Chereads / Dangerously in love with mafia / Chapter 9 - Bab 09 - Dinner

Chapter 9 - Bab 09 - Dinner

Malam harinya.

Aurora memenuhi janjinya untuk makan malam bersama dengan River, setelah seharian berlatih akhirnya dia bisa keluar dari apartemennya, belum sempat dia menikmati waktu untuk menjelajahi kota New York.

Cukup indah di malam hari untuk berjalan mencari restoran terdekat, jalanan yang Aurora lewati dengan River cukup ramai.

"Apakah kau mau ke restoran italia?" Tanya River, pria itu menghentikan langkahnya, hanya untuk melihat wanita itu dengan pakaian sederhananya.

"Malam ini kau yang mengajaknya jadi kenapa harus aku yang menentukannya." Ucap Aurora, dia hanya ingin keluar karena begitu bosan di apartemen, soal makanan lidahnya cocok dengan makanan apapun selagi bukan makanan yang hambar.

"Sebenarnya aku ingin mengunjungi restoran yang populer di sini tapi seperti kita harus mengantri." Jawab River, ya dia sudah reservasi restoran yang populer di kota ini tapi begitu sampai cukup ramai antrian.

"Restoran italia tidak begitu buruk." Jawab Aurora, dia hanya merasa tidak mau mengulur waktu untuk lebih lama bersama pria itu, malam ini dia harus istirahat lebih awal.

River hanya memberikan senyuman tipis, lalu pria itu menggandeng tangan kekasihnya karena restoran italia itu memang berada di seberang jalan, jadi harus melangkah bersama.

Aurora awalnya hanya merespon dengan terkejut, ini pertama kalinya River menyentuhnya tanpa izin, dia hanya menatap heran lalu fokus pada jalanan yang ada di hadapannya, dimana kini dirinya berdiri di hadapan sebuah restoran.

Tidak terlalu ramai, masih ada beberapa meja kosong dan tidak lama Aurora melangkah masuk ke dalam setelah River membukakan pintu untuknya.

Lalu dia mengikuti langkah River, awalnya memang tidak terlalu ada yang menarik perhatiannya sampai dimana saat dirinya hendak duduk di kursi yang sudah River sediakan untuknya, tatapannya bertemu dengan seseorang membuatnya terkejut.

Bagaimana bisa pria itu berada disana? Aurora merasa aneh sekarang, kenapa pria seakan sedang mengintai dirinya?

"Sayang, menu di daftar apakah kamu ingin memesan sendiri?" Tanya River, pria itu menunjukan daftar menu pada wanita di sampingnya.

Tapi tatapan wanita itu hanya melihat ke arah lain, penuh dengan serius tatapannya

"Aurora, apa yang sedang kamu lihat?" Tanya River lagi, pria itu mencoba untuk bertanya pada wanita itu apa yang sedang wanita itu lihat.

Aurora langsung mengalihkan pandangannya, kenapa dia bisa begitu serius menatap pria itu, apakah dia sangat terkejut dengan adanya pria itu di sini.

Rasanya mustahil untuk di pikirkan kembali, dari sekian banyak restoran di kota New York ini rasanya tidak mungkin bertemu di tempat yang sama, Aurora saja tidak bertemu dengan Clara yang sedang makan malam dengan Tuan Jewn.

Tapi kenapa bisa bertemu dengan pria itu di restoran ini?

"Sama saja dengan pilihanmu." Jawab Aurora, dia memilih untuk menatap ke arah kekasihnya, mengabaikan pria itu untuk apa dirinya peduli, cukup abaikan saja.

"Pelayan." Panggil River, pria itu tidak lagi membuka buku menu, karena dia ingin memesan makanan yang populer di tempat ini.

"Aku ini memesan makanan yang populer di restoran ini untuk aku dan kekasihku."

"Baik Tuan, makanan akan sampai dalam waktu dua puluh lima menit, untuk minuman apakah anda ingin sesuatu?" Tanya pelayan itu lagi.

"Wine 1996." Ucap Aurora, hari ini dia ingin sedikit minum alkohol, dia mendekatkan dirinya ke arah River lalu bersandar di bahu pria itu.

"Sudah hanya itu saja." Lanjut River, dia terkejut dengan apa yang wanita itu lakukan, tapi dirinya memilih untuk menaruh tangan di pinggang wanita itu.

Pelayan itu mengangguk paham lalu setelah mencatat dirinya langsung pergi meninggalkan tempat itu.

"Aku harus ke toilet sebentar." Aurora meninggalkan tas yang dia kenakan, dan hanya membawa ponselnya dengan langkah cepat dia memilih untuk ke toilet.

Hanya memastikan sesuatu, apakah pria itu akan mengikuti dirinya atau sebaliknya tidak.

Begitu masuk ke dalam Aurora hanya melakukan pengecekan riasan di wajahnya, dia memilih untuk mengikat rambutnya hingga memperlihatkan indahnya area leher itu.

Lalu setelah itu dia keluar lagi, begitu kakinya baru melangkah satu dari toilet di hadapannya langsung bertemu dengan pria itu, dengan elegan Aurora mengangkat kepalanya.

"Nona manis? Kita bertemu lagi bukan? Tapi kali ini kau dengan seseorang, kekasihmu?" Tanya pria itu dengan mengajukan banyak pertanyaan langsung pada wanita itu.

Seperti seorang pria yang memergoki istrinya sedang berselingkuh di belakangnya.

"Maaf Tuan, apakah anda punya hak untuk bertanya hal itu? Kita bahkan hanya baru bertemu beberapa kali." Ucap Aurora, dia muak dengan pria yang seperti ini, dia pikir Julian akan berbeda ternyata sama agresifnya.

"Dan aku pergi dengan siapapun anda tidak punya hak untuk mengetahui, maaf tapi aku memiliki waktu yang tidak baik, jadi aku rasa pembicaraan harus di selesai, senang bertemu dengan anda."

Aurora memilih untuk melangkah tapi pria itu mencegahnya dengan menarik tangannya dan menghantamkan tubuhnya pada dinding, lalu kedua tangan bersandar di sisi tubuhnya, mengurung dirinya untuk tidak bisa lepas dari pria itu.

Julian mendekatkan dirinya pada wanita itu, lebih tepatnya dia meletakan wajahnya di telinga wanita itu. "Tapi kau pernah mengaku pergi ke apartemenmu, bukankah itu sebuah ajakan?"

Aurora hanya bisa menarik sudut bibirnya. "Sejak awal aku tidak pernah mengatakan aku ingin tidur denganmu, jadi darimana ajakan itu? Aku hanya meminta di buatkan minuman, hanya itu saja."

Aurora menunduk lalu dengan mudahnya dia melepaskan dirinya dari kurungan pria itu, melangkah kembali ke meja makan dimana River menunggu dirinya.

Untungan dia bisa mengendalikan dirinya dengan tanpa menunjukan wajah tegangnya, pria itu benar-benar memiliki tenaga yang hebat, biasa jika tangannya di tarik Aurora bisa membalik dengan mematahkan tangan, tapi dengan pria itu sulit sekali melawannya.

"Apakah aku terlalu lama? Makanan sudah datang." Begitu Aurora datang meja sudah dipenuhi dengan makanan yang pria itu pesan, tapi kenapa banyak sekali.

"Siapa yang akan menghabiskan semua ini, apakah sulit memesan satu makanan?"

"Duduklah, makan yang kamu suka sisanya abaikan saja." Jawab River, pria itu menarik Aurora untuk duduk di kursi lalu menyuruh wanita itu memilih makanannya yang dia inginkan.

Aurora hanya bisa memasang wajah datar, ini yang sangat dirinya tidak sukai dari pria itu, tidak bisa mengerti dirinya, jika makanan sebanyak ini dia juga akan bingung memilihnya.

Akhirnya pilihannya jatuh pada steak, hanya itu yang memang rasanya menggoda untuk dimana.

"Aku memilih ini."

"Biar aku potongin untukmu."

Aurora memberikan angguk padanya lalu dia memilih meneguk wine yang ada di dekatnya, entah kenapa dia merasa begitu haus sejak bertemu dengan pria itu.

"Aku harap besok kamu bisa menghadiri pernikahan itu." Ucap River sambil memotong steak menjadi bagian kecil agar mudah di makan oleh wanita itu.

"Aku akan menemanimu, kebetulan besok aku libur." Jawab Aurora, dia menaruh gelas itu setelah meneguknya hingga setengah, menerima piring yang sudah River potong dagingnya.

"Aku akan menjemputmu jam sembilan pagi."