Chereads / Membenci Sebuah Janji / Chapter 25 - Pernikahan Ini Tidak Buruk

Chapter 25 - Pernikahan Ini Tidak Buruk

PEMBICARAAN mereka di lanjutkan di dalam kamar Rey. Tapi mereka beralih ke ruang tamu dengan dua dua kursi itu. Bella menatap ke arah kanan dan kiri. Dia mengira bahwa Rey sudah tinggal lama di sini. Karena arsitektur kamarnya berbeda dengan kamar miliknya. 

"Tampaknya kamu sering kesini," kata Bella lalu menghampiri Rey yang sedang duduk dan memegang ponselnya itu. 

"Mm. Terkadang aku kesini jika kurang nyaman dengan keadaan rumah," jawabnya dengan sangat dingin. 

"Dengan wanitamu?" tanya Bella sembari mendekatkan wajahnya kepada Rey. 

Rey membalasnya dengan tatapan tak suka. Bukan karena dirinya mendekat. Tapi karena Bella mengatakan kekasihnya sekarang. Entahlah, saat bersama Bella, dia tak mau berbicara wanita maupun laki-laki lain. 

Bella yang sadar dengan reaksi Rey, dia pun memundurkan langkahnya. 

"Pergi dan istirahatlah," pinta Rey sambil mendorong tubuh Bella keluar. 

"Tunggu. Aku ingin kue stroberi itu," kata Bella sambil melihat ke arah belakang. 

Rey melihat telunjuk Bella yang mengarah ke kue tersebut. Dia pun langsung mengambilnya dan mengarahkan ke wajah Bella. Walau kue tersebut tak langsung mengenai wajahnya, tapi tetap saja hal itu mengganggu Bella. 

Brak! 

Pintu kamarnya dengan cepat ditutup setelah Bella berhasil keluar. Bella mendengus kesal. Namun saat dia membawa kue stroberi di tangan kanannya, dia berhasil mengangkat sudut bibirnya ceria. Bella pun kembali masuk ke kamarnya. 

Sedangkan Rey, dia masih diam berdiri di belakang pintu. Dengan dada yang berdebar, dirinya memastikan Bella sudah masuk dan tak mengganggunya lagi. Tapi jika jantung Rey berdetak secepat ini, entah apa disebutnya. Apakah dia suka atau memang tak ingin diganggu? 

Rey berhenti memikirkan lemari tempat kue tersebut, dan dia pun langsung tidur menyambut acara besok. 

***

Acara yang dinantikan pun tiba. Semua keluarga kompak mengenakan gaun dan jas yang sama. Rey pun sudah selesai lebih dulu. Sedangkan Bella, dia masih sibuk dengan riasannya. 

Gedung mewah bernuansa putih dan cream, membuat gedung terlihat anggun dan mewah. Kue berbentuk istana menjulang tinggi. Kue tersebut bukan gabus. Tapi terbuat dari kue asli. 

Cover buku tamu undangan juga dibuat dengan tulisan Bella dan Rey menggunakan tinta yang dilapisi emas. Kemudian tempat duduk pengantin yang akan menjadi Ratu dan Raja dalam sehari itu, sangatlah indah. Kursi empuk dengan poletan emas yang mengkilap. Bunga berwarna merah muda bercampur daun yang segar, turut serta tersenyum di belakang kursi dan sudut manapun. 

Para pengiring pengantin juga memakai gaun selutut dan kupu-kupu indah yang terbuat dari kain serta sentuhan gliter sedang menari menyambut Ratu yang masih di dalam pintu tertutup itu. 

"Kepada Pengantin laki-laki dengan sang Ibu, di mohon untuk naik ke atas dan menyambut Ratu kita dengan bahagia. 

Rey dan Luna pun naik ke atas untuk menunggu Bella. Tatapan sendu terlihat jelas dari mata Luna. Dia tidak menyangka akan menikahkan anaknya dengan seorang wanita. Terlebih, dia adalah Bella yang menurutnya baik dan cerdas. Luna bukan tidak ikhlas. Tapi dirinya bersyukur Rey mendapatkan wanita seperti Bella. 

Sorakan para tamu undangan senantiasa membantu menyemangati dan menggugurkan perasaan sedikit panik mereka. 

"Rey, kamu sangat tampan saat tersenyum!" teriak seorang wanita paruh baya yang merupakan kerabatnya. Kakak dari Luna. 

Benar saja. Rey hari ini tersenyum lebih damai padahal Bella muncul di hadapannya. Ada perasaan bahagia sepenuhnya, entah datang dari mana. 

"Kemudian, untuk pengantin wanita bersama walinya, saya persilahkan masuk." 

Pintu berwarna coklat dengan ukiran klasik, terbuka selebar mungkin dan memperlihatkan Ratu yang sangat cantik. Semua orang berteriak. Sinar yang memancar ruangan di dominasi oleh dirinya. Bukan karena gaun yang indah. Tapi karena raut wajah yang cantik menghiasi dengan baik. Membuat semua orang tak berhenti memandangnya. 

"Kamu adalah Dewi!" teriak Kevin menggunakan kursi roda itu. Kevin dan Ibunya menghadiri pernikahan Bella dengan bahagia. Walau hati Kevin tak bisa berbohong. Dia patah hati sepatah-patahnya. Tapi jika Bella bahagia, hati yang patah itu tak akan melukainya lebih dalam. Karena kebahagiaan Bella adalah kebahagiaan dirinya. 

"Aku senang bisa mencintaimu. Walau Tuhan tak membuat hatimu berlabuh di hatiku. Bella, aku percaya kamu akan bahagia dengannya walau tidak sekarang," batin Kevin. 

Bella terus maju dibantu Simon yang sedari tadi tak berhenti mengusap air matanya. Seorang adik menangis bahagia karena kakaknya akan hidup dengan laki-laki lain. Bella sudah berbicara beberapa kali dengan Simon, jika adiknya itu ingin menentang pernikahan kakaknya. Tapi Simon kekeh, bahwa kakaknya harus menikah agar bahagia. 

Semakin Bella maju ke arahnya, Rey tiba-tiba meneteskan air matanya. Bella sangat cantik menurutnya. Dia seperti malaikat berhati baik. Sampai membuat Rey tak mau menyakiti Bella sedikitpun. 

"Nak Simon, tolong antarkan kakakmu yang sangat penyayang ini kepada laki-laki yang akan lebih membahagiakannya ini." 

Tangisan Simon semakin deras. Semua orang yang melihatnya tak berhenti mengusap matanya karena ikut terharu. Beberapa orang juga mengatakan agar Simon percaya kepada Rey. Alhasil, Simon pun mengantarkannya kepada Rey. 

Kini, Rey berpegangan tangan dengan Bella. Dengan Luna dan Simon di belakangnya, mengantarkan mereka ke tempat duduk menemui penghulu. 

Penghulu tampak memberikan satu dua patah kata tentang pernikahan yang hangat. Karena pernikahan merupakan sesuatu yang indah dan dapat membuat hidup lebih baik dengan orang yang tepat. Mereka juga banyak dinasehati agar saling percaya dan selalu bekerja sama. 

Penghulu mengarahkan Simon kepada Rey, untuk mengikuti janji sucinya. 

" Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, kakakku Bella Anastasya binti alm Merza Hadi. Dengan seperangkat alat Sholat dan mahar mas kawin 300 gram dan uang tunai 5 Milyar dibayar tunai," kata Simon. 

"Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah," kata Rey. 

"Bagaimana saksi? Sah?" 

"Sah!" jawab semua orang di seluruh ruangan. 

Mereka pun berdoa bersama. Dan kini, mereka sudah sah menjadi suami istri. Bella mencium punggung tangan Bella. Kemudian Rey mencium kening Bella dengan ... Tulus. 

Setelah akad nikah, saatnya memasuki acara resepsi. Semua orang menikmati hidangan yang disiapkan dengan baik. Kemudian di tengah acara, mereka juga memotong kue stroberi yang menjulang tinggi itu. Bella tak bisa menahan karena menginginkan stroberi walau satu. Rey yang mengerti, dia ambilkan stroberi itu untuknya dan menyuapinya. Semua orang menyuraki tingkah romantis mereka. 

Kemudian acara selanjutnya adalah berdansa. Rey dan Bella akhirnya melakukan dansa sungguhan setelah malam kemarin berlatih dadakan, namun Bella dan Rey berhasil melakukannya. 

Saat mereka tak sedang berputar, sesekali Rey tampak jahil dengan menekan pinggang Bella yang menggelitiknya. 

"Mau aku bunuh?" Bella membisik serius. 

"Kalau begitu, peganglah pundakku dengan erat," kata Rey sambil menarik pinggang Bella ke arahnya.