Chereads / Membenci Sebuah Janji / Chapter 30 - Menghilang Dan Akan Kehilangan

Chapter 30 - Menghilang Dan Akan Kehilangan

"Bella! Tunggu!" kata Rey tak didengar Bella. 

Bella tetap berjalan walau beriringan dengannya. Andai dirinya bisa lari, tapi kakinya cukup sakit bahkan untuk diajak berjalan. Wajah yang memar dan juga darah terdapat di sudut bibir dan matanya, menghiasi sudah keberantakan hari ini. 

Bella masuk minimarket untuk membeli obat dan beberapa keperluannya untuk lukanya sendiri. Beberapa kali Rey membantunya untuk mengambil barang yang tinggi, tapi Bella dapat meraihnya dengan cepat. 

Kemudian, Bella pun membayar ke kasir dengan ATM miliknya. Rey terheran lagi. Kenapa Bella tak memakai ATM darinya itu. Setelah selesai dengan pembayarannya, Bella duduk di dekat jendela, tempat para pengunjung minimarket makan. 

"Aku mau membantumu," pinta Rey yang malah dipukul punggung tangannya oleh Bella. 

Dengan sudut bibir yang tak terangkat, Bella mengobati lukanya. Rey juga beberapa kali ingin membantunya namun ditolak mentah-mentah, menggunakan sikap kasarnya. Karena menurut Belal, jika dia berbicara sesuatu yang menyakitkan, lebih baik diam. 

Bella terlihat merogoh tasnya dan mengalungkan ATM pemberian Rey. 

"Kenapa kamu mengembalikannya lagi?" tanya Rey tak enak. 

"Karena aku tak pernah butuh kamu. Seperti yang kamu katakan, Ama lebih membutuhkanmu dari pada aku." 

"Bella, bukan seperti itu maksudku," lirihnya. 

"Pergilah! Aku bisa jaga diri. Aku bisa kemana-mana sendiri, aku bisa masak dan membereskan rumah sendiri, aku pun bisa mencari uang sendiri. Aku juga bisa berkelahi. Jadi, untuk apa kamu pura-pura menjagaku dengan naif? Aku bukan wanita seperti itu!" jelasnya. Akhirnya, Bella berakhir berbicara yang akan menyakitinya. 

"Tadi aku sangat panik dengan Ama, Bella. Dia hampir ingin membunuh dirinya sendiri," katanya yang tak Bella pedulikan. 

"Lalu kenapa kamu tidak membelaku saat orang-orang menyudutkanku? Padahal di sini, kamu yang salah. Ah, karena aku tidak membutuhkanmu? Benar. Aku tidak pernah membutuhkanmu." 

"Bella, Bella," seru Rey sambil menarik tangannya. 

"Aku mau pergi sendiri! Jagalah kekasihmu itu, Rey. Dan aku sudah siap menanggapi komentar pedas fans mu itu, cih!" kata Bella lalu meninggalkan Rey yang masih bingung dengan perkataan Bella. 

Bella pun kembali ke penginapan mereka yang seharusnya menjadi momen membahagiakan. Tapi ternyata, semuanya lebih kacau. 

Bella sudah memesan tiket yang akan berangkat malam ini. Dirinya pun, langsung berangkat walau masih sore. Karena Bella enggan berlama-lama di tempat buruk itu. 

Sebelum dirinya berangkat, Bella selalu menatap ke belakang dan kanan kirinya. Ingin tahu apakah laki-laki itu menyusul juga atau tidak. Tapi sampai Bella duduk di kursi pesawat pun, hidung dia tak muncul juga. 

"Sudahlah. Apa yang aku harapkan?" katanya dalam hati sembari minum kopi. 

Selama diperjalanan, Bella mencari-cari tentang CEO Rey. Tak sampai satu menit, kejadian dirinya yang memukul orang-orang tadi sudah di unggah di berbagai media sosial. Membuat satu sudut bibirnya terangkat naik. Lalu, kaca mata hitam dan topi pun segera dia kenakan. 

Isi dari gosip itu, banyak sekali komentator yang mengatakan bahwa istri Rey merupakan pelakor karena sebelumnya Rey memiliki kekasih. Tapi mereka tidak tahu, jika Rey masih bersamanya. Banyak juga yang mengatakan bahwa Ama diancam untuk bunuh diri setelah Bella muncul, padahal orang-orang tadi menyuntingnya untuk di unggah ke media sosial. 

Bella menyandarkan kepalanya ke belakang. "Ah, bahkan untuk hidup pun ini sulit," katanya. 

***

Matahari sudah naik, membangunkan para penumpang yang sebentar lagi akan landas. Setelah pesawat landas, Bella pun langsung mengganti pakaian ke kamar mandi. Menggunakan samaran yang baik. Baju serba hitam dan wig berwarna ungu. Lalu kacamata hitam dan topi ikut serta akan penyamarannya. 

Bella pun bergegas untuk ke rumah kontrakan yang  lebih besar, dan menemui Simon yang sudah lebih dulu ada di sana. 

"Aku sudah sampai," kata Bella dalam pesan. 

Simon pun segera keluar untuk menjemput Bella, dengan khawatir. Sampai seseorang berambut ungu itu berjalan cepat dan sedang mendorong kopernya, Simon sudah bisa menebak bahwa itu adalah kakaknya. 

"Kak." 

"Ayo, ke dalam," ajaknya.

Bella pun langsung melempar wig yang tak nyaman untuknya. Simon yang mengerti kakaknya lelah, dia pun mengambil air dingin untuknya. 

"Uang yang kakak transfer, hanya bisa menyewa tempat ini tiga bulan. Kakak bilang ingin yang lebih besar," kata Simon dengan suara kecil. 

"Mmh. Tidak apa-apa. Ini bagus untuk kita." 

"Aku sudah melihat gosipnya. Itu tidak benar, 'kan? Kenapa kakak pergi sendiri? Dimana suamimu?" tanya Simon khawatir.

"Aish, jangan menyebut dia suamiku!" larangnya. 

"Haruskah aku mengejarnya setelah pulang?" 

"Jangan! Itu berbahaya!" teriak Bella yang membuat Simon terkejut. 

Kemudian, Bella pun memberitahukan tentang bagaimana dia bisa menikah sangat cepat padahal sebelumnya dia tidak berpacaran dengannya. Simon menganggap Bella sedang hoki. Tapi ternyata ini malah menjadi luka baginya. 

Bella juga berniat untuk tinggal di sini sementara bersama Simon. Bella tidak akan masuk kantor tanpa memberitahu bahwa dirinya keluar atau tidak. Bisnis kecil-kecilan adalah cara untuk menyambung hidupnya. Beruntungnya, Bella memiliki uang lebih untuk membuat produk bajunya dengan desain sendiri. 

Dan Simon, akan kembali menjadi pekerja paruh untuk membantu kakaknya, walau beberapa kali dilarang. Bella dan Simon tidak mengeluh tentang perubahan hidupnya yang sekilat, menjadi di bawah kembali. Karena mereka ingin mengambil kebahagiaan batin dulu. Setelah itu, baru kebahagiaan materi. 

Selain itu, Bella juga menceritakan semuanya tentang ancaman yang jika dirinya tak menurut, orang terdekatnya akan mengalami bahaya. Tapi Bella ragu semua itu akan terjadi. Jika lebih dekat, Rey tak sekejam itu. Tapi Bella akan memastikan, adiknya aman. Bella juga memberikan ponsel baru dan selalu bisa melacak dimana dirinya berada. 

"Aish, aku sangat kesal pada kekasihnya. Kemudian publik menyudutkan kakak sebagai orang yang salah. Dan lebih menjijikan lagi, kenapa Rey menjadi pengecut?!" kata Simon lalu mengacak rambutnya. 

"Kakak akan mulai menjualkan produk kita besok. Doakan, ya. Semoga laku. Untung kakak dulu sudah merancang banyak busana, jadi sekarang waktunya untuk memperdagangkan." 

"'Kakakku memang hebat!" pujinya yang diberi reaksi aneh oleh Bella. 

"Bagaimana mereka akan tahu jika kakak berjalan keluar?" tanya Simon khawatir kembali. 

"Untuk menghindari hal itu, aku akan diam di rumah. Dan untuk mengirim produk ini, aku bisa menyuruhmu, bukan? Tapi terkadang kamu tidak ada di rumah terus. Jadi, tolong belikan aku wig dan cat rambut, ya. Aku juga mau menggunting rambutku menjadi pendek," katanya. 

"Tapi rambutmu sangat cantik," ujar Simon memberikan ekspresi sedih. 

"Tidak apa-apa. Belilah. Oh, ya. Sepertinya kita harus memiliki beberapa barang karena seperti pindah rumah lagi, ya. Haha." 

"Aku akan mengambil sebagian dari kostan kampusku," sarannya sigap. 

"Jangan! Mereka pasti ada di sana, Simon," larang Bella sambil memukul kepala adiknya itu. 

"Ah, benar juga. Lagian jauh juga, ya," katanya. "Kakak, lalu bagaimana jika dia mencariku ke kampus?" tanya Simon takut.