memintanya untuk masuk.

"Ryouta-san, perkenalkan dia adalah guild master disini namanya adalah Erlant Lugiel," ucap Rika memperkenalkan guild masternya pada Ryouta.

"Jadi kau yang benama Ryouta ya, yang telah mengalahkan Black Wolf dan Soul Ghost sendirian," ucap Erlant sambil menatap Ryouta.

"Iya itu adalah aku, memangnya ada apa, sampai guild master seperti anda datang menemui ku," ucap Ryouta pada Erlant.

"Ikuti aku, kita akan segera melakukan ujian kenaikan pangak mu," ucap Erlant dengan ekspresi dingin.

Setelah mengikuti Erlant, mereka pun tiba di ruang bawah tanah guild, dimana disana terdapat lapangan yang luas tempat para petualang kuat berlatih. Saat tiba di lapangan, Erlant pun menarik pedangnya dan berkata pada Ryouta,

"Untuk kenaikan peringkat mu, kau harus bertarung untuk mengalahkan ku dan membuat ku menyerah jika kau gagal, maka kau akan di turunkan ke Rank G tapi jika kau menang kau akan naik ke Rank C," ucap Erlant pada Ryouta.

"Aku hanya perlu mengalahkan mu saja kan?" Ucap Ryouta sambil menatap Elant.

"Sepertinya kau sudah siap untuk mengambil ujian ini, baiklah Rika tolong jelaskan aturanya," ucap Erlant pada Rika.

"Baik, peraturanya adalah siapapun yang bisa mengalahkan guild master dan membuatnya menyerah maka dia akan dinyatakan sebagai pemenang, senjata, skill, teknik bela diri, atau apapun boleh di gunakan dalam pertarungan, dalam pertarungan ini tidak ada batasan waktu jadi petarung bebas untuk memikirkan strategi ataupun rencana untuk mengalahkan guild master," ucap Rika dengan lantang menjelaskan aturan dalam pertarungan.

"Baiklah kurasa aku sudah mengerti aturanya, Rika-san bisa aku pinjam sebuah pedang, jika aku mengunakan pedang ku ini mungkin guild ini akan hancur" ucap Ryouta meminta Rika untuk meminjamkanya pedang sebuah pedang.

"Tentu, tapi apa kau yakin bisa mengalahkanya dengan pedang ini," ucap Rika menyerahkan sebuah pedang biasa pada Ryouta.

Ryouta yang menerima pedang dari Rika pun masuk ke lapangan lalu mengayun ayunkan pedang yang dia pinjam dari Rika lalu berkata,

"Sepertinya ini sudah cukup, baiklah aku siap untuk memulai ujianya,"

"Kalau begitu, mari kita mulai ujianya." Erlant berlari lalu dengan cepat melesat ke arah Ryouta dengan mata pedang yang dia arahkan pada Ryouta.

Ryouta yang masih berdiri dengan tenang berhasil menangkis serangan Erlant sehinga membuat dirinya mulai mundur sejauh mungkin untuk menjaga jarak dari Ryouta.

"Sepertinya kau sudah selesai ya, baiklah sekarang giliran ku untuk menyerang." Ryouta memajukan kaki kirinya ke depan dan memundurkan kaki kananya ke belakang bersama dengan tangan kanan yang memegang pedang dengan posisi badan sedikit menunduk.

"Skill: Speed Bost." Ryouta melesat sangat cepat tanpa bisa di prediksi kearah mana dia akan menyerang.

Melihat Ryouta yang melesat sangat Erlant pun hanya bisa waspada sambil bertahan dari serangan yang akan dia terima. Disaat Erlant mulai waspada,

Ryouta pun muncul dari belakang lalu mulai menyerang dengan mengayunkan pedangnya.

Erlant yang terlihat waspada pun berhasil menangkis serangan Ryouta dengan mengunakan pedangnya sehinga membuat Ryouta kembali ke tempat awal dia berdiri. Melihat kemampuan Ryouta yang cukup hebat, Erlant pun berkata,

"Kau cukup hebat juga ya, tapi itu tidak akan lama, Fire Bullet" ucap Erlant melesat sambil melemparkan beberapa bola api yang berbentuk seperti peluru kearah Ryouta.

"Fire bullet ya, kurasa itu tidak buruk juga, kalau begitu aku juga akan serius, Ice Wall." Ryouta memunculkan dinding es yang sangat besar dari tanah untuk menghalangi Fire Bullet milik Erlant.

Karena skill api dan es milik Ryouta dan Erlant bertemu, skill milik mereka menyebabkan seluruh arena di kelilingi asap dari es yang meleleh karena api. Tak lama setelah asap menghilang, Erlant pun melesat untuk menghancurkan pertahanan Ryouta yang melemah.

"Kali ini akulah pemenangnya," ucap Erlant yang terlihat bangga karna berhasil menghancurkan pertahanan Ryouta.

Melihat hal itu, Ryouta hanya tersenyum sambil berkata,

"Sepertinya kau sudah masuk ke dalam perangkap ku, sekarang waktunya mengakhiri ini, Ice Lancer." Ryouta memunculkan es dengan ujung tajam muncul dari tanah secara bertubi-tubi untuk menyerang Erlant.

Erlant yang berusaha menyerang Ryouta pun mundur sambil menangkis Ice Lancer Ryouta yang terus bermunculan sampai dirinya kembali ke tempat awal dia berdiri dan dari sana Ryouta telah menunggu dirinya dari belakang lalu berkata,

"Berakhir sudah, Edge Slash." Ryouta membalikan posisi pedangnya lalu mengayunkanya dari bawah ke atas sambil memutar tubuhnya.

Setelah Ryouta mengunakan skill Edge Slash, pedang yang ada di tangan Erlant pun terlepas dari tanganya, dengan begitu Erlant tidak punya pilihan lain selain menyerah dan menyatakan pertarungan selesai.

*************************

Setelah berhasil mengalahkan Erlant, ujian pun selesai dan sesuai perjanjian yang di tentukan, rank yang ada di guild card milik Ryouta pun berubah dari rank F ke rank C diringi ucapan selamat dari Erlant sang guild master pada Ryouta karna telah mengalahkanya dan menjadi petualang rank C.

Beberapa jam setelah ujian selesai, hari pun sudah mulai gelap, Ryouta pun memutuskan untuk pulang ke penginapan. Saat sampai di penginapan, Rui pun langsung membuka pintu dan memeluk Ryouta sambil berkata,

"Slamat datang kembali onii-chan, aku sudah menunggu mu dari tadi," ucap Rui yang masih memeluk erat Ryouta.

"Ah...aku pulang Rui, oh iya Chera bagai mana apa adik ku merepotkan mu dalam memasak?" Tanya Ryouta pada Chera.

"Justru sebaliknya, Rui sanggat pandai dalam hal memasak, awalnya masakan pertama yang dia buat gagal, tapi dia terus menerus mencoba sampai akhirnya dia berhasil membuat satu masakan, tapi dia belum puas hanya dengan satu masakan, dia juga memasak makanan lain dan membuat kreasinya sendiri," ucap Chera menceritakan tentang apa yang di lakukan Rui selama Ryouta pergi.

"Begitu ya, aku ingin sekali mecicipi masakan buatan Rui," ucap Ryouta pada Chera.

"Sebenarnya, Rui meminta kami untuk menjual masakan yang dia buat, jadi kami menjualnya dan ternyata banyak orang yang suka, karna itulah kami memutuskan untuk mempekerjakan Rui disini, dan hari ini dia juga mendapat uang hasil dari penjualan masakan yang dia buat," ucap Chera pada Ryouta sambil meminta maaf.

Saat Rui mendengar perkataan Chera, dia bergegas untuk pergi ke dapur untuk mengambil makanan yang dia sisakan untuk Ryouya. Makanan itu berupa, Golden Berry Cake, Golden Jus, dan Spesial Golden Berry Puding.

*************************

Penginapan Kristal Eria, Pagi hari.

Pagi itu adalah hari yang bisa di penginapan kristal Eria sampai Ryouta yang baru saja bangung, tidak sengaja mendengar suara Chera dan Milia sedang berbicara serius dengan seseorang dan karena penasaran Ryouta pun menguping pembicaraan mereka.

Setelah agak lama menguping pembicaraan mereka, dan karna mendengar bahwa orang yang berbicara itu ingin bertemu dengan Ryouta,

Ryouta pun memutuskan untuk turun dan menemui orang yang sedang berbicara dengan Chera dan Milia.

Setelah turun ke bawah, terlihat seorang gadis berambut pirang panjang, bermata biru, yang mengenakan gaun panjang mewah berwarna kuning keemasan dengan tiara di atas kepalanya tersenyum sambil berkata,

"Apa kah kau yang bernama Ryouta yang mengalahkan Black Wolf dan Soul Ghost di hutan?" Tanya gadis itu sambil tersenyum pada Ryouta.

"Benar, memangnya ada apa?" Ucap Ryouta balik bertanya pada gadis itu.

"Sebelum itu Ryouta-sama tolong izinkan aku memperkenalkan diri, namaku Liseria Charlotte putri ketiga dari kerajaan Alfesteins senang bertemu dengan anda," ucap Liseria memperkenalkan dirinya pada Ryouta.

"Tujuan ku kesini, untuk bertemu dengan anda dan meminta bantuan anda Ryouta-sama," ucap Liseria meminta bantuan pada Ryouta.

"Sebelum meminta bantuan ku, bisa jelaskan dulu situasinya sampai kau datang meminta bantuan dari ku?" Tanya Ryouta dengan serius pada Liseria.

"Baiklah aku akan menjelaskanya, tapi sebelum itu, aku ingin bertanya apakah kalian tau tentang batu Orihalcon?" Tanya Liseria pada Ryouta, Chera dan Milia.

"Kalau tidak salah, batu Orihalcon adalah batu berwana oren kemerahan yang sering di gunakan sebagai aksesoris kan?" Ucap Chera pada Ryouta dan yang lainya.

"Ah...benar tapi selain untuk aksesoris batu Orihalcon adalah batu yang dapat menyimpan energi sihir yang cukup besar, tapi akhir-akhir ini distribusi batu Orihalcom dari pegunungan Timur mulai menurun, dan di kabarkan bahwa tambang milik Penyihir Naga Timur telah di kuasai oleh monster yang sangat kuat, bahkan petualang rank A pun tidak dapat mengalahkanya," ucap Liseria menjelaskan situasi saat ini pada Ryouta.

"Kurasa aku memahami situasinya, aku akan membantu mu," ucap Ryouta pada Liseria.

"Kalau begitu, aku akan segera meminta prajurit ku untuk menyiapkan kereta kuda, kita akan berangkat siang ini," ucap Liseria pergi untuk meminta prajuritnya menyiapkan kereta kuda dan beberapa perbekalan lainya.

Siang hari pun tiba kereta kuda pun telah di siapkan untuk keberangkatan Ryouta ke pegunungan Timur. Beberapa jam berlalu, sebelum mencapai pegunungan Timur, terlihat sebuah hutan lebat mengelilingi pegunungan Timur, dan karena hutan itu begitu lebat, kereta yang mengantar Ryouta pun terpaksa berhenti di depan hutan.

"Sepertinya kereta kuda ini cuma bisa sampai disini saja ya, kurasa aku harus berjalan kaki masuk ke hutan ini," ucap Ryouta turun dari kereta lalu berjalan memasuki hutan.

Setelah agak lama memasuki hutan, Ryouta merasa ada yang aneh dengan hutan yang dia masuki, meskipun sudah berjalan cukup jauh tapi dirinya hanya berputar-putar dan kembali ke tempat awal dia datang.

Ryouta yang berputar-putar di sekitar hutan pun berhenti dan bersandar di salah satu pohon besar yang ada di dalam hutan. Saat sedang bersandar di pohon itu, tiba-tiba saja dirinya mendengar suara misterius yang terdengar seperti suara seorang gadi yang berkata padanya,

"Pergilah dari sini, jika tidak kau akan merasakan akibatnya," ucap suara misterius seorang gadis mengema di sekitar hutan.

Mendengar suara itu, Ryouta pun menjawab,

"Jika aku tidak pergi dari sini, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Ryouta pada suara gadis misterius itu.

"Baiklah jika itu keputusan mu, kau akan menyesalinya, Panah pertama: Siulang Angin," ucap suara gadis misterius itu yang mulai menembakan anak panah berelemen angin kearah Ryouta dengan cepat.

Sebelum anak panah itu mengenai Ryouta, diding es pun muncul dan menghentikan serangan anak panah itu.

"Apa kau pikir serangan lemah seperti itu bisa melukai ku, itu bahkan tidak bisa membuat goresan," ucap Ryouta memprovokasi suara gadis misterius itu agar bisa mengetahui lokasinya.

Mendengar ucapan Ryouta yang seakan meremehkanya, suara gadis misterius itu kembali berkata,

"Jika itu yang kau inginkan, maka akan ku buat menyesali ucapan mu, Panah Terakhir: Panah Penghancur." Anak panah yang di selimuti cahaya hitam pun di tembakan kearah Ryouta.

"Inilah yang aku tunggu, telanlah semuanya kedalam kehampaan Gluttony." Kabut hitam muncul saat Ryouta mengayunkan pedangnya lalu menelan panah yang melesat ke arahnya.

Setelah Gluttony menelan anak panah itu, Ryouta pun mulai melihat ke sekeliling pepohonan lalu mulai berjalan mendekati salah satu pohon, dirinya melihat sebuah bayangan seorang gadis melompat pergi dari pohon yang di dekati Ryouta. Saat bayangan gadis itu menjauh dari dirinya, Ryouta hanya tetap diam saja tanpa bergerak sedikit pun, lalu tak lama setelah itu, Ryouta mendengar suara seorang gadis yang sedang menangis dari belakang dua pepohonan yang lebat.

Mendengar suara itu, Ryouta pun berjalan menuju ke belakang dua pepohonan yang lebat. Sesampainya di sana, Ryouta melihat seorang gadis dari ras Elf berambut panjang berwarna kuning, mengenakan pakaian bermotif daun berwana hijau sambil membawa busur kayu berwana coklat tua yang menangis karena jebakan rantai sihir milik Ryouta.

"Yo apa kau mengenal penyihir Naga dari pegunungan Timur?" Tanya Ryouta pada gadis Elf itu.

"Aku mengenalnya, tapi kau punya urusan apa dengan nona Lafina?"

"Aku datang kemari karena permintaan dari tuan putri Liseria, untuk menemui Naga Penyihir dari Pegunungan Timur," ucap Ryouta melepaskan rantai yang terikat di tubuh Elf itu.

"Jika itu permintaan tuan putri, aku akan mengantar mu menemui nona Lafina," ucap Elf itu pada Ryouta lalu berdiri dan memandu perjalanan menembus hutan ilusi itu.

Setelah menembus hutan ilusi, mereka pun tiba di sebuah hamparan padang rumput yang begitu luas dan tidak jauh dari padang rumput itu, terlihat sebuah rumah yang tampaknya tidak terlalu besar yang terbuat dari kayu. Setibanya mereka di rumah itu, seorang gadis kecil berambut putih panjang twintail yang diikat dengan pita putih ungu yang menyilangi tanduknya yang berwarna putih serta mengenakan gaun putih dengan sedikit warna ungu di gaunya membukakan pintu untuk Ryouta dan gadis Elf itu.

"Apa kau Lafina, Naga penyihir dari pegunungan Timur?" Tanya Ryouta pada Lafina.

"Fumu, aku Lafina, dan apa tujuan mu datang kemari?" Ucap Lafina bertanya kembali pada Ryouta.

"Nama ku Ryouta Kazuya, aku datang atas permitaan tuan putri Liseria untuk mencari tau masalah tentang batu Orihalcon yang tiba-tiba menghilang," ucap Ryouta pada Lafina.

"Jika kau menginginkan Orihalcon, maka kau harus melawan ku lebih dulu," ucap Lafina pada Ryouta.

"Ah baiklah jika itu yang kau mau;" jawab Ryouta menerima tantangan Lafina.

Setelah mereka berada di padang rumput yang luas, Ryouta mulai berfikir untuk mencari informasi tentang Orihalcon itu dari Lafina tanpa harsur bertarung, lalu Ryouta pun medapatkan ide tentang cara medapatkan informasi tanpa bertarung.

"Jika tebakan ku benar maka ini akan berpengaruh padanya," ucap Ryouta yang mengeluarkan kue buatan Rui.

"Kau pikir kue itu bisa mengalahkan ku?" Tanya Lafina pada Ryouta karna melihat kue yang di perlihatkan Ryouta.

"Ini bukan kue biasa, ini adalah kue yang paling enak yang pernah ada, karna kue ini di masak mengunakan bahan spesial dan salah satu bahanya adalag Golden Berry, sayang sekali jika kita bertarung maka aku tidak bisa memberikan mu kue ini," ucap Ryouta memancing sifat anak-anak dari Lafina.

Melihat kue itu, Lafina mendekat ke arah Ryouta lalu saat sudah dekat dengan Ryouta, Lafina melompat-lompat berusaha meraih kue yang di pegang Ryouta. Setelah melihat hal itu, Ryouta pun bekata pada Lafina,

"Aku akan memberikan kue Golden Berry ini pada mu, dengan beberapa syarat, pertama aku ingin kau mengakui kalau aku lebih kuat dari pada mu, lalu beritahukan pada ku semua informasi tentang batu Orihalcon yang kau tau bagai mana," ucap Ryouta melakukan negosiasi pada Lafina.

"Fumu, sepertinya itu adalah pertukaran yang bagus, dan apa aku boleh memangil mu Ryou-nii?" Tanya Lafina pada Ryouta.

"Ah, kau boleh memanggil ku Ryou-nii jika kau mau," ucap Ryouta memberikan kue yang dia pegang pada Lafina.

*****************

Setelah memberikan kue itu pada Lafina, Lafina mulai menceritakan semua tentang batu Orihalcon pada Ryouta.

"Batu Orihalcon dulunya sangat melimpah di gua yang ada di pegunungan Timur ini, banyak orang dari berbagai negara datang ke sini untuk menambang batu orihalcon dan bebatuan lainya, tapi suatu hari beberapa monster kuat berkumpul dalam gua itu dan melukai orang yang menambang atau berkeliaran di sekitar gua itu, terlebih lagi di bagian paling dalam gua itu terdapat seekor monster yang merupakan iblis tingkat tinggi bernama Red Minotaur," ucap Lafina menjelaskan apa yang terjadi pada Orihalcon di pegunungan Timur sambil menakan kue dan duduk di pangkuan Ryouta.

"Lalu kenapa sampai kalian membuat hutan ilusi itu?" Tanya Ryouta pada Lafina sambil mengelus kepala Lafina.

"Ah, soal itu kau bisa bertanya pada Elfi, untuk lebih jelasnya," ucap Lafina menujuk ke arah gadis Elf yang sejak tadi duduk bersama Ryouta dan Lafina.

"Jadi nama mu Elfi ya, aku baru tau," ucap Ryouta pada Elfi.

"Haik, nama ku adalah Elifina Aulberia, salam kenal Ryouta-san," ucap Elfina memperkenalkan dirinya pada Ryouta.

Setelah memperkenalkan dirinya, Elfina pun mulai menjelaskan apa yang terjadi setelah kemunculan monster iblis bernama Red Minotaut pada Ryouta.

"Seperti yang di katakan nona Lafina tadi, karena kedatangan monster itu, kami dari ras Elf dan Dwarf beserta nona Lafina dan juga Dryad roh penjaga hutan pun memutuskan untuk menyegel bagian dalam gua itu dengan sihir terkuat agar Red Minotaur tidak melepaskan diri dan mengahancurkan kerajaan. Lalu setelah menyegel gua itu, kami pun membuat hutan ilusi untuk menghalangi, orang-orang masuk untuk mencari Orihalcon," ucap Elfina menjelaskan semua yang terjadi pada Ryouta.

"Jadi intinya jika aku bisa mengalahkan Red Minotaur itu, jalur pertambangan Orihalcon akan di buka kembali kan?" Ucap Ryouta yang berencana untuk mengalahkan Red Minotaur itu.

"Itu hal yang berbahaya Ryouta-san, monster itu sangat sulit untuk di kalahkan, bahkan petualang Rank A atau S pun masih belum bisa mengalahkanya," ucap Elfina pada Ryouta.

"Tenang saja aku pasti akan mengalahkanya dalam waktu yang singkat," jawab Ryouta pada Elfina yang khawatir padanya.

~Bersambung~