Keesokan harinya.
Aurora bangun saat bell apartemen terus berdering, membuka matanya sedikit untuk melihat jam yang sudah menunjukan pukul sembilan pagi?
Sembilan—pagi?
Dengan cepat dirinya langsung melompat turun dari ranjangnya, dia ingat jika seharusnya mereka bangun jam delapan, Tuan Jewn pasti saat ini sedang menunggu di luar.
"Clara bangunlah!" Ucap Aurora.
"Aku masih mengantuk!"
dia mengambil handuk kimono untuk menutupi tubuh sekali membangunkan Clara, lalu dengan cepat berlari ke arah pintu.
Dengan tergesa-gesa dirinya langsung membuka pintu apartemennya.
"Selamat pagi—kau?" Raut wajah Aurora langsung berubah begitu melihat yang datang bukan Tuan Jewn, melainkan kekasihnya.
"River? What are you doing here?" Tanya Aurora dengan bingung, why? Bagaimana pria itu bisa tahu apartemen dan tidak berikan kabar pada dirinya?
"Surprise!! Hai baby, apakah aku membuatmu terkejut? Aku pikir aku akan salah rumah, ternyata ini benar apartemenmu." Ucap River, pria itu menunjukan senyuman manis di wajahnya, dia dengan tenang langsung memberikan pelukan pada kekasihnya.
"River, kau tidak menjawab pertanyaanku?" Tanya Aurora, dia langsung menjauhkan dirinya dari pria itu, tidak percaya dengan apa yang dia lihat, apakah River mengetahui pekerjaan? tidak apakah pria itu selama ini mengintai dirinya?
"Aku datang untuk ini—," River memperlihatkan sebuah undangan di tangannya, itu benar jika sekarang dia datang karena memang ada tujuan lain. "Sepupu yang ada di New York akan menikah besok dan aku mendapatkan informasi apartemen-mu dari Ayahmu, aku akan berada disini selama tiga hari."
Oh, Shit!!
Aurora hanya mengumpat dalam hatinya, semua kacau jika ada River disini, tidak bisa di percaya jika ayahnya memberikan alamat dirinya pada pria itu dan kenapa Aurora tidak pernah tahu jika pria itu memiliki sepupu.
Oh, ya dirinya lupa jika Aurora tidak pernah menanyakan hal apapun tentang kehidupan pria itu atau keluarganya, apapun tentang pria itu dia tidak pernah minat untuk tahu, jadi kenapa sekarang dia terkejut?
"Ayah? aku tidak memeriksa ponselku sejak kemarin jadi aku tidak tahu, aku sibuk dengan pekerjaanku River."
Pria itu mengangguk paham, dia memberikan sebuah kotak pada wanita itu yang memang sebelumnya sudah dirinya persiapkan.
"Apa ini River?" Tanya Aurora, pria itu memang sering memberikan dirinya hadiah bahkan sampai menumpuk di kamarnya, hanya saja kali ini untuk tujuan apa?
"Aku ingin kita pergi ke acara pernikahan sepupu, aku sudah membelikan gaun jika kau menyukai kenakan saja, atau jika tidak suka kita bisa membeli, jika memang kamu sangat sibuk bisakah kita bertemu saat makan malam?"
Aurora hanya menunjukan senyuman tipis di wajahnya, astaga pria itu sepertinya memang selalu sempurna dalam hal apapun, mau tidak mau dia harus menerima pemberian pria itu dan berusaha mencoba untuk meminta waktu libur besok.
"Tentu saja aku akan mengenakannya, aku akan menghubungimu nanti, jadi sampai jumpa." Balas Aurora, wanita itu segera masuk ke dalam apartemennya, bagaimana dia menghadapi situasi nantinya.
Aurora memutuskan untuk menyimpan kotak itu di dalam lemari pakaiannya, lalu berjalan ke arah dimana Clara yang masih tertidur, aneh kenapa Tuan Jewn tidak datang, apakah rencana hari ini juga di batalkan?
"Clara, bangunlah! ini sudah bukan pagi." Ucap Aurora, dia menarik selimut untuk membangunkan Clara yang bersembunyi di dalamnya.
"Lima menit! aku mohon beri aku lima menit untuk tidur Aurora, semalam aku tidak bisa tidur, kau mengerti bukan?" Tanya Clara, wanita itu berkata sampai memejamkan matanya, menarik kembali selimut menutupi tubuhnya.
"Baiklah, aku akan menelpon Tuan Jewn, jika kau tidak bangun dalam lima menit aku akan menyirammu."
Aurora menjauh dari kamar tidur, dia mencari dimana keberadaan ponselnya, terkadang dia lupa meletakkan dimana, tapi terkadang juga dia ingat, benda itu memang sangat penting tapi untuk Aurora yang sibuk di dunia nyata tidaklah begitu penting.
"Ayah, ibu dan river, mereka memang selalu memenuhi notifikasi ponselku." Aurora membersihkan seluruh notif yang memenuhi layar ponselnya. "Aku ingat jika disini ada nomor pria itu."
Sampai akhirnya panggilan itu masuk dan langsung di jawab oleh Tuan Jewn.
"Tuan Jewn, bisakah aku lebih jadwal minggu ini?"
Wanita itu langsung pada intinya, mungkin saat ini pria itu sedang sibuk dan tidak sempat untuk datang kesini, jadi akan lebih baik dia minta saja.
Tuan Jewn : "memang apa yang ingin kamu lihat Aurora, apakah telah terjadi sesuatu padamu?"
"Tidak, aku hanya ada urusan mendesak besok, jadi aku berencana untuk libur, apakah kau sungguh sibuk? hari ini tidak ada yang bisa kita lakukan?" Tanya Aurora, di kembali melangkah untuk menemui Clara, membangunkan wanita itu memang menjadi pekerjaannya sehari-hari.
Tuan Jewn : "Hari ini aku harus kembali, aku dalam pesawat dan mungkin malam baru aku sudah kembali ke New York, aku akan mengirimkan jadwal minggu ini, jadi kalian istirahatlah dan jangan lupa untuk latihan menari lagi."
Aurura harus senang atau sebaliknya bingung karena kenapa tidak hari esok saja liburnya, padahal hari ini tidak ada kegiatan yang harus mereka lakukan dan sedangkan besok dirinya harus menghadiri pernikahan sepupunya River.
"Baiklah, aku tunggu secepatnya."
Setelah itu Aurora menjatuhkan tubuhnya di ranjang lagi, jika tahu akan seperti ini mungkin dia tidak akan membukakan pintu dan tidak akan bertemu dengan River, menyebalkan sekali hari ini.
"Berhentilah menghela nafas! itu mengusikku." Ucap Clara, wanita itu akhirnya bangun karena dia terusik dengan Aurora yang menindihi tubuhnya.
"Clara, aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi hari esok."
Clara menyingkirkan selimut di tubuhnya, mengangkat kepala menatap tidak percaya pada wanita yang kini ada di sampingnya, ini bukan seorang Aurora yang tidak pernah memikirkan nasib dirinya.
"Why? Apa yang sebenarnya terjadi? kau jatuh cinta pada seseorang?" Tanya Clara, dia sampai mengubah posisinya agar bisa mendengarkan cerita wanita itu dengan baik.
"Apakah aku hanya memikirkan hal itu!? Aku sedang menghadapi situasi dimana aku pusing, kekasihku ada di new york dan besok dia mengajakku untuk menemaninya, lalu tiba-tiba Tuan Jewn kembali ke kantor hari ini dan kita libur—,"
Aurora menghentikan ucapannya untuk menatap ke arah Clara, "Dan aku yakin besok sangat sibuk, jadi apa yang harus aku lakukan? semua ini terjadi begitu mendadak, aku bahkan belum melihat jadwal minggu ini."
Clara memberikan anggukan paham. "Dokter tampan itu? dia di new york, wow bukankah itu sangat romantis kalian bisa menghabiskan waktu bersama."
Aurora hanya bisa menghela nafas mendengarkan ucapan temannya, apakah di dalam otaknya hanya itu saja, jika dia menolak untuk pergi bersama dengan River karena tidak bisa mengabaikan pekerjaan bukankah dia pacar yang jahat?Wanita itu memilih untuk mengabaikan Clara dan menatap ponselnya, melihat sebuah file yang di kirimkan oleh Tuan jewn pada dirinya, dengan cepat dia membacanya dan senyuman langsung terukir dalam wajahnya.
Tidak terlalu buruk karena sesuai dengan harapannya.