Chereads / My Adventure Life in Another World With the Cheat / Chapter 11 - Chapter 11 The Temple of Holy Guardian

Chapter 11 - Chapter 11 The Temple of Holy Guardian

Setelah berpisah dengan Arisa, Ryouta pun pergi ke tempat air mancur yang ada di tengah kota untuk bertemu Milia yang lainya. Saat tiba di tempat pertemuan, mereka pun mulai menuju ke penginapan terdekat untuk membicarakan tentang quest mereka dengan pahlawan.

Setibanya di penginapan, terlihat seorang gadis kecil menyambut mereka di pintu masuk penginapan lalu gadis berkata kepada mereka,

"Selamat datang di penginapan Black Cat, silahkan masuk," ucap gadis itu pada Ryouta dan yang lainya.

Setelah masuk ke dalam penginapan, seorang gadis kecil lain yang berambut pirang yang di ikat twintail dengan pita hitam, datang dan berkata kepada mereka,

"Slamat datang di penginapan Black Cat, nama ku Noel, aku adalah resepsionis penginapan ini, jadi apa kalian mau menginap disini?"

"Ah tentu, kami akan menginap selama beberapa Minggu kedepan, dan kami pesan tiga kamar dan juga bisakah kami meminta selama kami menginap disini, kami di sediakan sarapan, makan siang, dan makan malam?" Tanya Ryouta pada Noel yang merupakan resepsionis penginapan.

"Tidak masalah jika hanya itu, kami bisa memenuhinya, biayanya adalah 150 koin emas dan 60 koin perak untuk menginap selama beberapa Minggu dan juga layanan spesial dari kami."

"Baik, ini uangnya, dan oh iya bisa kami dapat makan malam sekarang?"

"Tentu, tapi untuk makan malam kali ini kalian perlu membayar 50 koin perunggu, dan tolong berikan tas dan barang bawaan kalian yang lain kepada Nao-chan, dia akan mengantar barang bawaan kalian ke kamar kalian masing-masing."

"Fumu, serahkan pada ku, aku akan mengantar barang bawaan ini ke kamar kalian," ucap gadis kecil berambut coklat twintail pada Ryouta dan yang lainya.

"Oh iya, untuk barang ku, aku bisa membawanya sendiri, kau tidak perlu membawakannya untuk ku, karena ini cukup berat untuk mu," ucapnya pada Nao sambil membawa barangnya sendiri.

"Tidak apa-apa, serahkan saja pada Nao dia cukup kuat untuk membawa barang berat," ucap Noel pada Ryouta.

"Baiklah jika kau bilang begitu, aku serahkan pada mu."

Beberapa menit kemudian setelah sampai di kamar masing-masing, seorang gadis berambut coklat bertelinga kucing datang menemu mereka lalu berkata,

"A-ano, makan malam sudah hampir siap, silahkan menuju ke ruang tengah untuk makan malam," ucap gadis itu pada Ryouta dan yang lainya.

************************************

Setelah pergi ke ruang tengah untuk makan malam, mereka melihat seorang laki-laki beramor putih, dan membawa sebuah pedang di pinggangnya, melihat ke arah mereka lalu menyapa mereka,

"Yo, apa kalian petualang yang di bicarakan semua orang?"

"Ah bentar, jadi kau adalah pahlawan yang memberikan quest itu kepada kami benar kan?" Ucap Ryouta pada laki-laki itu.

"Tebakan mu memang benar, aku adalah seorang pahlawan namaku adalah Ren, senang bertemu dengan kalian."

"Ah senang bertemu dengan mu juga," ucapnya sambil menjabat tangan Ren.

"Oh iya, sebelum kita menyusun rencana, sebaiknya kita semua makan malam terlebih dahulu, bagai mana?"

"Ide yang bagus, mari bicarakan rencana kita setelah makan malam," ucap Ryouta duduk bersama yang lainya sambil menunggu makan malam di siapkan.

Beberapa menit setelah makan malam, Ren pun mulai membahas detail tentang quest yang dia berikan kepada Ryouta dan yang lainya.

"Baiklah, quest kalian kali ini adalah mengantar ku ke kuil suci yang berada di lokasi ini," ucap Ren menunjukan kuil yang berada di tengah peta wilayah kerjaan Clarvion.

"Mungkin jalan menuju kuil ini memang terlihat biasa saja, tetapi dari beberapa informasi yang ku dapat, telah banyak petualang yang terbunuh akibat monster ganas yang menghadang mereka, dan juga aku sempat meminjam buku kuno ini dari perpustakaan kota, aku membawa ini karena mungkin ini akan berguna dalam perjalanan kita."

Setelah menunjukan buku kuno itu, mereka pun sepakat untuk mencari informasi lain tentang monster yang akan mereka hadapi selama perjalanan dan juga memetakan jalur baru agar tidak bertemu monster yang mungkin akan mustahil untuk di lawan. Beberapa jam berlalu setelah saling berdiskusi tentang masalah monster yang akan mereka hadapi, Ryouta pun mengajukan sebuah usulan,

"Begini saja, karena kita belum tau monster apa yang akan kita hadapi nantinya, bagai mana kalau kita kesampingkan dulu masalah untuk pergi ke kuil itu, besok kita utamakan untuk mencari informasi lebih banyak tentang monster yang akan kita hadapi nantinya," ucapnya memberikan usulan kepada yang lainya.

"Aku setuju dengan usulannya Ryouta, kita perlu mengetahui monster apa saja yang akan kita lawan, jadi jika kita sudah tau maka akan mudah untuk mengatasinya," ucap Milia menyetujui usulan itu.

"Baiklah, sepertinya itu adalah hal yang akan kita lakukan besok, jadi sebaiknya kita istirahat dulu untuk malam ini," ucap Ren berdiri lalu pergi ke kamarnya.

************************************

Setelah Ren pergi ke kamarnya Ryouta dan yang lainya pun juga mulai pergi ke kamar masing-masing untuk tidur. Saat semua orang sudah tertidur, tiba-tiba sebuah suara keras terdengar oleh semua orang yang ada di penginapan Black Cat, dan setelah beberapa menit kemudian, beberapa orang terdengar berteriak sambil berkata,

"Cepat bangunkan semua orang, dan kumpulkan para petualang dari Rank E sampai B, sementara petualang Rank F dan sebagian laki-laki, bantu orang-orang untuk mengungsi."

Mendengar hal itu, Ryouta dan yang lainya pun segera keluar dari penginapan, lalu bertanya kepada orang-orang yang sedang berlari.

"Hey, apa yang terjadi di sini, kenapa semua orang terlihat panik?" Tanya Milia pada seorang laki-laki yang sedang berlari.

"Baru saja ada informasi dari para prajurit yang berjaga, mereka melihat sekelompok monster Greater Lizardmen, dan juga Diamond Salamander, monster Rank A yang ada di hutan barat, muncul lalu menghancurkan barisan pertahanan pertama, sekarang mereka sedang menuju ke area pertahanan kedua," ucap laki-laki itu pada Ryouta yang bertanya padanya.

"Ahh, sepertinya malam ini aku tidak bisa tidur lagi, penyerangan ini sudah yang ke empat kalinya dalam seminggu terakhir ini, Yuni, Nao, Noe, ayo kita bantu yang lainya, supaya kita bisa kembali tidur" ucap gadis kecil berambut oranye panjang yang memiliki telinga elf dari penginapan Black Cat kepada ke tiga gadis kecil lainya sambil menarik sebuah busur yang terlipat dari tas yang ada di pinggangnya.

"Fumu, aku ingin cepat tidur, jadi ayo selesaikan ini sebelum larut malam," ucap Nao mengambil sebuah Gauntlet dari lingkaran sihir yang ada di hadapannya.

"Sebaiknya kalian jangan terlalu bersemangat, atau kalian akan kelelahan," ucap Noel yang bersiap dengan tongkat sihirnya.

"Ano, etto, kurasa aku juga akan ikut membantu, meskipun aku hanya jadi menghambat saja, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu kalian," ucap Yumina pada yang lainya lalu mengambil pedang dan perisai dari lingkaran sihir yang ada di hadapannya.

"Heeh, sepertinya ini akan seru, hey Ruby bagai mana kalau kita bereskan mereka semua sekaligus?" Tanya Mio pada Ruby.

"Kuras itu bukan ide yang buruk, mari bereskan mereka," ucapnya lalu mengambil nuncaku dari sebuah tas kecil yang tergantung di paha kirinya.

"Sepertinya aku juga tidak punya pilihan lain selain ikut bertarung disini, Battle Mod Release." Pakaian Milia pun mulai terbakar oleh api, lalu setelah api itu menghilang, pakaiannya berubah menjadi armor merah terang, memiliki tanduk, cara dan ekor yang juga berwarna merah, serta sebuah Long Sword yang di aliri sihir api.

"Sepertinya semua orang mulai bersemangat ya, baiklah kalau begitu aku juga akan ikut beraksi, aktifkan senjata bentuk ke dua, Black Scythe of Abyss, yosh mari beraksi," ucap Ryouta melesat ke arah gerbang masuk kota Logsverial.

Setelah semuanya bersiap, para penjaga pun berkata kepada semua orang,

"Semuanya para monster sudah menembus pertahanan kedua, sekarang mereka menuju ke gerbang kota, semuanya hadang mereka, jangan sampai mereka memasuki gerbang."

Setelah seorang prajurit berkata begitu, puluhan monster Stinging Grass Bug muncul lalu memasuki kota dan menyerang beberapa prajurit dari udara.

"Gawat mereka mulai memasuki kota, cepat gunakan panah untuk menjatuhkan mereka."

Setelah berkata begitu, seorang prajurit lainya melapor, kepada prajurit yang berjaga di gerbang kota,

"Kita kekurangan pemanah, sebagian pemanah yang lainya sedang mengurus Stinging Grass Bug yang masuk dari gerbang barat."

Saat tidak ada pemanah yang mengurus monster di gerbang timur, tiba-tiba sebuah anak panah berwarna biru terang melesat di atas mereka lalu masuk ke awan lalu setelah masuk ke dalam awan, beberapa petir mulai menyambar dan menghancurkan sebagian besar Stinging Grass Bug itu.

[Monster Status]

Stinging Grass Bug

Rank D

Hp: 30,000

Atk: 9,000

Flying Speed: 200

Setelah sebagian besar Monster itu lenyap, beberapa prajurit melihat Ryouta melompat keluar dari gerbang untuk menghadapi beberapa monster yang ada. Lalu beberapa menit setelah itu Ruby, Mio dan Milia mengikutinya ke gerbang kota.

[Monster Status]

Greater Lizardmen

Rank A

Hp: 55,000

Atk: 20,900/ Defenser: 1,000

Intelegensi: 80

Weapon:

Long Sword, 5000 damage

Iron Half Armor, 600 Defenser.

Diamond Salamander

Rank A

Hp: 70,000

Atk: 28,000/ Defenser: 18,000.

Ability:

Poison Bite

Fire Poison.

"Seperti yang di harapkan dari monster Rank A mereka nampaknya cukup kuat juga," ucap Mio sambil melihat para monster itu.

"Sebaiknya kita selesaikan ini dengan cepat, agar bisa kembali tidur," ucapnya sambil memotong beberapa monster yang mendekat.

************************************

Sementara itu di dalam kota, Ren bersama beberapa petualang lainya sedang bertarung sambil membantu semua penduduk mengungsi ke tempat yang aman.

"Semuanya, lewat sini, kami akan memastikan kalian aman sampai di tempat pengungsian," teriak Ren sambil memandu para semua orang menuju ke tempat yang aman.

Setelah semua orang aman, dirinya pun bergegas menuju ke gerbang kota untuk membantu para prajurit lainya untuk menghalau serangan para monster itu. Sesampainya di gerbang kota, dirinya melihat Ryouta dan yang lainya sedang bertarung melawan para monster itu dan tampaknya mereka sama sekali tidak kewalahan menghadapi mereka.

Beberapa jam kemudian, pertarungan pun berakhir, dan terlihat di luar gerbang penuh dengan mayat para monster yang telah di habisi oleh mereka.

"Sepertinya ini sudah berakhir, sebaiknya kita pulang dan istirahat," ucap Milia pada yang lainya.

"Hari ini mari kita istirahat sepuasnya," ucap Yuka kepada teman-temannya.

Beberapa hari berlalu setelah kejadian itu, kota mulai di bangun ulang. Saat kota sedang di bangun ulang, Ryouta dan yang lainya pun memutuskan untuk mencari informasi di sekitar kota tentang monster yang ada di hutan barat yang mengarah ke kuil yang mereka tuju.

Beberapa menit setelah mengumpulkan semua informasi yang mereka dapat, mereka pun mulai mendiskusikan rencana dan jalur yang akan mereka ambil agar mereka tidak melawan monster Rank A yang ada di sekitar hutan barat.

"Seperti yang kita tau, dari informasi yang kita dapat, kita mengetahui bahwa ada beberapa monster yang ada di dalam hutan itu, diantaranya adalah Red Goblin, Wolf, Shadow Phantom, Wyvren dan beberapa Poison Fang Spider, itu adalah monster ber Rank D, yang mungkin akan kita lawan selama di perjalanan jika kita mengunakan jalur kiri setelah memasuki hutan barat, tetapi itu akan memakan waktu empat hari perjalanan. Jika kita mengambil jalur lurus setelah masuk ke hutan lalu berbelok ke sebelah kanan, kita akan sampai dalam waktu dua hari, tetapi kita akan berhadapan dengan Suku Lizardmen, Black Wyvren, Queen Tarantula yang merupakan monster Rank A dan kemungkinan terburuknya adalah kita mungkin akan berhadapan dengan monster Rank S yaitu Behemoth sang naga bencana," ucap Ren menjelaskan jalur yang akan mereka pilih menurut informasi yang telah mereka kumpulkan.

"Behemoth ya, sepertinya aku pernah mendengar sebuah legenda tentang Behemoth, ah iya aku pernah membacanya di buku ini," ucap Milia mengambil buku kuno yang di berikan Ren waktu itu kepadanya.

Setelah buku itu di perlihatkan, terlihat di sebuah halaman yang berisi semua informasi mengenai Behemoth.

"Di buku ini di katakan bahwa Behemoth adalah sang Naga pembawa kehancuran, disini juga di katakan bahwa Behemoth memiliki kekuatan yang begitu besar, diantara kekuatan itu ada sebuah kekuatan yang begitu di takuti oleh semua orang yaitu, Destruction Strike, serangan itu adalah serangan yang mampu menghancurkan satu negara."

"Jadi kesimpulannya kita akan mengambil jalur kiri setelah memasuki hutan dan kita akan sampai di kuil itu setelah empat hari," ucap Ryouta menarik kesimpulan untuk perjalananan mereka.

***********************************

Keesokan paginya, mereka pun mulai berangkat dari penginapan Black Cat, lalu menyewa gerobak barang dan sebuah kuda untuk menarik gerobak itu dan membawa mereka ke dekat hutan barat. Berapa jam berlalu, mereka pun tiba di luar hutan barat, dan laki-laki yang mengemudikan gerobak itu dengan kuda pun berkata kepada mereka,

"Semoga kalian berhasil mencapai tujuan kalian, Karna aku hanya bisa mengantar sampai disini saja."

"Ah tidak masalah, kami senang kau bisa mengantar kami kesini, jadi trimakasi ya sudah mengantar kami," ucap Ryouta pada laki-laki itu.

Setelah berpamitan dengan laki-laki yang mengantar mereka, mereka pun mulai melanjutkan perjalananan memasuki hutan. Selama perjalanan para monster yang muncul persis seperti yang di katakan orang-orang.

Beberapa jam berlalu, setelah cukup dalam memasuki hutan, tak terasa hari pun mulai gelap dan mereka pun memutuskan untuk berkemah di hutan sampai pagi tiba. Saat akan memulai persiapan berkemah, tiba-tiba saja dari balik pepohonan terdengar suara lolongan seekor serigala diiringi lolongan serigala lainya dari beberapa tempat.

"Sepertinya menu makan malam kita kali ini adalah daging, semuanya waktunya berburu banyak daging," ucap Ryouta pada yang lainya.

Setelah beberapa menit berlalu, sekawanan serigala pun muncul di hadapan mereka lalu dengan cepat mulai menyerang secara bersamaan.

[Monster Status]

Name: Wolf

Rank: D

Hp: 4,000

Atk: 500

Agility: 950

"Kurasa kita tidak perlu bergerak dari sini, karena makan malam kita sudah datang dengan sendirinya," ucap Mio menghantamkan pukulannya kearah salah satu serigala yang melompat dan menyerangnya.

"Sepertinya Mio mendapat satu mangsa, baiklah aku tidak akan kalah." Ruby mengunakan nuncakunya untuk menghancurkan tengkorak kepala dari empat serigala yang menyerangnya secara bersamaan.

Sementara semua orang sedang bertarung, Milia dan Ren menyiapkan api unggun untuk memasak dan juga untuk memanggang beberapa jamur liar yang mereka temukan. Setelah pertarungan selesai, Ryouta dan yang lainya memperoleh cukup banyak daging untuk di makan selama perjalanan mereka, dan beberapa daging di masak bersama beberapa sayuran liar dan juga di panggang dengan beberapa jamur.

Beberapa menit kemudian setelah makan malam dan juga tenda untuk berkemah siap, mereka pun akhirnya memulai makan malam. Setelah malam itu berlalu, pagi pun tiba, mereka pun mulai melanjutkan perjalanan mereka.

Tiga hari berlalu, setelah perjalanan panjang melewati hutan, mereka pun akhirnya tiba di sebuah kuil besar yang sepertinya sudah di tumbuhi beberapa lumut dan tanaman menjalar lainnya. Saat melihat itu Ren pun berkata,

"Akhirnya kita sampai juga disini, Kuil Empat Kesatria Suci, kuil tempat pedang Orivion disimpan dan menunggu ku untuk mengambilnya," ucap Ren sambil menatap ke arah kuil itu.

Setibanya mereka di depan kuil, mereka pun mulai masuk ke dalam kuil itu. Saat masuk ke dalam, terlihat banyak sekali ukiran-ukiran kuno yang menghiasi luasnya kuil itu.

Saat semua orang takjub dengan kuil itu, Ren pun mulai menuju ke sebuah ruangan, dan di dalam ruangan itu terlihat sebuah pintu besar yang terbuat dari batu.

"Sepertinya ini adalah pintu masuk ke bagian utama kuil ini, tetapi sepertinya pintu ini tidak bisa di buka," ucapnya pada Ryouta dan yang lain.

"Semuanya lihat, ada tulisan di atas pintu itu, mungkin itu adalah kunci untuk membuka pintu itu," ucap Ruby menunjuk ke arah tulisan yang ada di atas pintu itu.

"Aku tau tulisan itu, itu adalah lagu kuno dari suku Dragonnewst, aku akan mencoba untuk menyanyikannya mungkin itu akan membuat pintu ini terbuka, Custos dormiens, exaudi carmen meum, Diis oblatum, meum carmen audio, Et aeterno mundo portas pande." Saat Mio menyanyikan lirik pertama, lirik itu berubah warna menjadi ungu tetapi saat memasuki lirik ke dua, cahaya itu tidak muncul.

Melihat itu, Ryouta dan yang lainnya terlihat kebingungan karena tidak bisa membuat pintu itu terbuka. Lalu Milia pun juga ikut mencoba untuk menyanyikan lagu itu, tapi saat menyanyikan lirik pertama, lirik itu tidak berubah warna, tetapi saat dia menyanyikan lirik ke dua lirik itu berubah menjadi warna merah. Melihat hal itu, Ren pun berkata kepada mereka berdua,

"Kalian berdua coba nyanyikan lagu itu seperti ini, di lirik bagian pertama, Mio yang akan memulainya, lalu di saat masuk ke lirik ke dua Milia akan mulai menyanyi, dan di saat lirik terakhir, kalian berdua nyanyikan lagu itu bersama."

"Baiklah jika itu yang harus di lakukan, kami berdua akan menyanyikannya, kau siap."

"Tentu saja, aku selalu siap."

"Baiklah ayo mulai, Custos dormiens."

"Exaudi carmen meum, Diis oblatum, meum carmen audio."

"Et aeterno mundo portas pande."

Setelah lagu itu selesai dinyanyikan, semua lirik yang ada di lagu itu berubah warna lalu pintu batu itu pun mulai terbuka lalu sebuah cahaya terang terpancar di dalamnya.

"Semuanya, pintu ini sudah terbuka, jadi ayo masuk kedalam," ucap Ren melangkah kakinya memasuki pintu itu.

"Apa pun yang terjadi di dalam sana, kita akan hadapi dengan kekuatan penuh kita, dan kita tidak akan mundur untuk apapun," ucap Ryouta kepada yang lainya sebelum memasuki pintu itu.

Saat masuk ke dalam pintu itu, cahaya putih terang menyelimuti mereka, dan saat mereka membuka mata, mereka kini berada di sebuah ruangan luas dengan beberapa relik kuno di sekitar empat pilar yang menjunjung tinggi ke atas. Dan di sekitar pilar-pilar itu, terlihat empat patung putih dan saat mendekati patung itu, Empat kesatria suci yang mirip seperti patung itu muncul di hadapan mereka lalu berkata,

"Kami adalah empat kesatria penjaga pedang Orivion, hanya seorang pahlawan sejati lah yang mampu untuk mencabut pedang itu dari atas Altar Suci," ucap keempat kesatria itu sambil berbicara secara bergantian.

"Nama ku adalah Ren, aku adalah seorang pahlawan baru yang terpilih untuk mengalahkan raja iblis," ucap Ren menunduk untuk memberikan hormat kepada keempat kesatria suci itu.

"Baiklah, jika kau adalah pahlawan, cabutlah pedang Orivion dari Altar itu," ucap seorang kesatria suci yang memakai senjata perisai

Setelah mendengar ucapan kesatria suci itu, Ren pun berdiri lalu berjalan ke Altar Suci untuk mencabut pedang itu. Saat tiba di Altar Suci, Ren pun menyentuh pedang Orivion lalu cahaya keemasan muncul dari pedang itu, dan saat pedang itu di cabut, pedang itu berubah menjadi pedang berwarna biru keemasan dan aura suci pun terpancar saat pedang itu di cabut.

"Aku berhasil mendapatkan pedang Orivion, sekarang aku siap menerima takdirku untuk membunuh Raja Iblis, atas nama pedang suci Orivion, aku Ren Cereus, menerima misi ku sebagai pahlawan untuk membunuh Raja Iblis."

"Sepertinya Quest kita terselesaikan, jadi ayo kita kembali," ucap Ryouta pada yang lainya.

"Kalian tidak akan bisa kembali sebelum kalian menyelesaikan ujian yang akan kami berikan kepada kalian, karena para bintang meramalkan bahwa kalian adalah orang yang akan bertarung bersama pahlawan untuk membunuh Raja Iblis dan Naga pembawa kehancuran Behemoth, jadi kami akan menilai kalian, apakah kalian pantas untuk ramalan itu."

"Jika itu yang kami perlukan, maka kami akan menerima ujian itu tanpa rasa takut," ucap Ryouta pada kesatria suci itu.

"Kami sudah berjanji pada diri kami sendiri, bahwa kami tidak akan mundur sedikitpun sampai akhir," tegas Milia pada para kesatria itu.

"Baiklah, jika kalian sudah membulatkan tekad kalian, maka kami akan menguji kalian, kami berempat akan menunggu kalian di dalam pintu yang akan kalian pilih untuk mendapatkan ujian dari kami."

Setelah mengatakan hal itu, keempat kesatria suci itu pun mulai menghilang dan di hadapan Ryouta dan yang lainya terdapat empat pintu berbeda dimana mereka akan mendapatkan ujian mereka masing-masing. Beberapa menit kemudian setelah pintu itu muncul mereka pun mulai berjalan ke pintu yang mereka pilih untuk berhadapan dengan para kesatria suci itu.

"Baiklah semua, ini adalah ujian yang harus kita hadapi, jadi pastikan kalian berhasil melewati ujian dari mereka," ucap Ryouta berdiri di pintu  yang bersimbol kan Senjata perisai.

"Tentu saja, aku akan menghadapi apapun dengan tinju ini, dan tetap maju ke depan menerobos musuh yang menghalangi ku." Mio mengepalkan tangannya lalu berjalan ke pitu bersimbol pedang dan perisai.

"Tidak ada apapun yang akan menghalangi ku, dengan kekuatan penuh aku akan mengalah apapun," ucap Milia dengan api yang menyala di pedangnya sambil berdiri di depan pintu bersimbol Pedang, Perisai dan Sayap.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melewati ujian ini meskipun ini sulit, aku tetap tidak akan mundur karena aku sudah mengambil langkah ini untuk maju," ucap Ruby yang berdiri di pintu bersimbol perisai dan tombak.

"Sepertinya semuanya sudah siap, jadi ayo kita hadapi ujian ini."

~Bersambung~