"Hentikan, hentikan!" teriak Kenia.
Rupanya teriakan itu sia-sia saja karena kereta yang membawanya terus melaju. Mengingat bahwa dirinya disini juga tidak memiliki tujuan yang jelas, Kenia pun membiarkan kereta itu membawanya entah kemana. Ia duduk bersandar di bangku pengemudi meskipun tidak bisa mengendalikan laju kudanya yang menarik kereta.
Kenia melewati beberapa bangunan yang juga besar dan megah seperti rumah Selena. Ia menarik kesimpulan bahwa di daerah ini penduduknya adalah orang-orang kaya. Mereka hidup mewah dengan lingkungan yang cukup sehat karena bebas polusi, jarak satu rumah dengan yang lainnya juga teratur sehingga mereka memiliki privasi dan kebebasan tanpa mengganggu tetangga.
Di depan sebuah bangunan, kereta kuda yang membawanya tiba-tiba berhenti. Kenia turun dan meninggalkan kereta misterius begitu saja. Ia berdiri mematung di depan bangunan tanpa gerbang, tidak tahu apa yang harus Ia lakukan, sedangkan kereta kuda yang membawanya pun berlalu.