Danique keluar dari kamar berharap bisa menjernihkan pikirannya, Ia meyakinkan diri bahwa suara tawa itu hanya meledeknya. Meski Ia ingin sekali mengejar makhluk asing itu dan merebut kembali gadisnya, tetapi saat ini Ia tidak memiliki dukungan apapun.
Langkah kakinya membawanya menuju ruang tengah dan membuka kulkas, tangannya refleks meraih sesuatu.
"Danique?!" suara ibunya menghentikannya.
Ia pun terkejut pada dirinya sendiri yang tengah memegang selembar daging mentah dan hendak melahapnya. Hampir saja Ia kalap, Ia lupa bahwa ini bukan rumah miliknya. Naluri hewaninya kelepasan membuatnya sangat malu.
"Itu masih mentah. Tunggu pelayan memasaknya dulu sementara Kau bersih-bersih sembari menunggu," ujar ibunya tanpa menanyakan apapun. Ia pun mengembalikan lembaran daging itu ke tempatnya.