Chereads / My Adventure Life in Another World With the Cheat / Chapter 8 - Chapter 8 Kemunculan Semua Anggota Seven Sin Of Hell

Chapter 8 - Chapter 8 Kemunculan Semua Anggota Seven Sin Of Hell

"Kemampuan ini di buat khusus untuk mengalahkan Seven Sin of Hell," ucap Erina dengan amarahnya kepada Pride.

"Jadi kau adalah seorang gadis suci, ini menarik, jika aku bisa membunuh mu maka rencana kami akan menjadi lebih cepat," ucap Pride dengan ke angkuhanya bergerak menyerang Erina.

"Artemis, Automatic Protective Energy Shot." Semua pistol yang melayang di sekeliling Erina mulai berkumpul dan membentuk lingkaran energi di sekitar Erina.

Melihat hal itu, Pride pun berhenti tepat di depan Erina, lalu mulai berkata kepadanya,

"Kekuatan itu adalah kekuatan yang di gunakan para gadis suci terdahulu untuk mengalahkan kami, tapi sekarang itu tidak berpengaruh lagi terhadapku, Demonic Rush Strike." Pride yang berhenti tadi melompat mundur menjauhi Erina lalu berlari dengan kecepatan tinggi sambil memegang pedang besarnya untuk menghantam Erina.

"Apa benar begitu, Artemis, Change Shot." Sebagian pistol yang mengelilingi dirinya menyebar lalu mulai menembak secara bergantian sambil terus membuat perisai.

"Cih, ternyata kau boleh juga tapi itu tidak akan cukup untuk mengalahkan ku," ucap Pride berlari sambil menghindari semua tembakan dari senjata Arthemis.

"Heeh, jadi kau bisa menghindari serangan itu ya, bagai mana dengan ini, Artemis, Explosive Trap Mine." Beberapa cahaya putih di tembakan ke udara, lalu perlahan-lahan mulai turun ke tanah lalu menghilang.

"Sepertinya kau menembak ke arah yang salah, kau sudah memberikan ku kesempatan yang sempurna untuk menyerang mu," ucap Pride berlari ke arah Erina.

Saat berlari, tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari bawah kaki Pride lalu meledak dan menyebabkan cahaya lainya ikut meledak, sehingga membuat Pride terpental agak jauh dari hadapan Erina.

************************************

Setelah beberapa jam bertarung tanpa henti, Erina dan Pride pun sekarang sama-sama dalam kondisi yang tidak menguntungkan.

"Hah...hah, sepertinya aku sudah hampir mencapai batas ku, jika aku tidak segera mengalahkannya, maka keadaan akan menjadi semakin sulit," ucap Erina dengan nafas terehag-engah sambil terus bertarung.

"Ada apa hah, apa kau sudah menyerah," ucap Pride berusaha memprovokasi Erina agar menyerangnya.

"Diam kau, kali ini akan ku akhiri semuanya, Artemis Limiter Break, Rampage Star Shooting." Semua pistol yang melayang kini berkumpul di sekeliling Erina lalu mulai mengikuti satu tembakan dari Erina dengan kekuatan penuh.

************************************

Setelah serangan itu di luncurkan, asap tebal pun menyelimuti sekitar, melihat itu, Erina pun berkata dengan nafas terengah-engah,

"Sepertinya aku berhasil mengalahkanya, ini adalah kemenangan ku," ucap Erina jatuh lalu terbaring di tanah.

Saat Erina sedang merayakan momen kemenanganya, tiba-tiba dari kumpulan asap itu terdengar suara Pride berkata,

"Itu tadi hampir saja, serangan itu benar-benar kuat, tapi itu tidak akan bisa menembus pertahan sempurna milik ku, karna pertahanan ini sama seperti kebanggaan ku yang begitu besar, semakin tinggi kebanggaan ku, semakin kuat juga pertahan ku ini," ucap Pride mulai berjalan ke arah Erina sambil memegang pedang besarnya.

Sebelum sampai di tempat Erina, sebuah suara terdengar dari belakang Pride yang berkata,

"Jadi jika aku menghancurkan pertahanan mu, maka kau akan kehilangan kebanggaan mu kan," ucap Ryouta yang berdiri di belakang Pride.

"Ryouta, syukurlah kau masih hidup," ucap Erina yang masih terbaring di tanah.

"Onii-chan, aku senang kau masih hidup," ucap Rui sambil tersenyum dan memeluk Ryouta.

"Apa, sejak kapan kau disana?"

"Maaf membuat kalian terkejut ya, yah meskipun ku akui serangan tadi cukup mengejutkan bagi ku, aku di buat lengah, Yosh baiklah, Pride mari kita lanjutkan pertarungan kita," ucapnya sambil memegang Scythenya.

"Baiklah, kali ini akan ku pastikan akan membunuh mu," ucap Pride berlari kerahanya, dengan tubuh yang telah di lapisi Perfect Shield.

"Baiklah saatnya bertarung dengan serius," ucap Ryouta menatap kearah Pride.

************************************

Saat Pride sudah mendekat kearahnya, Ryouta pun mulai bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi lalu tiba-tiba muncul dari atas Pride lalu berkata,

"Sekarang saatnya pembalasan untuk yang waktu itu, Dark Dimensional Cancel Cut." Ryouta yang berada di atas Pride pun mengayunkan Scythenya dari atas ke samping kiri lalu turun membelakangi Pride.

Setelah mengunakan skill itu, pertahanan sempurna Pride pun hancur karena serangan Ryouta. Karena pertahan Pride telah hancur, kini tidak ada lagi yang menghalangi pertarungan mereka.

"Sepertinya pertahanan mu sudah hancur ya, sekarang mari bertarung dengan serius," ucap Ryouta sedikit memprovokasi Pride.

"Janggan sombong dulu, dasar manusia." Pride mengayunkan pedangnya ke arah Ryouta dengan sangat kuat untuk membuatnya terpental.

"Apa hanya itu kemampuan mu, dimana rasa bangga mu karna telah berhasil membunuh ku waktu itu hah," ucapnya sambil melompat lalu berdiri dengan satu kaki di atas permukaan pedang Pride.

"Sudah ku bilang, jangan sombong dulu manusia!" Teriaknya pada Ryouta lalu mengubah bentuk pedangnya seketika.

"Kau masih mengunakan cara itu, tapi cara yang sama tidak akan bekerja dua kali pada ku." Dirinya melompat dari permukaan pedang Pride lalu mulai mengubah Scythenya kebentuk pedang untuk menangkis serangan Pride.

************************************

Serangan pertama berhasil di tahan, lalu dilanjukan dengan serangan kedua dan seterusnya sampai semua serangan yang berhasil di tahan oleh Ryouta berjumlah empat serangan. Setelah empat serangan berhasil di tahan, Pride berhasil membuatnya terpojok lalu berkata padanya,

"Kesombongan mu berkahir disini manusia, tidak ada yang bisa bertahan dari serangan kelima ku ini, terimalah ini," ucap Pride mengangkat pedangnya ke atas untuk menebas Ryouta.

"Kurasa yang akan, menerima serangan itu adalah diri mu, Tarian suci empat kelopak sakura." Setelah mengatakan itu, di bawah kaki Pride muncul simbol empat kelopak bunga sakura yang membuat gerakanya terhenti lalu memancarkan sinar putih yang menelan dan membakar sekujur tubuh Pride.

Sebelum tubuh Pride hancur, terlihat seseorang dengan wajah dan tubuh yang di tutupi oleh Armor berwarna ungu muncul lalu membawa Pride pergi dari cahaya itu, lalu kembali berkumpul dengan beberapa rekanya yang telah menunggu mereka. Lalu setelah Pride di bawa bersama mereka, salah seorang dari mereka berkata pada Ryouta,

"Kali ini rencana kami telah gagal, jadi kami pamit untuk pergi untuk sementara waktu, lalu kita akan bertemu lagi dan menyelesaikan pertarungan ini suatu hari nanti, jadi sampai bertemu lagi," ucap salah satu anggota Seven Sin of Hell lalu menghilang bersama Pride dan anggota lainya.

"Ah sampai bertemu lagi, lain kali aku akan lebih serius menghadapi kalian," ucap Ryouta sambil tersenyum menatap ke arah para anggota dari Seven Sin of Hell.

************************************

Setelah pertarungan itu selesai, Ryouta pun mulai membereskan beberapa jaring laba-laba yang masih tersisa lalu mengendong Erina kembali ke penginapan untuk istirahat. Setelah mereka kembali ke penginapan, Ryouta pergi ke guild bersama Rui untuk melaporkan quest mereka. Setibanya di Guild, guild master dan beberapa petualang lainya pun menyambut kembalinya Ryouta dan Rui dari quest mereka.

Semua orang beramai-ramai merayakan kenaikan peringkat Ryouta dari Rank B ke Rank A dan Rui dari Rank D ke Rank C, banyak minuman dan makanan di hidangkan di guild untuk perayaan kemenangan mereka dari prajurit elit bangsa iblis.

************************************

Setelah perayaan selesai, mereka pun memutuskan untuk tinggal selama beberapa Minggu lagi sampai kondisi Erina pulih kembali. Beberapa Minggu kemudian, setelah kondisi Erina sudah kembali membaik, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kota berikutnya. Dua hari berlalu, kini mereka telah tiba di kota tujuan mereka.

Sebelum memasuki gerbang kota, terlihat banyak sekali mayat para penduduk dan juga para prajurit yang ada disana. Ada yang terlihat masih baru ada juga yang sudah menghitam dan terbakar. Melihat hal itu, Erina pun berkata pada Ryouta dan Rui,

"Sepertinya ini menjadi lebih serius dari dugaan kita, dan sepertinya musuh telah banyak mengakibatkan kematian dan kerusakan disini," ucap gadis itu sambil terus mengemudikan kuda yang menarik gerobak.

Sesampainya mereka di dalam, terlihat seorang laki-laki tua bersama dengan para penduduk disana menunggu kedatangan Erina untuk membantu mereka mengatasi masalah ini.

************************************

Setelah sedikit berbincang-bincang dengan kepala desa dan para penduduk, Ryouta pun memahami inti permasalahanya, lalu berusaha untuk mengumpulkan informasi lebih banyak lagi tentang musuh yang akan mereka hadapi.

Beberapa jam kemudian setelah mendapatkan informasi yang cukup banyak, Ryouta dan yang lainya pun memutuskan untuk bergerak dan bersiap untuk mengalahkan Undead Living Armor saat malam hari tiba. Malam hari pun tiba, semua persiapan yang d butuhkan telah selesai, kini mereka tiba di atas gerbang masuk kota dan mereka hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menembak Undead Living Armor.

"Rui apa kau bisa bisa mencium bau ini?" Tanya Ryouta pada Rui.

"Bau ini, ini adalah bau besi berkarat dan juga bau darah yang sangat pekat," jawabnya sambil terus memperhatikan sekitar.

"Ah kau benar, tapi untuk memastikannya lagi, apa kau bisa memperkirakan berapa jumlah mereka dan dari arah mana mereka datang?" Tanyanya lagi pada Rui sambil melihat ke arah depan yang gelap.

"Mereka sepertinya berjumlah empat sampai enam orang di barisan depan dari arah Timur dan ada sekita delapan orang di barisan belakang yang sepertinya sedang mengikuti mereka,"

"Baiklah, sudah di putuskan kita akan menyerang mereka dari jarak yang cukup jauh dari sini, Dimensional Storage." Sebuah lingkaran sihir muncul di hadapan Ryouta lalu dirinya pun memasukan tangannya ke dalam lingkaran sihir itu lalu menarik sebuah panah yang terbuat dari Es.

"Baiklah, sudah waktunya untuk memulai ini, Rui beritahu dimana arah musuh itu agar kami bisa menembaki dan menghancurkan mereka," ucap Ryouta bersiap menarik busur panahnya.

"Baik, musuh pertama jaraknya 59 meter ke kana, dan 2,5 meter ke sebelah kiri," ucap Rui memberitahukan lokasi yang tepat untuk menembak musuh.

Mendengar perkataan Rui, dirinya pun meminta Erina mengikuti arah panahnya dan menembak musuh yang ada di lokasi yang dikatakan oleh Rui. Tembakan pertama berhasil di luncurkan, di lanjutkan tembakan kedua dan seterusnya sampai beberapa kali tembakan. Setelah cukup lama menembak, Ryouta meminta Rui untuk memastikan berapa jumlah musuh yang tersisa dan lokasi mereka.

"Rui, bisa pastikan berapa banyak musuh yang tersisa dan dimana lokasi mereka sekarang?" Ucap Ryouta bertanya pada Rui.

"Etto, kurasa mereka hanya tinggal tersisa empat sampai lima orang saja, dan mereka berjalan kemari dengan lambat, mereka tidak merubah arah sama sekali,"

"Bagus, sudah waktunya bergerak, Erina bisa kau tembakan cahaya terang ke udara dari tempat ini?" Ucap Ryouta yang bertanya kepada Erina.

"Tentu saja bisa, tapi kau mau apa?" Tanya Erina yang masih bingung dengan rencana Ryouta.

"Sudahlah lakukan saya yang aku minta,"

"Baiklah, meskipun aku tidak mengerti, tapi sepertinya kau sudah punya rencana yang bagus untuk mengalahkan mereka," ucap Erina menembakan cahaya dari pistolnya ke udara.

Setelah cahaya di tembakan, terlihat sekita empat sampai lima Undead Living Armor yang berjalan menuju ke gerbang masuk kota. Ryouta yang sudah memiliki rencana pun melompat turun dari atas gerbang masuk kota lalu menarik pedangnya dan mengubahnya menjadi Scythe, kemudian berlari menuju ke arah Undead Living Armor.

************************************

Setelah memperpendek jarak antara mereka, Ryouta pun berhenti tepat 1,5 meter dari para Undead Living Armor itu lalu bersiap menyerang.

}Enemy{

Undead Living Armor

Lv 81

Hp: 60,000

Power: 8,000

Speed: 18

Weapons

Old Rusty Sword

Damage: 700

Abbility: -

Skill

Slash, damage 109

"Sepertinya mereka memang cukup lemah bagi ku, ini akan selesai dengan cepat," ucap Ryouta sambil mengayunkan Scythenya untuk memotong dan membatalkan keabadian Undead Living Armor.

"Yosh, mari kita beraksi." Dirinya melesat lalu memotong beberapa Undead Living Armor yang berjalan di hadapannya dengan mengunakan Black Scythe of Abbys miliknya.

Setelah beberapa jam berlalu, semua Undead Living Armor pun berhasil di musnahkan oleh Ryouta.

************************************

Dua hari berlalu setelah misi mengalahkan Undead Living Armor selesai, semua penduduk kota pun mulai mengangkut mayat-mayat yang ada lalu mulai membuat altar untuk membakar para mayat untuk membuat jiwa mereka tenang di dunia kematian. Setelah membuat altar dan membakar pada mayat, para penduduk kota pun mulai kembali membangun kembali kota mereka yang hancur.

Satu Minggu kemudian, saat mereka akan meniggalkan kota itu, beberapa orang penduduk disana memberikan beberapa bahan makanan sebagai ganti uang untuk membayar Ryouta dan yang lainya dan juga sebagai rasa terimakasih karena telah menyelamatkan kota mereka dari bahaya.

"Sudah waktunya kita pergi untuk melapor ke kerajaan, tentang misi ini," ucap Erina pada Ryouta

"Ah kau benar, jadi ayo kita berangkat,"

Erina pun menarik kekang kudanya agar berjalan dan menarik gerobak yang di tumpangi Ryouta dan Rui, untuk meninggalkan kota itu. Saat kuda mulai berjalan menuju ke luar gerbang kota, banyak orang bersorak-sorai dan memuji mereka sambil mengiringi langkah kuda yang menuju ke luar dari kota itu.

Perjalanan mereka pun berlanjut, menuju ke kerjaan Deltras, untuk melaporkan keberhasilan misi mereka. Empat hari berlalu, kini mereka pun telah tiba di kerajaan Deltras. Sesampainya mereka di kerajaan Deltras, terlihat tiga orang gadis datang menyambut Erina dan yang lainya untuk menghadap raja kerajaan Deltras dan melaporkan misi keberhasilan misi mereka.

Setelah selesai melaporkan misi keberhasilan misi mereka dan juga memberitahukan rencana dari para Seven Sin of Hell, Ryouta, dan Rui pun diminta untuk beristirahat selama beberapa hari sebagai tamu di kerajaan Deltras. Sebelum beristirahat, Erina mulai memperkenalkan ke tiga gadis yang tadi menyambut kedatangan mereka pada Ryouta.

"Etto, sebelum kau istirahat, aku ingin memperkenalkan mu pada mereka di mulai dari, ahh aku binggung siapa yang akan ku perkenalkan duluan," ucap Erina yang binggung untuk memperkenalkan mereka.

"Jika kau binggung, lebih baik kami memperkenalkan diri kami satu persatu dimulai dari diri ku, nama ku Fricila julukan ku adalah Goddess of Minerva, senang bertemu dengan mu Ryouta," ucap gadis kecil berambut blonde perak yang mengenakan gaun berwarna putih dan sepasang sayap kecil berwarna perak di punggungnya.

"Selanjutnya adalah giliran ku, nama ku adalah Victoria Rachier, julukan ku adalah the Goddess of Nemessis, hobi ku adalah berkeliling dan melihat berbagai pemandangan di sekita bukit yang ada di luar kerajaan ini," ucap gadis kedua yang berambut ungu cream dengan sedikit warna biru dan dress armor dengan warna dominan biru, putih, dan emas.

"Terakhir adalah giliran ku, aku Chisaki aku adalah pemimpin mereka, dan julukan ku adalah the Goddess of Athena, senang bertemu dengan mu Ryouta,"  ucap gadis berambut pirang keemasan dengan armor berwarna emas, rok merah, dan jubah perang berwarna merah.

"Jadi setelah kita sudah saling kenal, izinkan kami untuk mengantar kalian berdua ke kamar kalian, untuk beristirahat," ucap Chisaki dengan nada yang sopan pada Ryouta dan Rui.

"Ah terimakasih, kurasa kami memang membutuhkan istirahat," ucapnya menerima tawaran Chisaki dan yang lainya.

Sesampainya mereka di kamar, dan setelah Chisaki dan yang lainya pergi Rui pun memberanikan dirinya untuk berkata pada Ryouta katanya,

"Umm...onii-chan, aku ingin belajar untuk menjadi lebih kuat dari sekarang, jadi aku ingin tinggal disini dan belajar bersama Chisaki Onee-san dan yang lainya, agar aku bisa menjadi lebih kuat," ucap Rui dengan tatapan penuh keyakinan pada Ryouta.

"Apa kau yakin Rui, kau ingin tinggal disini?" Tanyanya pada Rui.

"Aku yakin aku pasti bisa jadi lebih kuat disini, mungkin ini sedikit berat untuk ku, tapi aku akan tetap berusaha agar menjadi lebih kuat lagi,"

"Jika itu mau mu, aku tidak akan melarang mu, kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan Rui," ucap Ryouta sambil mengelus kepala Rui.

Keesokan harinya, Ryouta dan Rui pun di panggil untuk menghadap raja Deltras untuk menerima penghargaan dan hadiah apapun yang mereka inginkan. Setelah raja Deltras bertanya pada Ryouta tentang hadiah apa yang dia inginkan, dirinya pun menjawab,

"Aku hanya ingin meminta satu hal, aku ingin agar adik ku Rui bisa tinggal di kerajaan ini dan berlatih bersama Chisaki dan yang lainya agar dia bisa menjadi lebih kuat, itu saja permintaan darinya ku," ucapnya pada raja Deltras.

"Baiklah, jika itu keinginan mu, maka dengan ini aku menyatakan bahwa Rui sekarang telah resmi menjadi warga kerajaan ini, dan juga murid dari ke empat kesatria gadis suci, dan akan ku pastikan dia tidak mendapatkan penindasan selama dia ada disini," ucap raja Deltras mengabulkan permintaan dari Ryouta.

~Bersambung~