Aurora tidak tahu dirinya akan di bawa kemana, selama di bawa pergi pria itu menutup matanya dan juga mengikat kedua tangannya, jadi bagaimana dia bisa mengetahui kemana pria itu membawanya.
Sampai dimana Aurora merasa tubuhnya di paksa untuk turun, dengan sedikit tidak mau Aurora melakukan perlawanan, tangannya berusaha untuk membuka penutup mata tapi begitu sulit untuk dirinya lakukan, sampai akhirnya dia merasa turun dari mobil dan kini dirinya berjalan ke sebuah tempat, mungkin gedung.
Dia memilih untuk dia karena memang penting untuk tahu rencana yang akan di lakukan oleh mereka, jika dia melawan dirinya dalam ancaman, kini dia tidak tahu berapa banyak orang yang sedang mengawasi dirinya, itulah kenapa Aurora hanya diam saja sekarang.
'Sepertinya sekarang aku berada di dalam lift.' Ucap Aurora dalam hatinya, karena tubuhnya seakan di bawa oleh ke atas, dia hafal sekali.
Dan suara pintu lift terbuka membuatnya langsung tahu, mereka membawa dirinya ke sebuah Rooftop mungkin, karena terdengar sangat berisik saat keluar dari lift, seperti ini adalah tempat landasan para helikopter bersandar, pria itu senggang menggunakan ini agar dirinya tidak tahu apapun?
"Jalanlah lebih cepat!" Ucap seorang pria yang mendorong Aurora untuk mempercepat langkahnya, karena memang waktu yang sedikit mereka harus buru-buru meninggalkan tempat ini.
"Bagaimana aku bisa berjalan dengan cepat jika aku saja tidak bisa melihat dengan baik." Balas Aurora, dia tidak mengerti kenapa semua orang disini seakan begitu terburu-buru, apakah agensi yang menaungi Aurora mulai melakukan pergerakan?
'Aku mereka segera menemukanku dan menyelamatkanku, aku sungguh takut saat ini, tapi ini juga hal bagus karena aku akan mengetahui siapa mereka.' Ucap Aurora dalam diamnya, lalu dirinya langsung memutuskan untuk mempercepat langkahnya, walau kini dirinya di angkat dan di suruh duduk lagi.
Dan saat itulah penutup matanya terbuka, tatapannya langsung bertemu dengan pria itu yang duduk di depannya, Aurora hanya memberikan tatapan datar padanya, apa yang harus dirinya lakukan?
Jadi pria itu menggunakan jet pribadi untuk membawa kabur?
"Sekarang kau terlihat lebih tenang." Ucap pria itu, dia membuka kacamata yang dirinya kenakan, lalu menyimpannya di kantung kemeja yang dirinya kenakan, sedikit memajukan tubuhnya agar bisa lebih dekat dengan wanita di hadapannya.
"Memang apa yang harus aku lakukan?" Tanya Aurora, dia menyandarkan tubuhnya, menyebalkan sekali untuknya, bagaimana bisa seorang agen rahasia malah terjebak bersama dengan seorang mafia?
"Menari untukku pun tidak masalah, apapun kau lakukan aku akan selalu senang menerimanya." Ucap pria itu, lalu datanglah seorang pramugari dengan pakaian yang begitu ketat, mengantarkan minuman untuk pria itu dengan gaya yang membuat Aurora mengalihkan pandangannya.
"Kau tidak mau?" Tanya pria itu, dia memberikan senyuman pada pramugari itu setelah memberikan minuman untuknya, pria itu menunjukan sifat aslinya pada wanita itu.
"Aku tidak haus, mau sampai kapan kau akan mengikat tanganku, apakah aku sekarang tawananmu?"
"Tuan, ada telepon masuk, apakah anda ingin menjawabnya?" KIni seorang pria berpakaian jas mendekati pria di hadapan Aurora sambil menunjukan ponsel di hadapannya.
Julian mengambil ponsel itu dan meninggalkan kursinya begitu saja.
Aurora hanya bisa menghela nafas sampai akhirnya dia memilih untuk melihat ke arah luar jendela, melihat pemandangan saat jet ini sudah terbang dari landasannya, apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang akan dirinya lakukan bersama dengan pria itu, dari pengamatannya selama ini.
Jika itu masih belum tahu siapa Aurora sebenarnya, dia hanya berpikir jika pria itu hanya menginginkan mainan baru, itu berarti dia akan membuat Aurora tunduk padanya dan melakukan hal yang dirinya sukai, ini hanya pemikiran awal dari Aurora, soalnya pria itu selalu saja di keliling oleh banyak wanita.
Sampai akhirnya rasa bosan menghampiri dirinya, membuat dirinya tidak tahu harus melakukan apa, tangannya juga seperti sudah mati rasa, pergelangan tangannya mulai memerah hingga mungkin akan terluka, hingga perlahan Aurora mulai merasa lelah dan akhirnya dia memutuskan untuk memejamkan matanya.
**********
Aurora membuka matanya, bagaimana dia bisa sampai tertidur seperti ini, yang kini dirinya lihat adalah sebuah kamar? Tidak mungkin bukan, begitu dirinya bangun dari posisinya dirinya melihat pria itu yang duduk di hadapannya dengan menggenggam wine di tangannya, dia menekan kimono sutra yang kainnya begitu licin dan juga lembut, memperlihatkan dada bidangnya yang terekspos begitu sempurna.
Tatapan Aurora tertuju pada tubuhnya, kenapa? dia hanya mengenakan pakaian yang begitu tipis? dengan cepat tangannya langsung menyilang untuk berhenti membuat pria itu menatap ke arah dirinya, dia merasa sedikit gugup hingga begitu ragu menatap pria itu.
Apakah telah terjadi sesuatu pada dirinya selama tidur? apakah pria itu juga yang mengganti pakaian?/ bagaimana kau bisa lengah seperti ini Aurora?
"Kenapa kau melakukan hal ini!? Dan berhenti menatapku seperti itu!" Ucap Aurora, dia semakin merasa risih dengan tatapan itu sampai harus menarik selimut yang ada di dekatnya.
"Kamu tidak ingat? sayang sekali." Ucap pria itu, dia mengecup wine yang di dalam gelas, lalu meletakkannya kemeja di hadapannya, melangkah mendekati wanita itu meletakan satu tangannya di atas ranjang.
Dengan sigap Aurora langsung melangkah mundur karena pria itu mendekati dirinya, dia tidak akan membiarkan pria itu melakukan sesuatu pada dirinya.
"Ingat apa? aku tidak ingat apapun, jangan mencoba menipuku!"
Pria itu hanya menarik sudut bibirnya, lalu dengan cepat dia menahan pergelangan kaki wanita itu, karena tindakan yang begitu cepat membuat wanita itu berusaha melawannya dengan menggerakan kakinya, dengan mudahnya dia menarik kaki itu dan membuat wanita itu berbaring di ranjangnya.
Dengan sekali gerakan cepat pria itu mengepal kedua tangan wanita itu di atas kepalanya, meletakan satu kakinya di pertengahan, agar tidak ada hal yang bisa dia lakukan untuk memberontak dirinya, dengan begitu wanita itu berada dalam genggamannya.
"Lepaskan! Apa sebenarnya keinginan dirimu?" Tanya Aurora, situasi ini benar-benar menjebaknya, jika dia melakukan perlawanan pria itu bisa membuat dirinya dalam bahaya.
"Menghapus jejak disini." Tangan pria itu terulur mengusap bibir wanita yang ada di bawahnya, dengan penuh lembut dia menatap bibir itu, hal yang sejak lama selalu mendorong dirinya untuk lebih tahu tentang wanita itu.
Aurora menggelengkan kepalanya, menjauhkan tangan itu dari wajahnya. "Kau salah berurusan denganku! tubuhku hanya milikku!"
"Tidak, kau akan menjadi milikku, semuanya aku akan membuat semua tubuh menjadi kecanduan denganku." Ucap pria itu dengan sedikit kasar pria itu menarik wajah wanita itu dan langsung menciumnya, lebih tepatnya dia menggigit bibir wanita itu sampai terluka.
Lalu sedikit menjauh darinya, mengusapkan darah itu lalu menghisapnya. setelah melakukan hal itu pria itu memutuskan untuk melepaskan semua cekalan yang dirinya lakukan di tubuh wanita itu.
"Jaga dirimu dengan baik, aku akan segera kembali."