Chereads / Dangerously in love with mafia / Chapter 14 - Bab 14 - swimming pool

Chapter 14 - Bab 14 - swimming pool

Tiga hari berlalu begitu saja, tidak bisa di percaya jika waktu berlalu begitu saja dan Aurora terjebak entah itu dimana, sebuah tempat yang rasanya sulit sekali di tembus dengan hal apapun.

Bahkan dirinya terkurung di sebuah kamar dengan pengawasan yang super ketat, hingga tidak ada yang bisa membuatnya melakukan hal apapun, kamar yang sebuah akses untuk keluar dari sana di blokir untuknya, seperti sebuah tawanan Aurora hanya bisa menunggu sampai pria itu menemui dirinya.

"Buka pintu ini!" Teriak Aurora, walau mungkin hal yang dirinya lakukan begitu sia-sia, dia hanya sedang memancing pria itu untuk segera menemuinya, hanya itu saja dia terus berteriak di pagi hari bahkan saat menjelang malam dirinya juga akan terus seperti ini.

"Jika kalian tidak mau membukakan pintu ini, aku akan menghancurkan kamar ini!" Ucap Aurora, wanita itu sekarang dalam keadaan yang begitu buruk, dia selama berada disini menolak untuk makan bahkan membersihkan dirinya, karena dia hanya mau segera pergi dari tempat ini.

JIka dia hilang dan kabar ini sampai ke ayahnya, Aurora hanya tidak mau membuat pria itu mengkhawatir dirinya, apalagi semua pekerjaan menjadi lambat karenanya, ibunya pasti akan bersedih, akan banyak masalah yang datang juga.

"Jika kalian tidak mau membuka pintu ini—," Aurora menghentikan ucapannya saat dia melihat siapa yang berada di hadapan saat pintu terbuka, dirinya mencoba untuk lari begitu pintu terbuka tapi dengan mudahnya tubuhnya di tahan oleh mereka, lalu kedua tangannya di cekal oleh beberapa orang itu.

"Lepaskan! apa yang mau kalian lakukan!" Berontak Aurora, dia mencoba melepaskan tangannya walau kini tubuhnya di paksa untuk jalan mengikuti kemana mereka ingin membawa dirinya, dia bahkan tidak tahu harus melakukan hal apa saat ini dan apa yang ingin mereka lakukan padanya.

"Diamlah Nona, kamu tidak mau membuatmu terluka." Ucap salah satu yang mengenggam tangan wanita itu.

Ini pertama kali Aurora keluar kamar, lalu dia terus memperhatikan semua orang yang membawanya, ke arah halaman luar, dimana ada sebuah taman besar dan juga ada kolam renang, di sana juga ada beberapa pria berjas yang sedang berdiri di ujung tepi kolam.

"Lepaskan dia!" Ucap seseorang yang keluar dari kolam renang, dimana semua pria berjas itu langsung mendekati dan memberikan sebuah handuk kimono untuknya, bahkan ada juga yang membawakan payung untuknya, seorang pria yang di perlakukan seperti Yang Mulia.

"Biarkan dia, aku ingin berbicara dengannya, yang lain bisa meninggalkan tempat ini." Lanjutnya.

Sesuai dengan perintah semua orang itu pergi meninggalkan tempat, dimana kini tidak ada lagi yang menggenggam pergelangan tangannya Aurora, wanita itu tampak sedikit menyentuh tangannya, karena memang sesakit itu pegang apalagi dirinya juga melakukan perlawanan.

Wanita itu memberikan tatapan tajam pada pria yang ada di hadapannya, dia tidak akan mengatakan hal apapun karena memang dia hanya mau melihatnya saja.

"Bagaimana? apakah menyenangkan terkurung disana?" Tanyanya, Julian mendekati wanita itu dengan wajahnya angkuhnya, memperhatikan keadaan wanita itu yang sangat kacau.

"Tidak ada yang menyenangkan setelah bertemu denganmu!" Jawab Aurora, dia mengalihkan pandangannya dan menepis tangan pria itu saat akan menyentuh wajah.

Julian tidak menyerah begitu saja, pria itu menarik tubuh wanita itu dan menahan kedua tangannya, tangan lainnya menahan pinggang agar tidak ada pemberontakan yang bisa lakukan wanita itu.

"Apa tujuan melakukan semua ini, jadi inginkan nyawa maka ambillah." Ucap Aurora, dia lebih baik gugur dalam misinya kali ini daripada dirinya harus menjadi bagian dari pria itu.

"Nyawamu hanya aku yang tahu kapan itu akan aku ambil, tidak akan seru jika aku langsung membuatmu mati, jadi ada hal kita lakukan bukan?" Tanya pria itu, sungguh entah apa tujuan dari wanita itu mengatakan, padahal Julian hanya menginginkannya menjadi miliknya atau mainnya.

"Aku tidak akan mau melakukan apa yang kau inginkan! kau salah berhadapan denganku." Ucap Aurora, dia tidak bisa menolak saat pria itu membuatnya sulit menjauh, genggaman di tubuhnya lebih kuat dari tiga orang yang memegangnya tadi.

"Siapa yang menaruh harapan? apa kamu berharap sesuatu padaku?"

Aurora memutar bola matanya dengan malas, dia sangat tidak suka dengan cara bicaranya dan juga dia berbicara, semuanya yang ada di dirinya.

Julian dengan mudahnya mengangkat tubuh wanita itu, lalu kakinya melangkah mendekati tepi kolam dan dengan mudahnya dia melempar tubuh wanita itu ke kolam, dia hanya ingin memaksa wanita itu membersihkan dirinya.

Karena hari ini dirinya berencana untuk membawanya ke suatu tempat, jadi tidak mungkin dirinya membawanya dalam keadaan kacau seperti itu.

Aurora hanya menatap pria itu dengan tajam saat dia muncul di permukaan kolam, tubuhnya dan semuanya sudah basah.

'Aku akan membuatmu tertunduk padaku, aku akan mempermainkanmu.' Ucap Aurora dalam hatinya, sudah mengatakan janji itu maka tidak akan lama, pria itu akan mudah dirinya kendalikan.

"Ada apa dengan tatapan itu? sekarang kau membenciku?" Tanya Julian, pria itu sampai terduduk di tepi kolam memperhatikan wanita itu yang semakin dingin menatap dirinya, dia masih mencari dimana tatapan yang dia berikan saat pertama bertemu dengan dirinya.

"Kau! bodoh." Ucap Aurora, dirinya segera keluar dari sana, tidak ada yang bisa dirinya lakukan, jika hanya mengikuti pria itu akan seperti anak kecil yang bahagia di berikan mainan.

Julian hanya menunjukan seringainya, matanya terus mengikuti apa yang wanita itu lakukan sampai dia keluar dari kolam renang, dimana tubuhnya langsung terlihat begitu indah dengan pakaian basahnya.

"Kenapa? aku hanya menyuruhmu mandi, menerima laporan kau bahkan tidak mau makan." Ucap Julian, pria itu mendekati wanita yang kini melepaskan kaos yang dirinya kenakan dan juga celana jeansnya.

Hal tidak terduga yang wanita itu lakukan, Julian bahkan tidak berpikir wanita itu akan melakukannya, memperlihatkan sebuah tato yang ada di punggungnya? saat menarik dia tidak memiliki tato.

"Kenapa? kau terpesona padaku?" Tanya Aurora, dia meremas rambutnya agar air itu berkurang, ini hanya sebuah awalan dimana dia akan membuat pria itu tunduk padanya.

"Aku selalu menyukai tubuhmu, apakah ini sebuah undangan untukku?" Tanya Julian, pria itu melangkah mendekati wanita itu dan melepaskan handuk yang dirinya kenakan.

"Undangan? sayang sekali, aku tidak semudah yang kau pikirkan!" Jawab Aurora, dirinya langsung melompat ke kolam, karena sudah terlanjur basah kenapa dia tidak memanfaatkan untuk berenang.

"Ya, nikmati saja, kita akan pergi nanti siang."

Aurora hanya menatap pria itu yang pergi meninggalkan tempat ini setelah mengatakan hal yang menimbulkan sebuah pertanyaan di dalam dirinya, memang kemana dirinya akan pergi bersama pria itu?