Ia melompat, menerjang pepohonan, mencakar-cakar tanah yang lembab, dan mengumpat dalam pikirannya. Campuran amarah dan kesedihan menjadi satu. Ia sangat penasaran makhluk apakah yang mengambil gadisnya.
"Auuuuuuu."
"Rrrrrggghhhh."
Tidak terhitung berapa kali Ia menggerung dan melolong, puluhan pohon sudah tumbang membuat isi hutan berantakan tidak karuan. Serigala Danique terduduk lesu dengan dua kaki belakangnya. Ia menghadap ke timur berharap Dewi Bulan hadir saat itu.
Masih terekam dengan jelas bagaimana Ia bertemu dengan jodohnya pertama kali. Itu terjadi saat di kantor, tempat yang sangat berbahaya karena penuh dengan manusia biasa. Enam karyawan baru yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia sekitar dua puluh sampai tiga puluh tahun memasuki ruangannya.
"Gaess, mohon perhatiannya, Gaess!" manajer menepuk tangannya dan berseru ketika hendak memperkenalkan mereka satu persatu.
"Jodoh," serigalanya berbisik.